tag:blogger.com,1999:blog-49273619555980252222024-03-18T16:48:14.589+07:00SHARE OUR KNOWLEDGESciences As A Pilot For Each Our Activity, and Share Our Knowledge Didn't Make A Dead Loss But Would Be Improved On About It.Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.comBlogger20125tag:blogger.com,1999:blog-4927361955598025222.post-79955111870072944832009-06-08T19:40:00.000+07:002009-06-08T19:49:49.093+07:00Menanggapi Fatwa Tentang Facebook<meta equiv="CONTENT-TYPE" content="text/html; charset=utf-8"><title></title><meta name="GENERATOR" content="OpenOffice.org 3.0 (Win32)"><style type="text/css"> <!-- @page { margin: 2cm } P { margin-bottom: 0.21cm } --></style><div style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-family:Calibri,sans-serif;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Verdana,sans-serif;">Kita tahu bahwa orang saat ini baru demam FB (facebook) dari semua kalangan dan usia baik yang muda maupun yang tua semuanya kenal dengan FB. FB yang banyak digunakan sebagai alat komunikasi cybernet seperti halnya pendahulunya misal friendster maupun email. Seperti dengan para pendahulunya namun FB ini memiliki fitur yang lebih mudah dan lengkap untuk menjalin koneksi dengan orang lain tanpa batas.</span></span></span></span></div> <p style="margin-bottom: 0cm; widows: 2; orphans: 2;" align="justify" lang="en-US"> <span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-family:Calibri,sans-serif;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Verdana,sans-serif;">Seiring dengan perkembangan penggunaan FB tersebut, belum lama ini telah keluar fatwa baru setelah fatwa tentang haramnya merokok pada kondisi tertentu yaitu tentang haramnya facebook. Seperti halnya dengan fatwa pendahulunya juga yang mengenai rokok fatwa FB ini pun banyak menerima kritik dan tanggapan yang pedas serta tidak mengenakkan dihati yang dikeluarkan oleh kalangan pengguna FB dan blogger. </span></span></span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0cm; widows: 2; orphans: 2;" align="justify" lang="en-US"> <span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-family:Calibri,sans-serif;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Verdana,sans-serif;">Sungguh ironis, seorang yang berilmu (para blogger dan pengguna FB, red) mengeluarkan komentar tanpa melihat dan memahami secara detail fatwa tersebut. Perlu kita semua tahu bahwa isi dari fatwa tersebut adalah larangan penggunaan FB jika menimbulkan nafsu syahwat ataupun mampu menimbulkan zina. Hal itu dikeluarkan karena adanya survei yang telah dilakukan oleh sebelumnya dan pengambilan keputusan tersebut bukan oleh satu ataupun dua orang namun oleh ratusan orang yang mewakili dalam pertemuan tersebut. </span></span></span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0cm; widows: 2; orphans: 2;" align="justify" lang="en-US"> <span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-family:Verdana,sans-serif;"><span style="font-size:85%;">Kalau kita mampu mencerna isi dari fatwa tersebut, menunjukkan bahwa sebenarnya Fb itu sendiri tidaklah haram selama penggunaanya tidak menyimpang dari jalur agama dan menjerumus ke dalam kemaksiatan. Seperti halnya seseorang misalkan si fulan yangmembunuh orang lain dengan pisau, bikan berarti pisau tersebut haram/berdosa jika digunakan akan tetapi untuk membunuh orang itu yang berdosa. Kalau pisau tersebut haram digunakan berarti kegiatan ibu-ibu yang menyiapkan bumbu masakan dengan pisau berdosa,,,,tentu tidak. </span></span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0cm; widows: 2; orphans: 2;" align="justify" lang="en-US"> <span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-family:Calibri,sans-serif;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Verdana,sans-serif;">Seperti halnya pisau tersebut FB juga hanya sebuah alat yang diciptakan oleh manusia sebagai alat komunikasi. Jadi pada dasarnya FB tidaklah haram selama penggunaannya tetap di jalurnya dan tidak mengarah ke dalam kemaksiatan.</span></span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0cm; widows: 2; orphans: 2;" align="justify" lang="en-US"> <span style="color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-family:Verdana,sans-serif;"><span style="font-size:85%;">Sebagai orang yang berilmu marilah kita bertindak dengan akal dan ilmu jangan menggunakan otot dan hawa nafsu. Sesungguhnya syaitan dan iblis mengendalikan manusia dengan hawa nafsu tersebut. Semua masalah pasti akan ada jalan keluarnya (clear) jika kita semua berpikir dengan jernih dengan akal sehat dan ilmu. Oleh karena itu janganlah mudah terprovokasi secara sesaat tanpa memahami dan mencerna kata-kata lebih dulu.</span></span></span></p> <p style="margin-bottom: 0cm; widows: 2; orphans: 2;" align="justify" lang="en-US">
</p> Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-4927361955598025222.post-39844408331758106482009-05-21T19:22:00.002+07:002009-05-22T06:01:49.855+07:00Saatnya Berbicara Tentang Politik,,,,,,,<span xmlns=""><p>
</p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Verdana;"><span>Sejak kemerdekaan, Indonesia telah mengalami berkali-kali pergantian pemimpin dengan mengusung masa masing-masing mulai dari masa orde lama, orde baru, masa transisi dan sekarang ini dalam masa reformasi. Reformasi Indonesia yang mulai pecah sejak Mei 1998 hingga saat ini di tahun 2009 sudah melakukan pergantian pemimpin sebanyak 3 kali dan pada tahun ini merupakan tahun untuk pergantian pimpinan atau yang lebih dikenal dengan masa pemilu. Pemilu legislatif telah usai dan hasilnya kursi terbanyak dimenangkan oleh partai demokrat, disusul partai golkar, pdip, pks, pan, dst. Dan bulan depan adalah saat penentuan siapa yang akan berhak menduduki kursi orang nomor satu dan nomor dua di Indonesia.
Marilah kita tengok sejenak apakah reformasi yang telah berlangsung selama ± 11 tahun, sudah menuai hasil sesuai dengan tujuan diawal? Kita lihat kembali bahwa tujuan dari reformasi yang menjadi mandat transisi demokrasi di Indonesia adalah terbentuknya organisasi negara yang bersandar pada pelembagaan demokrasi, terpenuhi dan terlindunginya hak asasi manusia (human rights) warga negaranya, tegaknya rule of law dan tetap terjaganya keamanan dan pembangunan ekonomi dalam rangka kemakmuran rakyat dan kerjasama yang baik antar Negara, apakah semua itu sudah tercapai selama kurun waktu 11 tahun ini? Kita semua pasti sudah tahu jawabannya. Apakah yang salah dari semua itu? Kita tidak dapat menyalahkan satu sama lainnya tanpa adanya bukti otentik yang bias mendasari semua itu.
Memang memperbaiki sesuatu hal yang sudah rusak dalam waktu yang lama tidaklah semudah kita membalik telapak tangan hanya dengan hitungan kurang dari 1 detik. Namun semua itu adalah tidak mungkin untuk tidak bias menjadi lebih baik dan tercapai tujuannya jika dilakukan dengan kesadaran diri yang tinggi, kejujuran, kesabaran, motivasi, komitmen, loyalitas untuk kesuksesan dan kesejahteraan bangsa dan negara.
Tidaklah asing jika disetiap pemilu kita mendengarkan sejuta kata janji baik yang diucapkan ataupun yang tertulis diselebaran ataupun spanduk parta-partai bahwa akan lebih meperhatikan rakyat, menyelesaikan tujuan reformasi,,bla,,bla,,,bla dst. Akan tetapi realitas setelah menduduki kursi hilang/ lenyap diterjang angin tanpa ada bekas satupun. Haruskah kita bertanya pada rumput yang bergoyang? Selain itu judgement tentang pemerintahan diri sendiri yang telah berjalan banyak berbuah kemajuan juga terlontar ke telinga kita semua. Mungkin perbaikan dan kemajuan itu ada tapi kita toleh ke sebelah kita apakah indicator negara mulai mengalami perbaikan menjadi maju itu telah terpenuhi, misalkan kesejahteraan masyarakat, apakah angka kemiskinan kita mulai berkurang? Justru menurut Laporan Bank Dunia tahun 2006 menyatakan kemiskinan bertambah mencapai 49 persen (108 juta) dari rakyat Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi 5,5 %. Sementara laju inflasi pada akhir Desember 2006 dilaporkan mencapai 1, 21 % yang ditandai dengan kenaikan harga sembako antara lain seperti beras medium naik 75 % (dari Rp. 2.851 per kg menjadi Rp 5000 per kg), gula pasir naik 65 % (dari Rp 4.240 menjadi Rp. 7000), tepung terigu naik 31 % (dari Rp 3.659 menjadi Rp. 4.800) dan minyak goreng naik 48 % (dari Rp. 5.178 menjadi Rp 7.500). Akumulasi data di media massa setidak-tidaknya menyatakan bahwa reformasi telah meningkatkan utang Negara, penguasaan asing atas asset-asset nasional dan menurunkan porsi APBN yang dialokasikan untuk rakyat karena porsi pembayaran utang Negara atau porsi pembiayaan penyelenggaraan Negara (birokrasi pemerintah, DPR/ DPRD dan lembaga-lembaga baru Negara yang menjamur) meningkat tajam. Intinya, perekonomian dalam masa 9 Tahun reformasi masih rentan terhadap unsur ketidakpastian, baik akibat pengaruh ketidakstabilan politik maupun keamanan.
Kemudian klo dikatakan rakyat sejahtera apakah semua itu benar apa adanya? …… mari kita lihat menurut Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memproyeksikan angka pengangguran pada 2009 ini naik menjadi 9% dari angka pengangguran 2008 sebesar 8,5%. Kenaikan angka pengangguran ini disebabkan semakin merosotnya sumbangan sektor tradable dari 34,9% pada kuartal II 2007 kemudian turun menjadi 26,6% pada kuartal II 2008.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penganggur pada Februari 2008 telah tercatat sebesar 9,43 juta orang. Sementara jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2008 mencapai 111,48 juta orang. Dan jumlah penduduk yang bekerja di pada Februari 2008 sebanyak 102,05 juta orang. Apakah itu semua yang dikatakan mengalami kemajuan?
Berita yang belum lama muncul mengenai kekayaan para pejabat yang akan mencalonkan menjadi capres&cawapres menyatakan bahwa tampak adanya peningkatan yang nyata setelah menduduki jabatan tersebut. Sungguh ironis disaat banyak warga negara yang kesusahan mencari pekerjaan dan PHk yang terus bergulir akibat krisis global justru para pejabat menuai peningkatan kekayaan. Apa yang sebenarnya terjadi, apakah motivasi dan mabisi orang menduduki jabatan dan kursi tertentu hanya semata cara untuk menumpuk kekayaan? Toh nyatanya,,,,banyak para aktivis yang dulunya semangatnya berkobar untuk berjuang atas nama rakyat setelah mendapat jabatan hilanglah sudah semangat itu, mana pemikiran kritis yang sebelumnya ada? Apakah semua itu (critical thingking) hanya sebagai cara untuk bias tenar dan mendapat jabatan?
Marilah bersama-sama kita melihat dan renungkan kepemimpinan Rosulullah dan para sahabat, apakah mereka semakin menambah kekayaan saat mereka memimpin umat? Kita rasa tidak, justru mereka mengorbankan kekayaan mereka untuk kesejahteraan umat. Bahkan dalam riwayat yang ada, saat Rosulullah meninggal apa yang beliau tinggalkan dan diwariskan kepada putrinya dan umatnya,,,justru bukan kekayaan karena beliau tidak meiliki apa-apa. Selain itu para sahabat saat terpilih menjadi khalifah pun mereka dengan sungguh2 mempertaruhkan segalanya untuk kejayaan umat dan agamanya.
Oleh karena itu apakah calon-calon pemimpin yang ada saat ini benar-benar akan berjuang untuk kesejahteraan rakyat, bangsa dan negara serta yang berjalan dalam koridor tuntunan agama? Tentulah kita harus benar2 jeli dalam memilih calon pemimpin. Kita harus memilih yang terbaik diantara yang baik. Jangan sampai negara ini semakin terpuruk dan kita sebagai masyarakat jangan sampai terbohongi secara public dengan termakan iklan janji-janji yang keluar dari mulut yang suatu saat bisa saja berubah karena lidah itu tak bertulang……….kita tahu sendiri bahwa sifat manusia setelah mendapatkan apa yang didapatkannya dan dalam kesenangan mereka akan lupa bagaimana cara dia memperoleh semua itu dan akan lupa dengan jani yang telah diucapkannya,,,,,
</span></span><a name="AdBriteInlineAd_Bank"></p></span><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p><span xmlns=""><p style="TEXT-ALIGN: justify"> </p><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p></span><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span><span><strong><em>Rujukan:
</em></strong></span><span xmlns=""><span style="font-family:Verdana;"><span></span><span xmlns=""><span style="font-family:Verdana;"></span></span><span></span><span xmlns=""><span style="font-family:Verdana;"></span></span><span>"Lupakan Reformasi,,,refleksi buruk birokrasi masa depan Indonesia" in url: http://advokatku.blogspot.com/2007/06/lupakan-reformasi-refleksi-buruk.html
</span></span></span></span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span><span xmlns=""><span style="font-family:Verdana;"><span>"Satu Dekade Pasca Krisis, Perlu Kembalikan Tujuan Reformasi Ekonomi" in url: http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=1177
"Arah Reformasi dan Tujuan Transisi Demokrasi" in url: http://bugiakso.com/index.php?option=com_content&view=article&id=103:arah-reformasi-dan-tujuan-transisi-demokrasi&catid=49:reformasi&Itemid=76
"Data Kemiskinan Dan Pengangguran Tahun 2009" in url: http://teguhimanprasetya.wordpress.com/2009/03/04/tahun-2009-angka-kemiskinan-dan-penganguran
http://www.bps.go.id
</span></span></span></span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span><span xmlns=""><span style="font-family:Verdana;"><span>Arah Reformasi dan Tujuan Transisi Demokrasi" in url: http://bugiakso.com/index.php?option=com_content&view=article&id=103:arah-reformasi-dan-tujuan-transisi-demokrasi&catid=49:reformasi&Itemid=76
"Data Kemiskinan Dan Pengangguran Tahun 2009" in url: http://teguhimanprasetya.wordpress.com/2009/03/04/tahun-2009-angka-kemiskinan-dan-penganguran
</p></span></span></span></span><span><p style="TEXT-ALIGN: justify" align="justify"><span style="font-family:Verdana;"><span xmlns=""></p></span></span></a></span><span xmlns=""></span>Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4927361955598025222.post-47830830036489173102009-05-21T14:16:00.001+07:002009-05-21T14:16:48.965+07:00Demam Tifoid (Thypoid Fever)<span xmlns=''><p>
</p><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Mungkin kita sudah tidak asing lagi jika mendengar kata demam tifoid atau masayarakat lebih biasa dengan "tipes". Demam Tifoid merupakan penyakit endemic di Indonesia yang tergolong sebagai penyakit menular yang disebabkan oleh Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi yang masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan yang terkontaminasi mikroorganisme tersebut. Penyakit ini berhubungan erat dengan sanitasi yang tidak baik dan pembuangan sampah yang kurang syarat dengan kesehatan. Kejadian penyakit ini berbeda-beda antara daerah satu dengan daerah yang lain. Di daerah perkotaan memiliki angka kejadian yang lebih tinggi dibandingkan dengan di desa, dan di daerah rural memiliki kejadian yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah urban.
</span></p><p style='text-align: justify'>
</p><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'><strong><em>Patogenesis
</em></strong></span></p><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Kuman S Typhi dan S. paratyphi masuk kedalam saluran pencernaan melalui makanan yang terkontaminasi. Oleh tubuh sebenarnya sudah melakukan defense mechanism melalui cairan asam lambung namun tidak semua kuman hancur olehnya. Kuman-kuman yang lolos akhirnya masuk ke dalam usus dan berkembang biak. Bila imunitas humoral mukosa (IgA) dalam kondisi kurang baik kuman akan menembus sel epitel (sel M) dan selanjutnya ke lamina propia. Di lamina propia kuman berkembang biak dan difagosit oleh system pertahanan tubuh lainnya yaitu sel-sel makrofag dan selanjutnya dibawa ke plague peyeri ileum distal dan kemudian ke kelenjar getah bening mesenterika. Selanjutnya melalui duktus torasikus kuman yang terdapat dalam makrofag ini masuk ke peredarah darah yang menyebabkan bakterimia pertama yang asimtomatik dan akhirnya menyebar ke seluruh organ retikuloendotelial tubuh terutama hati dan limpa. Dalam organ ini (hati dan limpa) kuman meningggalkan sel fagosit (sel makrofag) dan berkembang biak di luar sel atau di ruang sinusoid dan selanjutnya masuk ke sirkulasi darah yang mengakibatkan bakterimia kedua yang simptomatik (adanya tanda gejala infeksi sistemik).
</span></p><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Di dalam hati kuman masuk ke kantong empedu kemudian berkembang biak dan keluar secara intermitten bersamaan cairan empedu ke dalam lumen usus. Sebagian kuman akan di eksresikan bersamaan dengan feses dan sebagian lagi masuk kedalam sirkulasi darah. Siklus yang sama akan berulang kembali akantetapi sel makrofag sudah teraktivasi dan hiperaktif sehingga saaat fagositosis kuman terjadi pelepasan mediator inflamasi yang kahirnya tibul gejala inflamasi sistemik seperti demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, iritabilitas vaskuler, gangguan mental, dan koagulasi.
</span></p><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Di dalam plague peyeri makrofag hiperaktif menimbulkan reaksi hiperplasi jaringan. Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi pembuluh darah sekitar plague peyeri yang sedang mengalami nekrosis dan hiperplasi akibat akumulasi sel-sel mononuclear di dinding usus. Proses patologi jaringan limfoid ini dapat berkembang hingga ke lapisan otot, serosa usus, dan dapat mengakibatkan peforasi.
</span></p><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Endotoksin dapat menempel di reseptor sel endotel kapiler yang menimbulkan komplikasi seperti gangguan neuropsikiatrik, kardiovaskuler, pernapasan dan gangguan organ lainnya.
</span></p><p style='text-align: justify'>
</p><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'><strong><em>Diagnosis
</em></strong></span></p><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Penegakan diagnosis yang dini akan meminimalkan komplikasi dan memberikan terapi yang tepat.
</span></p><p style='text-align: justify'>
</p><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'><strong><em>Manifestasi Klinis
</em></strong></span></p><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Masa tunas demam tifoid antara 10-14 hari. Gejala klinis yang mungkin timbul bias asimtomatik sampai dengan gambaran komplikasi.
</span></p><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Pada minggu pertama muncul gejala infeksi yang umum yaitu:
</span></p><ul><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>demam
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>nyeri kepala
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>pusing
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>nyeri otot
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>anoreksia
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>mual
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>muntah
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>obstipasi atau diare
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>perasan tidak enak di perut
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>batuk
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>epitaksis
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>dan pada pemerikasaan fisik hanya suhu tubuh meningkat ( terutama saat sore dan malam hari)
</span></div></li></ul><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Pada minggu kedua muncul gejala:
</span></p><ul><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>demam
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>bradikardia relative ( peningkatan suhu 1 <sup>0</sup>C tidak diikuti peningkatan nadi 8 x/menit)
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>lidah berselaput (kotor di tengah tepi-tepi merah dan tremor)
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>hepatomegali
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>splenomegali
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>meteorismus
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>gangguan mental (somnolen, stupor, koma, delirium, psikosis)
</span></div></li></ul><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Secara laboratorium:
</span></p><ul><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>pemeriksaan darah lengkap ditemukan: leucopenia, anemia ringan, trombositopenia
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>pemeriksaan hitung jenis leukosit ditemukan adanya aneosinofilia maupun limfopenia.
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Pada pemeriksaan hemostasis ditemukan LED dapat meningkat
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Pemeriksaan imuniserologis ditemukan SGOT dan SGPT menigkat akan tetapi turun setelah sembuh
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Uji Widal (widal test)
</span></div><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Untuk deteksi antobodi terhadap kuman S. typhi, dengan reaksi aglutinasi antigen kuman dengan antibody yang disebut aglutinin. Ada tiga aglutinin yaitu O (dari tubuh kuman), H (flagella kuma), dan Vi (simpai kuman). Yang sering dipakai yaitu aglutinin O dan H.
</span></p><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Pembentukan aglutinin mulai akhir minggu pertama kemudian meningkat secara cepat dan mencapai puncak pada minggu ke empat dan tetap tinggi selama beberapa minggu.
</span></p><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Pada orang yang sudah sembuh aglutinin O menetap hingga 4-6 bulan dan aglutinin H antara 9-12 bulan.
</span></p></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Kultur darah
</span></div></li></ul><p style='text-align: justify'>
</p><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'><strong><em>Tatalaksana
</em></strong></span></p><ul><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Istirahat dan perawatan
</span></div><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Istirahat disini yang dimaksud adalah tirah baring total untuk meminimalkan timbulnya komplikasi
</span></p></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Diet dan terapi penunjang
</span></div><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Diet yang diberikan harus mencukupi kebutuhan energi tubuh akan tetapi dimulai dari diet lunak atau bubur saring dan meningkat secara bertahap.
</span></p></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Pemberian antimikroba
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Kloramfenikol: merupakan obat pilihan utama untuk demam tifoid. Diberikan sampai dengan 7 hari bebas demam.
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Tiamfenikol
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Ampisilin
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Sefalosporin generasi ketiga ( seftriakson)
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Golongan fluorokuinolon
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Kombinasi obat antimikroba
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Kortikosteroid
</span></div></li><li><div style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'>Pada wanita hamil obat yang dianjurkan adalah ampisilin, amoksisilin, dan seftriakson
</span></div></li></ul></span>Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4927361955598025222.post-20808615602596273862009-05-17T06:08:00.002+07:002009-05-20T19:16:17.150+07:00Flu Babi atau Swine Influenza<span xmlns=""> <p style="BACKGROUND: white" align="justify"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;">Di bulan April 2009 ini muncul wabah penyakit baru yang mencoba menginfeksi masyarakat dunia. Seperti layaknya wabah flu burung yang terjadi pada beberapa tahun lalu yang begitu mengemparkan duna, wabah virus ini juga mengusung nama hewan yaitu babi. Pada mulanya virus ini hanya ditemukan dalam tubuh babi , akan tetapi saat ini telah ditemukan bahwa virus ini mampu menyebar antara manusia dengan manusia. Penyakit H1N1 atau yang lebih dikenal dengan Flu babi (Inggris:<em>Swine influenza</em>) adalah kasus-kasus influenza yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae yang endemik pada populasi babi. Galur virus flu babi yang telah diisolasi sampai saat ini telah digolongkan sebagai Influenzavirus C atau subtipe genus Influenzavirus A
</p></span><p style="TEXT-ALIGN: center; BACKGROUND: #f9f9f9">
</p><p style="BACKGROUND: #f9f9f9">
</p><p style="TEXT-ALIGN: justify; BACKGROUND: #f9f9f9"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:black;">Babi dapat menampung virus flu yang berasal dari manusia maupun burung, memungkinkan virus tersebut bertukar gen dan menciptakan galur pandemik.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify; BACKGROUND: white"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;"><span style="color:black;">Flu babi menginfeksi manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga kasus-kasus penularan dari manusia ke manusia. Gejala virus termasuk demam, disorientasi, kekakuan pada sendi, muntah-muntah, dan kehilangan kesadaran yang berakhir pada kematian Flu babi diketahui disebabkan oleh virus influenza A subtipe </span><span style="color:#cc2200;">H1N1</span><span style="color:black;">
</span><span style="color:#cc2200;">H1N2</span><span style="color:black;">, </span><span style="color:#cc2200;">H3N1</span><span style="color:black;">, </span><span style="color:#cc2200;">H3N2</span><span style="color:black;">, and </span><span style="color:#cc2200;">H2N3</span><span style="color:black;">.
</span></span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify; BACKGROUND: white"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;">Di Amerika Serikat, hanya subtipe H1N1 lazim ditemukan di populasi babi sebelum tahun 1998. Namun sejak akhir Agusuts 1998, subtipe H3N2 telah diisolasi juga dari babi.
</span></p><p style="BACKGROUND: white"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:black;"><strong>Asal mula
</strong></span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify; BACKGROUND: white"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:black;">Pada 5 Februari 1976, tentara di Fort Dix, Amerika Serikat menyatakan dirinya kelelahan dan lemah, kemudian meninggal dunia keesokannya. Dokter menyatakan kematiannya itu disebabkan oleh virus ini sebagaimana yang terjadi pada tahun 1918. Presiden kala itu, Gerald Ford, diminta untuk mengarahkan rakyatnya disuntik dengan vaksin, namun rencana itu dibatalkan.
</span></p><p style="BACKGROUND: white"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:black;">Pada 20 Agustus 2007, virus ini menjangkiti seorang warga di pulau Luzon, Filipina.
</span></p><p style="BACKGROUND: white"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:black;"><strong>Tanda-gejala
</strong></span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify; BACKGROUND: white"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:black;">Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, gejalan influensa ini mirip dengan influensa. Gejalanya seperti demam, batuk, sakit pada kerongkongan, sakit pada tubuh, kepala, panas dingin, dan lemah lesu. Beberapa penderita juga melaporkan buang air besar dan muntah-muntah.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify; BACKGROUND: white"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:black;">Dalam mendiagnosa penyakit ini tidak hanya perlu melihat pada tanda atau gejala khusus, tetapi juga catatan terbaru mengenai pasien. Sebagai contoh, selama wabah flu babi 2009 di AS, CDC menganjurkan para dokter untuk melihat "apakah jangkitan flu babi pada pasien yang di diagnosa memiliki penyakit pernapasan akut memiliki hubungan dengan orang yang di tetapkan menderita flu babi, atau berada di lima negara bagian AS yang melaporkan kasus flu babi atau berada di Meksiko dalam jangka waktu tujuh hari sebelum bermulanya penyakit mereka.Diagnosa bagi penetapan virus ini memerlukan adanya uji makmal bagi contoh pernapasan.
</span></p><p style="BACKGROUND: white"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:black;"><strong>Laporan Kasus
</strong></span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:black;">Badan Kesehatan Dunia, WHO, membenarkan bahwa setidaknya sejumlah kasus adalah versi H1N1 influenza tipe A yang tidak pernah ada sebelumnya. H1N1 adalah virus yang menyebabkan flu musiman pada manusia secara rutin. Namun versi paling baru H1N1 ini berbeda: virus ini memuat materi genetik yang khas ditemukan dalam virus yang menulari manusia, unggas dan babi. Virus flu memiliki kemampuan bertukar komponen genetik satu sama lain, dan besar kemungkinan versi baru H1N1 merupakan hasil perpaduan dari berbagai versi virus yang berbeda yang terjadi di satu binatang sumber.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:#181818;">Wabah flu H1N1 (flu babi) mulai tercacat di daratan Mexico, dimana lebih dari 6000 orang tercacat suspect virus tersebut. Kemudian dalam catatan pusat pencegahan dan penanganan penyakit dunia di Amerika tercatat 4.714 kasus dan yang meninggal sebanyak 4 orang dikarenakan virus tersebut. Selain di Benua Amerika, virus yang dinamakan H1N1 ini juga mulai menyebar di daratan Benua Asia dimana kasus tercatat di negara Korea Selatan, Malaysia, dll termasuk di Indonesia pun mulai tanggal 14 Mei kemarin sudah ada yang tercatat sebagai orang pertama yang terkena virus H1N1 yang saat ini di rawat di RSHS Bandung.
</span></p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:#333333;">angka kematian akibat virus H1N1 baru adalah 2,2 persen, lebih kecil dari pada angka kematian yang disebabkan H5N1/ Flu Burung yang mencapai 80 - 90 persen. Pandemi terjadi bila angka kesakitan dan angka kematian kasusnya tinggi.
</span></p><p style="BACKGROUND: white"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:#181818;"><strong>Protap Penanggualangan Oleh Depkes</strong>
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify; BACKGROUND: white"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;"><span style="color:#333333;">Menurut Menkes, Depkes telah menetapkan prosedur tetap yang meliputi proses screening/penjaringan dan tata laksana di airport kedatangan serta penerimaan pasien di klinik maupun di rumah sakit. </span><span style="color:#181818;">
</span></span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:#333333;">Di airport kedatangan, penumpang yang dicurigai menderita Flu Baru H1N1 yang tertangkap oleh thermal scanner, akan diperiksa di tempat yang sudah disediakan yaitu di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Apabila memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, dapat dirujuk ke rumah sakit terdekat. Setiap pasien yang dicurigai (suspek) wajib mengikuti ketentuan yang berlaku di Indonesia secara ketat, agar jangan sampai virus berbahaya itu yang sampai saat ini dan mudah-mudahan seterusnya tidak ditemukan di Indonesia, kata Menkes.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:#333333;">Sedangkan proses penerimaan di klinik, pasien akan ditangani dokter dan tenaga kesehatan poliklinik yang sudah mendapat wawasan tentang <em>Emerging Infectious Disease</em> (EID) khususnya Flu Baru H1N1.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:#333333;">Menkes menambahkan, semua petugas yang kontak dengan orang yang dicurigai terpapar Flu Baru H1N1 wajib menggunakan APD/ Alat Pelindung Diri. Pasien warga Negara asing yang dicurigai menderita Flu Baru H1N1 wajib melengkapi diri dengan foto copy paspor dan visa. Apabila perlu memberi pernyataan tertulis tentang riwayat kontak untuk dibuatkan form khusus dan wajib mengikuti ketentuan yang berlaku di Indonesia.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:#333333;">Bila diperlukan, dokter di kedua RS tersebut dapat mengeluarkan surat keterangan medik terhadap proses penatalaksanaan penderita. Tim Dinas Kesehatan Bali dan Dinas Kesehatan Sulawesi Utara akan menilai seluruh proses setiap saat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tim Dinas Kesehatan berhak melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap setiap peserta dan setiap orang lainnya yang terlibat dalam kegiatan ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia. Pembiayaan yang timbul akibat ketentuan-ketentuan ini menjadi tanggungan pemerintah, jelas Menkes.
</span></p><p><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:black;"><strong>Pengobatan Dan Vaksin</strong>
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:black;">Pemerintah Amerika mengatakan dua obat yang biasa digunakan untuk mengobati flu, Tamiflu dan Relenza, tampaknya efektif dalam mengatasi kasus-kasus yang terjadi sejauh ini.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:black;">Belum jelas keefektifan vaksin flu yang kini ada dalam melindungi manusia dari virus baru ini, karena secara genetik berbeda dengan jenis flu lain.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:black;">Ilmuwan Amerika telah mengembangkan satu vaksin baru, namun diperlukan waktu untuk menyempurnakannya dan juga memproduksi dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi permintaan.
</span></p><p style="BACKGROUND: white">
</p><p style="BACKGROUND: white"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:black;"><strong>Rujukan:
</strong></span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify; BACKGROUND: white"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:black;">http://id.wikipedia.org/wiki/Flu_babi
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify; BACKGROUND: white"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:black;">http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2009/04/090426_qandaswine.shtml
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify; BACKGROUND: white"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:black;">http://www.cdc.gov/h1n1flu/
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify; BACKGROUND: white"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:black;">http://depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3428
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify; BACKGROUND: white"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:black;">http://www.detiknews.com/read/2009/05/16/122212/1132437/10/lagi-lagi-kasus-flu-babi-di-malaysia
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify; BACKGROUND: white"><span style="font-family:Verdana;font-size:12;color:black;">http://www.detiknews.com/read/2009/05/14/163641/1131551/10/ek-pasien-suspect-pertama-flu-babi-di-indonesia
</span></p><p style="BACKGROUND: white">
</p><p style="BACKGROUND: white"><span style="font-family:Arial;font-size:12;color:black;">
</span> </p></span>Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4927361955598025222.post-80131076876308856402009-04-26T17:36:00.001+07:002009-04-26T17:36:00.237+07:00Singultus atu Cegukan<span xmlns=''><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana; font-size:12pt'>Kita semua mungkin sudah tidak asing dengan kata cegukan. Dan pasti dari kita semua pernah mengalami cegukan, kalau ditanya bagaimana rasanya? sungguh rasanya mungkin tidak enak, sangat mengganggu.
</span></p><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana; font-size:12pt'>Cegukan bisa terjadi pada siapa saja, baik pada orang tua, anak-anak, bahkan janin yang masih di dalam kandunganpun bisa mengalami cegukan. Bila berlangsung sebentar saja, maka cegukan bukanlah masalah. Tetapi ternyata gejala ini dapat berlangsung lama, sehingga bisa menyebabkan insomnia, kelelahan, bahkan depresi bagi yang mengalaminya.
</span></p><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana; font-size:12pt'>Dahulu para orang tua bilang cegukan timbul jika seseorang setelah makan lupa minum atau kurang minum maka dari itu pasti dianjurkan untuk minum yang banyak. Sebenarnya menurut bidang kesehatan itu apa sih? Mari sejenak sama-sama kita kaji apakah sebenarnya cegukan itu?
</span></p><p style='text-align: justify'><span style='font-family:Verdana'><span style='font-size:12pt'>Cegukan<em>
</em>atau dalam istilah<em>
</em>medis disebut <em>singultus </em>adalah kontraksi tiba-tiba yang tak disengaja pada diafragma, dan umumnya terjadi berulang-ulang setiap menitnya. Udara yang tiba-tiba lewat ke dalam paru-paru menyebabkan <em>glottis</em> (ruang antara pita suara) menutup, serta menyebabkan terjadinya suara <em>hik</em>. Cegukan umumnya akan selesai dengan sendirinya, meskipun ada beberapa pengobatan rumah tangga (<em>home remedy</em>) untuk mempercepat cegukan, dan ada beberapa pengobatan yang dibutuhkan. </span>
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='font-family:Verdana'><span style='font-size:12pt'>Menurut analisa medis, terjadinya cegukan melibatkan refleks pada saraf <em>frenikus</em> dan saraf <em>vagus</em> yang ada di daerah diafragma (otot pernapasan utama yang </span>terletak antara dada dan perut). <span style='font-size:12pt'>Biasanya cegukan terjadi 4-60 kali/menit dengan interval yang cukup teratur dan berlangsung beberapa menit saja. Namun ada kalanya bertahan lebih dari 48 jam, dan bisa pula hingga berhari-hari. Tertutupnya katup atau epiglotis ini terjadi karena adanya gangguan di lengkung refleks, yaitu pada susunan saraf pusat dan saraf tepi. Kedua saraf ini mengatur jalur pernafasan dalam tubuh manusia agar berjalan lancar. Tertutupnya klep ini bukan merupakan kelainan susunan saraf pusat atau saraf tepi, namun merupakan respon dari keduanya yang terganggu.
</span></span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='font-family:Verdana; font-size:12pt'>Oleh karena saraf tepi berukuran panjang dan berhubungan dengan organ-organ di dalam tubuh, maka terkadang aktivitasnya terganggu oleh penyakit yang serius. Sehingga, cegukan dapat pula menjadi gejala adaya radang di perut, penyakit di ginjal, masalah hati atau tumbuhnya tumor di leher yang mengganggu saraf, yang kemudian mengirim respon sehingga muncullah cegukan.
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='font-family:Verdana; font-size:12pt'>Iritasi pada saraf <em>vagus</em> dan <em>frenikus</em> merupakan penyebab tersering. Benda asing yang ada di daerah telinga pun ternyata juga dapat menjadi pencetus, karena ada salah satu cabang saraf <em>vagus</em> di daerah tersebut. Kelainan pada tenggorokan seperti peradangan dan tumor di daerah leher juga dapat menstimulasi serabut saraf yang ada di daerah tersebut, yang juga merupakan cabang saraf <em>vagus</em>.
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='font-family:Verdana'><span style='font-size:12pt'>Selain itu cegukan seringkali berkembang dalam situasi tertentu, seperti makan terlalu cepat, minum air dingin sesaat setelah makan makanan panas, makan makanan yang sangat panas atau pedas, tertawa atau batuk terlalu keras, kelebihan minuman beralkohol, atau karena keseimbangan elektrolit dalam darah, merokok atau stress. </span>Menurut <span style='font-size:12pt'><em>National Library of Medicine</em> di Amerika Serikat mengatakan bahwa makanan pedas dan berbumbu serta asap tebal adalah pemicu cegukan. Pneumonia, radang selaput dada, atau kerusakan daerah tertentu di otak yang mengontrol pusat cegukan bertanggung jawab pada terjadinya cegukan. Berbagai kelainan diafragma juga bisa mendasari timbulnya cegukan, seperti misalnya hernia hiatus, reflux gastroesofagus, abses subfenikus, serta manipulasi diafragma selama pembedahan. Penyebab lainnya lagi yang juga mungkin adalah penyakit sistim saraf pusat yang mengganggu refleks cegukan, bisa berupa infeksi, tumor maupun kelainan pembuluh darah. Kondisi uremia (meningkatnya kadar ureum dalam darah) yang dialami pasien gagal ginjal juga dapat jadi penyebab. Selain itu faktor psikogenik pun perlu dipertimbangkan.
</span></span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='font-family:Verdana; font-size:12pt'>Ada 2 jenis cegukan, yaitu :
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='font-family:Verdana; font-size:12pt'>1. Cegukan yang bersifat <strong>ringan,</strong> yang hanya berlangsung selama 1 - 2 jam saja. Penyebab paling sering pada kategori ini karena adanya regangan pada lambung. Selain itu, juga karena perubahan cuaca mendadak (misalnya dari dingin ke panas atau sebaliknya),makan tergesa-gesa, makan makanan yang terlalu panas atau dingin, meminum minuman beralkohol atau berkarbonasi, merokok terlalu banyak, atau mengalami stress
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='font-family:Verdana; font-size:12pt'>2. Cegukan yang bersifat <strong>tetap/permanen</strong>
<em>(persistance)</em>. Cegukan jenis ini biasanya terjadi terus-menerus, tak hanya berhari-hari tapi bisa berbulan-bulan. Cegukan jenis ini merupakan gejala adanya gangguan di otak (misalnya gejala tumor di batang otak), gejala stroke (pada penderita stroke sering timbul cegukan), infeksi di susunan saraf pusat (otak), adanya herpes di dada sehingga mengganggu saraf tepi, selain itu juga karena gangguan metabolik seperti pada penderita diabetes, atau penderita kelainan ginjal karena uremia. Juga karena gangguan elektrolit (kurang kalium), termasuk pengaruh obat-obatan seperti steroid atau obat tidur.
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='font-family:Verdana; font-size:12pt'><strong>Tips Menghentikan Cegukan :</strong>
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='font-family:Verdana; font-size:12pt'>Kadar karbon dioksida yang tinggi dalam darah akan menekan aktivitas saraf di otak yang bertanggungjawab atas terjadinya cegukan.
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='font-family:Verdana; font-size:12pt'>• Caranya, adalah dengan bernapas dalam sebuah kantong kertas. Tiup dan hirup sebanyak 10 kali dengan cukup kuat sampai wajah memerah. Lakukan dengan cepat, dan usahakan kantong kertas tertutup rapat sehingga tidak ada udara yang masuk ke dalamnya…jadi udara yang dihirup adalah udara yang banyak mengandung karbondioksida.
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='font-family:Verdana; font-size:12pt'>• Tehnik lain meningkatkan kadar karbondioksida adalah dengan menahan napas selama mungkin, lalu menelan ketika cegukan dirasakan akan datang. Lakukan sebanyak 2-3 kali kemudian tarik napas dalam dan mulai lagi.<br/>• Ada pula yang menyarankan menahan napas selama mungkin kemudian keluarkan dan tahan selama mungkin. Atau dengan menahan napas dengan kepala tengadah.
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='font-family:Verdana; font-size:12pt'>• Menelan satu sendok teh gula pasir kering dapat menghentikan cegukan dalam beberapa menit. Diduga, gula dalam mulut akan mengirimkan sinyal melalui serabut saraf yang akan mengganggu lengkung refleks cegukan.<br/>• Tidur berbaring dengan kedua lutut ditekuk ke arah perut. Lakukan beberapa saat hingga cegukan hilang.
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='font-family:Verdana; font-size:12pt'>• Membungkuk sampai jari tangan dapat menyentuh ibu jari kaki selama 60 menit<br/>• Bisa juga minum air dingin sedikit demi sedikit dan mengeluarkannya dari sisi gelas yang salah. Semua itu dimaksudkan untuk mempengaruhi sistem saraf, sehingga menghentikan ritme cegukan.
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='font-family:Verdana; font-size:12pt'>• Peganglah lidah dengan jempol dan jari telunjuk Anda dan tariklah ke depan secara perlahan.
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='font-family:Verdana; font-size:12pt'>Bila cegukan tak hilang juga dalam beberapa jam atau bahkan hari, maka pertolongan medis seperti penggunaan obat-obatan sudah diperlukan. Beberapa obat yang dapat digunakan untuk menghilangkan cegukan diantaranya adalah <em>chlorpromazin, metoclopramid, baclofen</em>, antikonvulsan <em>(fenitoin, asam valproat, carbamazepin)</em> juga obat lain seperti <em>quinidine, amitriptilin</em> dan <em>marijuana</em>. Tentunya penggunaan obat-obatan ini harus dengan petunjuk dokter, sebab obat-obatan tersebut juga memiliki efek samping yang perlu diwaspadai.</span><span style='font-family:Arial; font-size:9pt'>
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='font-family:Verdana; font-size:12pt'>Sumber:
</span></p><ol><li><div style='text-align: justify; background: white'><span style='font-family:Verdana; font-size:12pt'>Wikipedia, "Cegukan", <a href='http://id.wikipedia.org/wiki/Cegukan'>http://id.wikipedia.org/wiki/Cegukan</a>
</span></div></li><li><div style='text-align: justify; background: white'><span style='font-family:Verdana; font-size:12pt'>Kompas Cybermedia, "Kesehatan:Cepat atasi cegukan", <a href='http://64.203.71.11/ver1/Kesehatan/0607/21/053627.htm'>http://64.203.71.11/ver1/Kesehatan/0607/21/053627.htm</a>
</span></div></li><li><div style='text-align: justify; background: white'><span style='font-family:Verdana; font-size:12pt'>My-Heath Medical center, "Cegukan (Singultus)" http://farms-area.blogspot.com/2008/11/cegukan-singultus.html
</span></div></li></ol></span>Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4927361955598025222.post-12979354845425582202009-04-06T18:49:00.001+07:002009-04-06T18:49:15.058+07:00Syarat Wajib dan Cara Mengeluarkan Zakat Mal<span xmlns=''><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Berbagai pertanyaan masuk ke meja redaksi muslim.or.id, berkaitan dengan zakat mal. Untuk melengkapi dan menyempurnakan pemahaman tentang zakat tersebut, maka berikut ini kami ringkas satu tulisan ustadz Kholid Syamhudi dari majalah As Sunnah edisi 06 tahun VII/2003M.
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Syarat seseorang wajib mengeluarkan zakat adalah sebagai berikut:
</span></p><ol><li><div style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#63565f; font-family:Verdana; font-size:10pt'>Islam
</span></div></li><li><div style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#63565f; font-family:Verdana; font-size:10pt'>Merdeka
</span></div></li><li><div style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#63565f; font-family:Verdana; font-size:10pt'>Berakal dan baligh
</span></div></li><li><div style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#63565f; font-family:Verdana; font-size:10pt'>Memiliki <em>nishab</em>
</span></div></li></ol><p style='text-align: justify; background: white'><span style='font-family:Verdana; font-size:9pt'><span style='color:#1e1e1e'>Makna <a title='Syarat Wajib dan Cara Mengeluarkan Zakat Mal' href='http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/syarat-wajib-dan-cara-mengeluarkan-zakat-mal.html'/></span><span style='color:#0040b6; text-decoration:underline'>nishab</span><span style='color:#1e1e1e'> di sini adalah ukuran atau batas terendah yang telah ditetapkan oleh syar'i (agama) untuk menjadi pedoman menentukan kewajiban mengeluarkan zakat bagi yang memilikinya, jika telah sampai ukuran tersebut. Orang yang memiliki harta dan telah mencapai nishab atau lebih, diwajibkan mengeluarkan zakat dengan dasar firman Allah,
</span></span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'><em>"Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: 'Yang lebih dari keperluan.' Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir."</em> (Qs. Al Baqarah: 219)
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Makna <em>al afwu</em> (dalam ayat tersebut-red), adalah harta yang telah melebihi kebutuhan. Oleh karena itu, Islam menetapkan nishab sebagai ukuran kekayaan seseorang.
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Syarat-syarat nishab adalah sebagai berikut:
</span></p><p style='text-align: justify; background: white; margin-left: 14pt'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>1. Harta tersebut di luar kebutuhan yang harus dipenuhi seseorang, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, kendaraan, dan alat yang dipergunakan untuk mata pencaharian.
</span></p><p style='text-align: justify; background: white; margin-left: 14pt'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>2. Harta yang akan dizakati telah berjalan selama satu tahun (haul) terhitung dari hari kepemilikan nishab dengan dalil hadits Rasulullah <em>shallallahu 'alaihi wa sallam</em>.
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'><em>"Tidak ada zakat atas harta, kecuali yang telah melampaui satu haul (satu tahun)."</em> (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dihasankan oleh Syaikh al AlBani)
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Dikecualikan dari hal ini, yaitu zakat pertanian dan buah-buahan. Karena zakat pertanian dan buah-buahan diambil ketika panen. Demikian juga zakat harta karun (rikaz) yang diambil ketika menemukannya.
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Misalnya, jika seorang muslim memiliki 35 ekor kambing, maka ia tidak diwajibkan zakat karena nishab bagi kambing itu 40 ekor. Kemudian jika kambing-kambing tersebut berkembang biak sehingga mencapai 40 ekor, maka kita mulai menghitung satu tahun setelah sempurna nishab tersebut.
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'><strong>Nishab, Ukuran dan Cara Mengeluarkan Zakatnya</strong>
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>1. Nishab emas
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Nishab emas sebanyak 20 dinar. Dinar yang dimaksud adalah dinar Islam.<br/>1 dinar = 4,25 gr emas<br/>Jadi, 20 dinar = 85gr emas murni.
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Dalil nishab ini adalah sabda Rasulullah <em>shallallahu 'alaihi wa sallam</em>,
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'><em>"Tidak ada kewajiban atas kamu sesuatupun – yaitu dalam emas – sampai memiliki 20 dinar. Jika telah memiliki 20 dinar dan telah berlalu satu haul, maka terdapat padanya zakat ½ dinar. Selebihnya dihitung sesuai dengan hal itu, dan tidak ada zakat pada harta, kecuali setelah satu haul."</em> (HR. Abu Daud, Tirmidzi)
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Dari nishab tersebut, diambil 2,5% atau 1/40. Dan jika lebih dari nishab dan belum sampai pada ukuran kelipatannya, maka diambil dan diikutkan dengan nishab awal. Demikian menurut pendapat yang paling kuat.
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Contoh:<br/>Seseorang memiliki 87 gr emas yang disimpan. Maka, jika telah sampai haulnya, wajib atasnya untuk mengeluarkan zakatnya, yaitu 1/40 x 87gr = 2,175 gr atau uang seharga tersebut.
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>2. Nishab perak
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Nishab perak adalah 200 dirham. Setara dengan 595 gr, sebagaimana hitungan Syaikh Muhammad Shalih Al Utsaimin dalam Syarhul Mumti' 6/104 dan diambil darinya 2,5% dengan perhitungan sama dengan emas.
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>3. Nishab binatang ternak
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Syarat wajib zakat binatang ternak sama dengan di atas, ditambah satu syarat lagi, yaitu binatanngya lebih sering digembalakan di padang rumput yang mubah daripada dicarikan makanan.
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'><em>"Dan dalam zakat kambing yang digembalakan di luar, kalau sampai 40 ekor sampai 120 ekor…"</em> (HR. Bukhari)
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Sedangkan ukuran nishab dan yang dikeluarkan zakatnya adalah sebagai berikut:
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>a. Onta<br/>Nishab onta adalah 5 ekor.<br/>Dengan pertimbangan di negara kita tidak ada yang memiliki ternak onta, maka nishab onta tidak kami jabarkan secara rinci -red.
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>b. Sapi<br/>Nishab sapi adalah 30 ekor. Apabila kurang dari 30 ekor, maka tidak ada zakatnya.
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:
</span></p><div><table border='0' style='border-collapse:collapse'><colgroup><col style='width:146px'/><col style='width:258px'/></colgroup><tbody valign='top'><tr><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'><strong>Jumlah Sapi</strong></span></p></td><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'><strong>Jumlah yang dikeluarkan</strong></span></p></td></tr><tr><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>30-39 ekor</span></p></td><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>1 ekor tabi' atau tabi'ah</span></p></td></tr><tr><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>40-59 ekor</span></p></td><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>1 ekor musinah</span></p></td></tr><tr><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>60 ekor</span></p></td><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>2 ekor tabi' atau 2 ekor tabi'ah</span></p></td></tr><tr><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>70 ekor</span></p></td><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>1 ekor tabi dan 1 ekor musinnah</span></p></td></tr><tr><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>80 ekor</span></p></td><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>2 ekor musinnah</span></p></td></tr><tr><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>90 ekor</span></p></td><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>3 ekor tabi'</span></p></td></tr><tr><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>100 ekor</span></p></td><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>2 ekor tabi' dan 1 ekor musinnah</span></p></td></tr></tbody></table></div><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Keterangan:
</span></p><ol><li><div style='background: white'><span style='color:#63565f; font-family:Verdana; font-size:10pt'>Tabi' dan tabi'ah adalah sapi jantan dan betina yang berusia setahun.
</span></div></li><li><div style='background: white'><span style='color:#63565f; font-family:Verdana; font-size:10pt'>Musinnah adalah sapi betina yang berusia 2 tahun.
</span></div></li><li><div style='background: white'><span style='color:#63565f; font-family:Verdana; font-size:10pt'>Setiap 30 ekor sapi, zakatnya adalah 1 ekor tabi' dan setiap 40 ekor sapi, zakatnya adalah 1 ekor musinnah.
</span></div></li></ol><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>c. Kambing
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Nishab kambing adalah 40 ekor. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
</span></p><div><table border='0' style='border-collapse:collapse'><colgroup><col style='width:170px'/><col style='width:236px'/></colgroup><tbody valign='top'><tr><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'><strong>Jumlah Kambing</strong></span></p></td><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'><strong>Jumlah yang dikeluarkan</strong></span></p></td></tr><tr><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>40 ekor</span></p></td><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>1 ekor kambing</span></p></td></tr><tr><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>120 ekor</span></p></td><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>2 ekor kambing</span></p></td></tr><tr><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>201 – 300 ekor</span></p></td><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>3 ekor kambing</span></p></td></tr><tr><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>> 300 ekor</span></p></td><td style='padding-top: 4px; padding-left: 4px; padding-bottom: 4px; padding-right: 4px'><p><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>setiap 100, 1 ekor kambing</span></p></td></tr></tbody></table></div><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>4. Nishab hasil pertanian
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Zakat hasil pertanian dan buah-buahan disyari'atkan dalam Islam dengan dasar firman Allah Subhanahu wa Ta'ala, <em>"Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."</em> (Qs. Al-An'am: 141)
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Adapun nishabnya ialah 5 wasaq, berdasarkan sabda Rasulullah <em>shallallahu 'alaihi wa sallam</em>,
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'><em>"Zakat itu tidak ada yang kurang dari 5 wasaq."</em> (Muttafaqun 'alaihi)
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Satu wasaq setara dengan 60 sha' (menurut kesepakatan ulama, silakan lihat penjelasan Ibnu Hajar dalam <em>Fathul Bari</em> 3/364). Sedangkan 1 sha' setara dengan 2,175 kg atau 3 kg. Demikian menurut takaaran Lajnah Daimah li Al Fatwa wa Al Buhuts Al Islamiyah (Komite Tetap Fatwa dan Penelitian Islam Saudi Arabia). Berdasarkan fatwa dan ketentuan resmi yang berlaku di Saudi Arabia, maka nishab zakat hasil pertanian adalah 300 sha' x 3 kg = 900 kg. Adapun ukuran yang dikeluarkan, bila pertanian itu didapatkan dengan cara pengairan (atau menggunakan alat penyiram tanaman), maka zakatnya sebanyak 1/20 (5%). Dan jika pertanian itu diairi dengan hujan (tadah hujan), maka zakatnya sebanyak 1/10 (10%). Ini berdasarkan sabda Rasulullah <em>shallallahu 'alaihi wa sallam</em>.
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'><em>"Pada yang disirami oleh sungai dan hujan, maka sepersepuluh (1/10); dan yang disirami dengan pengairan (irigasi), maka seperduapuluh (1/20)."</em> (HR. Muslim 2/673)
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Misalnya: Seorang petani berhasil menuai hasil panennya sebanyak 1000 kg. Maka ukuran zakat yang dikeluarkan bila dengan pengairan (alat siram tanaman) adalah 1000 x 1/20 = 50 kg. Bila tadah hujan, sebanyak 1000 x 1/10 = 100 kg
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>5. Nishab barang dagangan
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Pensyariatan zakat barang dagangan masih diperselisihkan para ulama. Menurut pendapat yang mewajibkan zakat perdagangan, nishab dan ukuran zakatnya sama dengan nishab dan ukuran zakat emas.
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Adapun syarat-syarat mengeluarkan zakat perdagangan sama dengan syarat-syarat yang ada pada zakat yang lain, dan ditambah dengan 3 syarat lainnya:
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>1) Memilikinya dengan tidak dipaksa, seperti dengan membeli, menerima hadiah,dan yang sejenisnya.<br/>2) Memilikinya dengan niat untuk perdagangan.<br/>3) Nilainya telah sampai nishab.
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Seorang pedagang harus menghitung jumlah nilai barang dagangan dengan harga asli (beli), lalu digabungkan dengan keuntungan bersih setelah dipotong hutang.
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Misalnya: Seorang pedagang menjumlah barang dagangannya pada akhir tahun dengan jumlah total sebesar Rp. 200.000.000 dan laba bersih sebesar Rp. 50.000.000. Sementara itu, ia memiliki hutang sebanyak Rp. 100.000.000. Maka perhitungannya sebagai berikut:
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Modal – Hutang:
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Rp. 200.000.000 – Rp. 100.000.000 = Rp. 100.000.000
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Jadi jumlah harta zakat adalah:
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Rp. 100.000.000 + Rp. 50.000.000 = Rp. 150.000.000
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Zakat yang harus dibayarkan:
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Rp. 150.000.000 x 2,5 % = Rp. 3.750.000
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>6. Nishab harta karun
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Harta karun yang ditemukan, wajib dizakati secara langsung tanpa mensyaratkan nishab dan haul, berdasarkan keumuman sabda Rasulullah <em>shallallahu 'alaihi wa sallam</em>:
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'><em>"Dalam harta temuan terdapat seperlima (1/5) zakatnya."</em> (HR. Muttafaqun alaihi)
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'><strong>Cara Menghitung Nishab</strong>
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Dalam menghitung nishab terjadi perbedaan pendapat. Yaitu pada masalah, apakah yang dilihat nishab selama setahun ataukah hanya dilihat pada awal dan akhir tahun saja?
</span></p><p style='text-align: justify; background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>Imam Nawawi berkata, "Menurut mazhab kami (Syafi'i), mazhab Malik, Ahmad, dan jumhur, adalah disyaratkan pada harta yang wajib dikeluarkan zakatnya – dan (dalam mengeluarkan zakatnya) berpedoman pada hitungan haul, seperti: emas, perak, dan binatang ternak- keberadaan nishab pada semua haul (selama setahun). Sehingga, kalau nishab tersebut berkurang pada satu ketika dari haul, maka terputuslah hitungan haul. Dan kalau sempurna lagi setelah itu, maka dimulai perhitungannya lagi, ketika sempurna nishab tersebut." (Dinukil dari Sayyid Sabiq dari ucapannya dalam <em>Fiqh as-Sunnah</em> 1/468). Inilah pendapat yang rajih (paling kuat -ed) insya Allah. Misalnya nishab tercapai pada bulan Muharram 1423 H, lalu bulan Rajab pada tahun itu ternyata hartanya berkurang dari nishabnya. Maka terhapuslah perhitungan nishabnya. Kemudian pada bulan Ramadhan (pada tahun itu juga) hartanya bertambah hingga mencapai nishab, maka dimulai lagi perhitungan pertama dari bulan Ramadhan tersebut. Demikian seterusnya sampai mencapai satu tahun sempurna, lalu dikeluarkannya zakatnya. Demikian tulisan singkat ini, mudah-mudahan bermanfaat.
</span></p><p style='background: white'><span style='color:#1e1e1e; font-family:Verdana; font-size:9pt'>***
</span></p><p style='background: white'><span style='font-family:Verdana; font-size:9pt'><span style='color:#1e1e1e'>Diringkas dari tulisan: Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.<br/>Dipublikasikan ulang oleh <a title='Syarat Wajib dan Cara Mengeluarkan Zakat Mal' href='http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/syarat-wajib-dan-cara-mengeluarkan-zakat-mal.html'/></span><span style='color:#0040b6; text-decoration:underline'>www.muslim.or.id</span><span style='color:#1e1e1e'>
</span></span></p></span>Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4927361955598025222.post-10787936853685889892009-01-24T16:12:00.003+07:002009-02-15T07:03:48.651+07:00Money Snatcher via handphone, Trojan-SMS. Python.Flocker<span xmlns=""><p align="justify"></p><p align="justify">In many countries mobile providers allow their clients to transfer money, specifically credit that can be used by the recipients on their own phones, from one mobile number to another. This is useful when you need to communicate with someone who does not have enough money in their account. Indonesia is one country where such transfers are popular.
<div class="fullpost">
</p><p align="justify">One Indonesian mobile provider allows customers to transfer money/credit from account to account by simply sending a text/sms to number 151 with the following text: TP . Malware writers in Indonesia appreciated this chance to make some money.
</p><p align="justify">We found 5 new Trojans over the past week which send such money transfer requests to 151 – without the permission or knowledge of the phone's owner. All 5 Trojans are written in Python and work on Symbian: Trojan-SMS.Python.Flocker.ab, Trojan-SMS.Python.Flocker.ac, Trojan-SMS.Python.Flocker.ad, Trojan-SMS.Python.Flocker.ae, Trojan-SMS.Python.Flocker.af
</p><p align="justify">The sums we have traced range from 5 000 to 10 000 Indonesian rupees (0.45 – 0.90 USD). Obviously the goal is to transfer large quantities of small sums in the hopes that while individual users might not notice the leak, the overall sum of transfers will be significant.
</p><p align="justify">We have seen many attacks in Russia based on un-sanctioned sms/text messages to steal money. We were certain that the problem would spread – and it has. We will continue to monitor the situation and keep you posted.
</p><p align="justify">
</p><p align="justify">http://www.viruslist.com/en/weblog?weblogid=208187621
</p></span>
</div>Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4927361955598025222.post-64095551380549557622009-01-24T16:07:00.002+07:002009-01-24T16:33:56.991+07:00If Your Computer Is Infected<span xmlns=""><p align="justify">
<span style="font-family:verdana;"> </span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">Sometimes even an experienced user will not realise that a computer is infected with a virus. This is because viruses can hide among regular files, or camoflage themselves as standard files. This section contains a detailed discussion of the symptoms of virus infection, how to recover data after a virus attack and how to prevent data from being corrupted by malware.
</span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;"> </span></p><p align="justify"><span style="color:#005447;"><strong><span style="font-family:verdana;">Symptoms of infection
</span></p></strong></span><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">There are a number of symptoms which indicate that your computer has been infected. If you notice "strange things" happening to your computer, namely:
</span></p><ul><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">unexpected messages or images are suddenly displayed
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">unusual sounds or music played at random
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">your CD-ROM drive mysteriously opens and closes
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">programs suddenly start on your computer
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">you receive notification from your firewall that some applications have attempted to connect to the Internet, although you did not initiate this, then it is very likely that your computer has been infected by a virus
</span></div></li></ul><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">Additionally, there are some typical symptoms which indicate that your computer has been infected via email:
</span></p><ul><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">your friends mention that they have received messages from your address which you know you did not send
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">your mailbox contains a lot of messages without a sender's e-mail address or message header
</span></div></li></ul><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">These problems, however, may not be caused by viruses. For example, infected messages that are supposedly coming from your address can actually be sent from a different computer.
</span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">There is a range of secondary symptoms which indicate that your computer may be infected:
</span></p><ul><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">your computer freezes frequently or encounters errors
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">your computer slows down when programs are started
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">the operating system is unable to load
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">files and folders have been deleted or their content has changed
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">your hard drive is accessed too often (the light on your main unit flashes rapidly)
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">Microsoft Internet Explorer freezes or functions erratically e.g. you cannot close the application window
</span></div></li></ul><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">90% of the time the symptoms listed above indicate a hardware or software problem. Although such symptoms are unlikely to be caused by a virus, you should use your antivirus software to scan your computer fully.
</span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;"> </span></p><p align="justify"><span style="color:#005447;"><strong><span style="font-family:verdana;">What you should do if you notice symptoms of infection
</span></p></strong></span><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">If you notice that your computer is functioning erratically
</span></p><ul><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">Don't panic! This golden rule may prevent the loss of important data stored in your computer and help you avoid unnecessary stress.
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">Disconnect your computer from the Internet.
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">If your computer is connected to a Local Area Network, disconnect it.
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">If the computer cannot boot from the hard drive (error at startup), try to start the system in Safe Mode or from the Windows boot disk
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">Before taking any action, back up all critical data to an external drive (a floppy disk, CD, flash memory, etc.).
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">Install antivirus software if you do not have it installed.
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">Download the latest updates for your antivirus database. If possible, do not use the infected computer to download updates, but use a friend's computer, or a computer at your office, an Internet cafe, etc. This is important because if you are connected to the Internet, a virus can send important information to third parties or may try to send itself to all email addresses in your address book. You may also be able to obtain updates for your antivirus software on CD-ROM from the software vendors or authorized dealers.
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">Perform a full system scan.
</span></div></li></ul><p align="justify"><span style="font-family:verdana;"> </span></p><p align="justify"><span style="color:#005447;"><strong><span style="font-family:verdana;">If no viruses are found during a scan
</span></p></strong></span><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">If no viruses are found during the scan and the symptoms that alarmed you are classifed, you probably have no reason to worry. Check all hardware and software installed in your computer. Download Windows patches using Windows Update. Deinstall all unlicensed software from your computer and clean your hard drives of any junk files.
</span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;"> </span></p><p align="justify"><span style="color:#005447;"><strong><span style="font-family:verdana;">If viruses are found during a scan
</span></p></strong></span><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">A good antivirus solution will notify you if viruses are found during a scan, and offer several options for dealing with infected objects.
</span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">In the vast majority of cases, personal computers are infected by worms, Trojan programs, or viruses. In most cases, lost data can be successfully recovered.
</span></p><ul><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">A good antivirus solution will provide the option to disinfect for infected objects, quarantine possibly infected objects and delete worms and Trojans. A report will provide the names of the malicious software discovered on your computer.
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">In some cases, you may need a special utility to recover data that have been corrupted. Visit your antivirus software vendor's site, and search for information about the virus, Trojan or worm which has infected your computer. Download any special utilities if these are available.
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">If your computer has been infected by viruses that exploit Microsoft Outlook Express vulnerabilities, you can fully clean your computer by disinfecting all infected objects, and then scanning and disinfecting the mail client's databases. This ensures that the malicious programs cannot be reactivated when messages which were infected prior to scanning are re-opened. You should also download and install security patches for Microsoft Outlook Express.
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">Unfortunately, some viruses cannot be removed from infected objects. Some of these viruses may corrupt information on your computer when infecting, and it may not be possible to restore this information. If a virus cannot be removed from a file, the file should be deleted.
</span></div></li></ul><p align="justify"><span style="color:#005447;"><strong><span style="font-family:verdana;"></span></strong></span> </p><p align="justify"><span style="color:#005447;"><strong><span style="font-family:verdana;">If your computer has suffered a severe virus attack
</span></strong></span><span style="font-family:verdana;">Some viruses and Trojans can cause severe damage to your computer:
</span></p><ul><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">If you cannot boot from your hard drive (error at startup), try to boot from the Windows rescue disk. If the system can not recognize your hard drive, the virus has damaged the disk partition table. In this case, try to recover the partition table using scandisk, a standard Windows program. If this does not help, contact a computer data recovery service. Your computer vendor should be able to provide contact details for such services.
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">If you have a disk management utility installed, some of your logical drives may be unavailable when you boot from the rescue disk. In this case, you should disinfect all accessible drives, reboot from the system hard drive and disinfect the remaining logical drives.
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">Recover corrupted files and applications using backup copies after you have scanned the drive containing this data.
</span><span style="font-family:verdana;"> </span></div></li></ul><p align="justify"><span style="color:#005447;"><strong><span style="font-family:verdana;">Diagnosing the problem using standard Windows tools
</span></p></strong></span><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">Although this is not recommended unless you are an experience user, you may wish to:
</span></p><ul><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">check the integrity of the file system on your hard drive (using CHKDSK program) and repair file system errors. If there are a large number of errors, you must backup the most important files to removable storage media before fixing the errors
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">scan your computer after booting from the Windows rescue disk
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">use other standard Windows tools, for example, the scandisk utility
</span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:verdana;">For more details on using these utilities, refer to the Windows Help topics.
</span>
<span style="font-family:verdana;"> </span></div></li></ul><p align="justify"><span style="color:#005447;"><strong><span style="font-family:verdana;">If nothing helps
</span></p></strong></span><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">If the symptoms described above persist even after you have scanned your computer, and checked all installed hardware and software and your hard drive using Windows utilities, you should send a message with a full description of the problem to your antivirus vendor's technical support department.
</span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">Some antivirus software developers will analyse infected files submitted by users.
</span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;"> </span></p><p align="justify"><span style="color:#005447;"><strong><span style="font-family:verdana;">After you have eradicated the infection
</span></p></strong></span><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">Once you have eradicated the infection, scan all disks and removable storage media that may be infected by the virus.
</span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">Make sure that you have appropriately configured antivirus software installed on your computer.
</span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;"><strong>Practice safe computing.</strong>
</span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">All of these measures will help prevent your computer getting infected in the future.
</span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;"> </span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">Referensi:
</span></p><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">http://www.viruslist.com/en/viruses/encyclopedia?chapter=153280800</span></p></span>Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4927361955598025222.post-60071916360809788612009-01-17T23:33:00.003+07:002009-01-22T02:01:38.515+07:00Rezeki Melalui Pernikahan<span xmlns=""><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;"><em><strong>Assalamualaikum..........
</strong></em></span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Menikah atau mendirikan rumah tangga merupakan salah satu daripada sunnah Rasulullah SAW. Manakala sunnah itu sendiri merupakan satu amalan yang dijanjikan balasan pahala terhadap orang yang melakukannya. Sabda Baginda yang bermaksud: Pernikahan itu sunnahku. Sesiapa yang menolak sunnahku, maka dia bukan dari kalanganku.(Riwayat Bukhari) Hari ini sering kita melihat bahawa sesuatu pernikahan itu menjadi perkara yang rumit dan menyusahkan. Mengapa perkara ini boleh terjadi? Ramai di antara kita yang beranggapan untuk menikah memerlukan kenderaan, memiliki rumah besar, wang yang banyak dan sebagainya. Cuba kita renungkan dan mengambil iktibar dari kisah yang berlaku lebih kurang 1,400 tahun dahulu yang boleh kita jadikan panduan hidup ini. Insya Allah.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Pada suatu hari, Rasulullah SAW telah didatangi oleh seorang lelaki. Lelaki ini mengaku dirinya seorang yang miskin. Kemudian ia meminta jalan keluar agar terlepas dari belengu kemiskinan. Tanpa berlenggah lagi, Rasulullah SAW terus menyuruh lelaki tersebut supaya menikah. Lelaki tersebut sangat gembira dengan saranan yang diberikan Rasulullah. Dengan keyakinan yang mantap, akhirnya lelaki itu menikah. Setelah sekian lama menikah, lelaki itu datang lagi kepada Rasulullah dan mengadukan nasibnya,
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Ya Rasulullah! Aku telahpun menikah, tetapi masih dalam keadaan miskin. Apa yang harus aku lakukan wahai Rasulullah?.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Nikah lagi,jawab Rasulullah singkat.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Si lelaki tersebut tidak banyak bertanya. Beliau mempercayai Rasulullah SAW sepenuhnya kerana tidak mungkin Rasulullah mahu menipu umatnya. Akhirnya lelaki itu menikah lagi dengan gadis lain. Namun beberapa waktu kemudian lelaki itu datang lagi kepada Rasulullah dan mengadukan masalahnya : Wahai Rasulullah, isteriku sudah dua pun dua orang, tapi aku masih tetap miskin, bagaimana ya Rasulullah...?keluh lelaki itu.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Nikah lagi,jawab Rasulullah singkat.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Hati lelaki itu berasa senang apabila mendengar jawapan Rasulullah. Kemudian beliau menikah buat kali ketiga. Namun setelah beberapa lama, keadaan tetap juga belum berubah. Mulanya ia berasa malu untuk mengadu kepada Rasulullah, tapi apakan daya ia masih tetap miskin. Dengan berat hati, beliau menemui Rasulullah dan menyampaikan masalahnya. Wahai Rasulullah, engkau telah menyuruhku menikah untuk ketiga kalinya, tapi aku tetap miskin. Sekarang apa yang harus aku lakukan? , adu lelaki itu.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Menikahlah lagi,kata Rasulullah.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Akhirnya si lelaki itu menikah buat kali keempat. Ternyata benarlah segala kata-kata Rasulullah. Ternyata isteri keempatnya ini membawa keberkatan pernikahan di dalam kehidupannya. Dengan kepandaiannya menenun, ia mengajar kemahiran tersebut kepada ketiga-tiga madunya. Akhirnya usaha tersebut mendatangkan keuntungan dan kekayaan. Perusahaan industrinya semakin maju dan mampu mencukupi keperluan rumahtangga lelaki itu serta isteri-isterinya.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: Carilah rezeki dengan menikah(Riwayat Ibnu Abbas)
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Firman Allah SWT yang bermaksud: Dan nikahilah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan kurniaNya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Surah an-Nur : 32)
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Dengan mengambil iktibar dan teladan dari kisah di atas, Insya Allah jika niat kita ikhlas dan murni serta tujuan menikah itu kerana Allah, tidak mustahil segala gejala-gejala sosial dapat dihindarkan. Dilema Suami dalam Memartabatkan Institusi Kekeluargaan Isteri Mengandung Diperiksa oleh Doktor Lelaki Kedamaian dan ketenangan hidup merupakan harapan setiap insan. Kemesraan dan kesefahaman antara suami isteri, membuahkan kerinduan yang mendalam. Jika kebahagiaan itu diganggu dengan duri-duri kehidupan yang menggores jiwa dan perasaan, secara perlahan kemesraan rumahtangga tersebut menjadi terhakis. Untuk menetapkan kebahagiaan rumahtangga dari hakisan, hindarilah sesuatu yang dapat menimbulkan kebimbangan dan keraguan dalam jiwa. Untuk itu pihak Darul Nu'man tertarik untuk menyampaikan mesej ini sebagai renungan ummah. Kemusykilan yang kami paparkan ini merupakan pertanyaan yang dilontarkan kepada pihak kami dalam internet. Kemudian panel kami menjawabnya dengan menggunakan pendekatan agama dan psikologi. Dari jawapan itu kami merasa tertarik untuk menyampaikan perkara ini kepada kita semua.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Soalan: Ada suatu perkara yang selama ini mengganggu fikiran saya, dan bagi saya ia telah menjadi perkara yang SERIUS. Saya telah mempunyai empat orang anak, keempat-empat anak saya tersebut lahir melalui perawatan doktor lelaki. Semenjak dari pemeriksaan hinggalah sampai mereka lahir, doktor lelaki itulah yang melaksanakannya. Yang menjadi kemusykilan saya apakah pemeriksaan bulanan ketika mengandung yang dilakukan oleh doktor lelaki tersebut dengan memegang bahagian-bahagian aurat seperti perut dan sebagainya dikira sebagai darurat. Sedangkan ketika itu isteri saya bukan dalam keadaan sakit tapi dalam keadaan normal.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Apakah hukumnya jika kita membiarkan perkara itu terjadi di depan kita sedangkan mungkin kita boleh mencari alternatif lain seperti mencari doktor pakar wanita ataupun bidan? Daripada, Keluarga Muslim K. L.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Jawapan Penjelasan: Pada diri wanita ada ciri-ciri atau kriteria yang spesifik dan itu tidak dimiliki oleh lelaki, begitu pula sebaliknya. Apabila salah satu pihak meninggalkan kriteria yang telah ditetapkan Allah bererti ia telah meninggalkan fitrah dan merosak kudrat insaniah. Ada beberapa ketentuan dalam syariat Allah sehubungan kriteria yang dimiliki oleh wanita, oleh sebab itu berpegang teguhlah dengan syariat tersebut dan jangan perkenankan lelaki campur tangan dalam urusan dalaman jika tidak ingin dirugikan ataupun kehidupan fizikal dan kejiwaan wanita akan rosak. Syariat Darurat Secara syariat, wanita muslimah hendaklah menjaga dirinya dan auratnya dari dilihat orang lain, kerana jika perkara ini terjadi pasti akan menimbulkan fitnah. Secara fitrah baik lelaki ataupun wanita yang bukan muhrim bersentuhan pasti akan menimbulkan berahi dan getaran jiwa yang akan mendatangkan tekanan syahwat baik banyak mahupun sedikit. Inilah namanya nafsu yang pasti ada pada diri seorang lelaki ataupun wanita yang normal. Wanita mengandung ketika mengadakan pemeriksaan bulanan dengan doktor lelaki bukanlah tergolong dalam keadaan darurat, kerana ketika itu wanita tersebut bukan dalam keadaan sakit. Jika ia bukan dalam keadaan darurat sudah tentu hukumnya berdosa ketika seorang doktor lelaki menyentuh bahagian-bahagian tertentu tubuh wanita tersebut. Kedudukan darurat dalam Islam adalah jika sesuatu keadaan itu tidak ada pilihan lain, maka secara terpaksa atau harus kita melaksanakan sesuatu yang pada dasarnya bertentangan dengan ketetapan Allah. Umpamanya, memakan daging khinzir hukumnya haram, namun ketika dalam keadaan tidak ada sedikitpun makanan melainkan daging itu sahaja, sedangkan kita dalam keadaan kelaparan yang boleh membawa maut, maka hukumnya menjadi harus memakan daging tersebut sekadar mengelakkan dari mati. Pemeriksaan Bulanan Begitu juga halnya dalam masalah pemeriksaan bulanan, ia bukanlah dalam keadaan darurat, sebab masih ada cara lain atau alternatif lain untuk mencari doktor wanita ataupun bidan yang beragama Islam. Apatah lagi di negara kita sekarang ini mudah didapati doktor wanita, bahkan di hospital dan klinik kerajaan pun kebanyakan yang memeriksa wanita hamil terdiri dari doktor atau bidan wanita. Mengapa kita mesti mencari doktor lelaki jika hanya sekadar menginginkan kepakaran mereka disaat mengadakan pemeriksaan bulanan. Bahkan doktor wanita yang pakar sakit puan pun telah ramai di negara ini. Maka tidak timbullah istilah 'darurat' ketika mengadakan pemeriksaan bulanan dengan doktor lelaki bagi wanita hamil. Kecualilah ketika akan melahirkan, di mana wanita yang akan melahirkan tersebut memerlukan pembedahan dan perhatian yang serius dari ramai pihak. Maka ketika ini barulah boleh dipakai istilah darurat tersebut, kerana wanita yang ingin melahirkan itu tidak terfikir masalah lain, melainkan ingin selamat melahirkan anaknya. Aspek Psikologi Ditinjau dari aspek psikologi pun proses pemeriksaan bulanan yang dilakukan wanita hamil dengan doktor lelaki ini akan menimbulkan kesan yang jauh dan negatif dalam hubungan kekeluargaan. Bayangkan saja bagi seorang wanita yang selama ini hanya disentuh oleh suaminya, tentu akan merasa suatu getaran ketika lelaki lain menyentuhi tubuhnya. Rasa kelainan dan getaran inilah yang membenihkan suatu keinginan tertentu kepada yang lain selain suaminya, lebih-lebih lagi ketika mereka menghadapi masalah atau krisis rumahtangga. Perkara ini sepintas lalu nampaknya macam perkara biasa dan sederhana, namun dalam jangka masa panjang, kesannya sangat membahayakan minda dan jiwa isteri tadi serta suaminya juga. Dalam hal ini bagi doktor lelaki mungkin tidak merasakan apa-apa perasaan terhadap pesakitnya, disebabkan terlalu ramai pesakit yang dirawatnya setiap hari dan ini menjadikannya lali dengan keadaan tersebut. Namun bagi seorang wanita yang normal dan sihat, getaran di jantungnya pasti akan terasa dan getaran inilah yang dinamakan syahwat. Jika perkara ini terjadi bukanlah bererti setiap wanita yang hamil itu tidak baik atau wanita yang rendah moralnya, malah perkara ini membuktikan kenormalan wanita tersebut. Dalam hal ini kebijaksanaan suami sangat dituntut untuk melaksanakan tuntutan Islam agar isterinya mengadakan pemeriksaan bulanan dengan doktor wanita Islam sahaja. Menggerakkan Nafsu Syahwat Saya ingin membawa contoh yang sama dalam diri seorang lelaki. Bagaimanakah rasanya perasaan seorang lelaki jika bahagian tertentu tubuhnya disentuh oleh doktor wanita dengan nada bahasa yang lemah-lembut dan baik. Sebagai seorang lelaki yang normal, pasti dia akan merasakan getaran di jantungnya, kecualilah jika ketika itu ia betul-betul sakit (dalam keadaan darurat), sehingga tidak ada yang lain difikirkannya melainkan kesembuhan dari sakitnya itu. Begitu juga halnya dengan doktor wanita yang menyentuh pesakit lelaki mungkin merasa lali dengan situasi tersebut disebabkan propesi dan tanggungjawabnya sebagai seorang doktor. Keretakan Rumahtangga
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Fahamilah tentang kaedah batas-batas aurat bagi seorang wanita atau lelaki yang bukan muhrim. Jika perkara ini tidak diberi perhatian secara serius, lama kelamaan akan runtuhlah sendi institusi rumahtangga keluarga muslim. Seandainya seluruh umat Islam tidak mengambil berat tentang perkara ini, bukan saja institusi rumahtangga malah negara pun akan runtuh kerana kejatuhan nilai moral dan agama dalam kehidupan bangsa. Peliharalah diri dan keluarga kita agar kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat serta terhindar dari seksa api neraka.
</span></p></span>Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4927361955598025222.post-8594615868926646102009-01-17T18:18:00.003+07:002009-01-22T02:06:27.620+07:00Patient Safety<span xmlns=""><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#000000;"><em><strong>Patient safety</strong></em> is a current issue in medical service that most pressing health care challenges to give professional services. It is a responsibility for each health care in hospital. According KKP-RS (Yahya, Adib, 2006) patient safety is a system ini hospital to create the patient care most be secure. This system make serious efforts to prevent patient injury that caused by mistake of intervention or nothing intervention to take by a good right.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#000000;">There are something that concerned with patient safety: risk assesment, identification and managing case that concerned with patient risk, report and incident analisis, capability to learn and follow up from the incident , and implementation of solution to minimalized at risk. Condition that concerned with patient safety, are there:
</span></p><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><strong><em<span style="color:#000000;"><span style="font-family:verdana;">Near Miss</span></span></strong></div></li></ul></em><span style="font-family:verdana;color:#000000;">
</span><p style="TEXT-ALIGN: justify"><em><span style="font-family:verdana;color:#000000;">A situation in which a patient had a narrow escape from a serious complication
</span></em></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#000000;">( National Steering Committee on Patient safety in Canadian Health Care ,2002)
</span></p><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><em><span style="color:#000000;"><span style="font-family:verdana;"><strong>Adverse Event </strong>
</span></span></em></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><em><span style="font-family:verdana;color:#000000;">An unintended injury or complication that results disability at the time of discharge, death or prolonged hospital stay and that is caused by health care management rather than by patient's underlying disease process ( Baker et al. 2004)
</span></em></p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><strong><em><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Nursing error
</span></em></strong></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><em><span style="font-family:verdana;color:#000000;">The failure of a planned action to be completed as intended or the use of wrong plan to achieve</span><strong><span style="font-family:verdana;color:#000000;"> an aim ( Reason, 1990)
</span></strong></em></p></li><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#000000;">In nursing care, those condition may be present and happened a patient oftentimes, although not always caused by nurse. In this matter can be happen by condition in wards and/ or system applies in the hospital. The condition hospital can affected error of care are a lot of patient number, limited of nurse, condition of patient care ( total care), planning of a doctor and laboratorium or radiology examination.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Yale University School of Medicine make a study evaluation to 18.473 patient in recovery room. As the result showed general average complication at patient is 26,7%. The complication after anestesi around 23,7% and than 5,1% complication at intraoperative (Tilton, 2002).
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Research by Tessler & Covert (1999), from 335 inpatient showed 76 % patient late transfer to wards , 26% waiting 30 minutes before transfer, and 28 % not ready to transfer so bringing on patient LOS (lange of stay) is long.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#000000;">In nursing areas, patient safety dependent on individu competence to give professional service and effective health system. Canadian Health Care supported this case, that explain realization of patient safety is accountability of registered nurse and other health care.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#000000;">In Indonesia, to realization patient safety will be done national movement " Hospital Patient Safety" and to make Hospital Patient Safety Committee (KKP-RS) whit the vision to improve patient safety and quality hospital services, and than mission of this committee are develop standart of patient safety based on research and knowledge, collaboration with multiple institute that a purpose to improve patient safety and quality of hospital service
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Organitation that concerned with patient safety are:
</span></p><ul><li><span style="font-family:verdana;color:#000000;">AHRQ: Agency for Healthcare Research and Quality (</span><a href="http://www.ahrq.gov/" target="_blank"><span style="font-family:verdana;color:#000000;">http://www.ahrq.gov/</span></a><span style="font-family:verdana;color:#000000;">)
</span></li><li><span style="font-family:verdana;color:#000000;">JCAHO: Joint Comm.On Accreditation for Healthcare Organization
</span></li><li><span style="font-family:verdana;color:#000000;">APSF:Australian Patient Safety Foundation Inc. ( 1989)NSCPS: National Steering Committee on Patient Safety ( Canada)
</span></li><li><div><span style="font-family:verdana;color:#000000;">ACEN:Academy of Canadian Executive Nurses</span><em><span style="font-family:verdana;color:#000000;">
</span></em></div><p>
<span style="font-family:verdana;color:#000000;"></span></p></li></ul><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Evidence-based nursing as the foundation for professional nursing practice. Evidence-based practice has become a prominent issue in international health care. Rising health costs, the management principle of doing things right and the desire for quality improvement have created a climate for the evolution of evidence-based health care (Rycroft-Malone, Bucknall, Melnyk, 2004)
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#000000;">"The aim of evidence-based practice is to reduce wide variations in individual clinicians' practices, eliminating worst practices and enhancing best practices, thereby reducing costs and improving quality" (Tanner, 1999).
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#000000;">"Evidence Based Nursing is the process by which nurses make clinical decisions using the best available research evidence, their clinical expertise and patient preferences". Three areas of research competence are: interpreting and using research, evaluating practice, and conducting research. These three competencies are important to EBN. (http//evidence.ahc.umn.edu/ebn.htm)
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Nursing intervention is planning of implementation nursing intervention that make by a nurse to help finishing of patient problems.. intervention in order of goal will be arrived. The nurse needs equal of intellectual capability and knowledge to determine a good nursing intervention to finishing a problem of patient that related with health. PICO method is a one of the alternative to make appropriate nursing intervention.
</span></p><p><em><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Structuring A Question
</span></em></p><ul><li><div><em><span style="font-family:verdana;color:#000000;">PICO Method
</span></em></div><ul><li><div><em><span style="font-family:verdana;color:#000000;">P= patient/problem
</span></em></div><ul><li><em><span style="font-family:verdana;color:#000000;">What are you trying to address
</span></em></li><li><em><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Does gender/age influence clinical care
</span></em></li></ul></li><li><div><em><span style="font-family:verdana;color:#000000;">I=Intervention
</span></em></div><ul><li><em><span style="font-family:verdana;color:#000000;">What will you do for the patient?
</span></em></li><li><em><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Drugs, surgery, diet, exercise
</span></em></li></ul></li><li><div><em><span style="font-family:verdana;color:#000000;">C=Comparison
</span></em></div><ul><li><em><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Alternatives to your chosen intervention?
</span></em></li><li><em><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Against other interventions, gold standard, or no treatment
</span></em></li></ul></li><li><div><em><span style="font-family:verdana;color:#000000;">O=Outcome
</span></em></div><ul><li><em><span style="font-family:verdana;color:#000000;">What will be improved for the patient?
</span></em></li><li><em><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Less risk of fracture, fewer hospitalizations, etc
</span></em></li></ul></li></ul></li></ul><p><strong><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Bibiliography
</span></strong></p><ol><li><span style="color:#000000;"><span style="font-family:verdana;"><em>ACP Journal Club</em> 1996 Nov-Dec;125:A14–6.
</span></span></li><li><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Cochrane, A. (1976). Effectiveness and Efficiency. London: The Nuffield Trust.
</span></li><li><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Estabrooks, C. A. (1998). Will evidence-based nursing practice make practice perfect? <em>Can J Nurs Res,</em> 30(1), 15-36.
</span></li><li><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Haynes RB, Sackett DL, Gray JAM, <em>et al</em>. Transferring evidence from research into practice. The role of clinical care research evidence in clinical decisions [editorial
</span></li><li><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Kittson, A. (2004). The state of the art and science of evidence-based nursing in UK and Europe. <em>Worldviews on Evidence-Based Nursing</em>. 1(1), 6-8. </span><a href="http://www.blackwellpublishing.com/wvn" target="_blank"><span style="font-family:verdana;color:#000000;">www.blackwellpublishing.com/wvn</span></a><span style="font-family:verdana;color:#000000;">.
</span></li><li><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Kleiber, C., & Titler, M. G., (1998). Evidence based practice and the revised Iowa Model. <em>Fifth national research utilization conference (April 23-24)</em>. Iowa City, IA: University of Iowa hospitals and Clinics.
</span></li><li><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Peden-McAlpine, C. (1999). Expert thinking in nursing practice: implications for supporting expertise. Nurs Health Sci, 1(2), 131-7.
</span></li><li><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Rycroft-Malone, J., Bucknall, T., Melnyk, B.M., (2004). Editorial. <em>Worldviews on Evidence-Based Nursing</em>. 1(1), 1-2. www.blackwellpublishing.com/wvn.
</span></li><li><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Sackett, D.L., Richardson, W.S., Rosenberg, W., Haynes, R.B. (1997). <em>Evidence-based medicine: how to practice and teach evidence-based medicine</em>. London: Churchill Livingstone.
</span></li><li><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Stetler, C. B. (1994). Refinement of the Stelter /Marram model for application of research findings to practice. <em>Nursing Outlook, January/February,</em> 15-25;
</span></li></ol><p><span style="font-family:verdana;color:#000000;">Stetler, C. B., Brunell, M., Giuliano, K. K., Morsi, D., Prince, L., & Newell-Stokes, V. (1998). Evidence-based practice and the role of nursing leadership. J Nurs Adm, 28(7-8), 45-53.</span></p></span>
Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4927361955598025222.post-5634060382497487122009-01-17T11:40:00.003+07:002009-01-22T02:32:17.034+07:00Metode Pencatatan Persediaan Barang<h1 align="justify"><span><span style="font-size:100%;"> </span></span></h1><span xmlns=""><p align="justify">Istilah yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha perusahaan. Istilah yang digunakan dapat dibedakan untuk usaha dagang yaitu perusahaan yang membeli barang dan menjualnya kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk barang, dan perusahaan manufaktur yaitu perusahaan yang membeli bahan dan mengubah bentuknya untuk dapat dijual. Secara umum istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang akan dijual. Dalam perusahaan dagang, barang-barang yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali diberi judul "persediaan barang". Judul ini menunjukkan seluruh persediaan barang yang dimiliki. Dalam perusahaan manufaktur persediaan barang yang dimiliki terdiri dari beberapa jenis yang berbeda. Masing-masing jenis diberi judul tersendiri agar dapat menunjukkan macam persediaan yang dimiliki. Jenis persediaan yang ada dalam perusahaan manufaktur sebagai berikut :</p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">a. Bahan Baku dan Penolong
</span><span style="font-family:verdana;">Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya. Sedangkan bahan penolong adalah barang-barang yang juga menjadi bagian dari produk jadi tetapi jumlahnya relatif kecil atau sulit diikuti biayanya. Misalnya dalam perusahaan mebel, bahan baku adalah kayu, rotan, besi siku. Bahan penolongnya adalah paku, dempul.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">b. Supplies Pabrik
</span><span style="font-family:verdana;">Adalah barang-barang yang mempunyai fungsi melancarkan proses produksi misalnya oli mesin, bahan pembersih mesin.
</span><span style="font-family:verdana;"></span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">c. Barang dalam Proses
</span><span style="font-family:verdana;">Adalah barang-barang yang sedang dikerjakan (diproses) tetapi pada tanggal neraca barang-barang tadi belum selesai dikerjakan. Untuk dapat dijual masih diperlukan pengerjaan lebih lanjut.
</p></span><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">d. Produk Selesai
</span><span style="font-family:verdana;">Yaitu barang-barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses produksi dan menunggu saat penjualannya.
</span><span style="font-family:verdana;">Persediaan barang baik dalam usaha dagang maupun dalam perusahaan manufaktur merupakan jumlah yang akan mempengaruhi neraca maupun laporan rugi laba, oleh karena itu persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus dapat dipisahkan mana yang sudah dapat dibebankan sebagai biaya (harga pokok penjualan) yang akan dilaporkan dalam laporan rugi laba dan mana yang masih belum terjual yang akan menjadi persediaan dalam neraca.
</p></span><span style="font-family:verdana;"></span><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Metode pencatatan persediaan barang, dapat dilakukan dengan cara : 1) metode fisik, dan 2) metode buku.
</p></span><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;"><em>1. Metode Fisik</em>
</span><span style="font-family:verdana;">Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Perhitungan persediaan (Stock opname) ini diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang masih ada dan kemudian diperhitungkan harga pokoknya. Dalam metode ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku-buku, setiap pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian. Karena tidak ada catatan mutasi persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apabila persediaan akhir sudah dihitung.
</span><span style="font-family:verdana;">Ada masalah yang timbul bila menggunakan metode fisik, yaitu jika diinginkan menyusun laporan keuangan jangka pendek (interim) misalnya bulanan, yaitu keharusan mengadakan perhitungan fisik atas persediaan barang. Bila barang yang dimiliki jenisnya dan jumlahnya banyak, maka perhitungan fisik akan memakan waktu yang cukup lama dan akibatnya menjadikan metode ini sangat sederhana baik pada saat pencatatan pembelian maupun pada waktu melakukan pencatatan penjualan.
</span><span style="font-family:verdana;"></span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;"><em>2. Metode Buku (Perseptual)</em>
</span><span style="font-family:verdana;">Dalam metode buku setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan dan saldo persediaan. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan. Masing-masing kolom dirinci lagi untuk kuantitas dan harga perolehannya. Penggunaan metode buku akan memudahkan penyusunan neraca dan laporan rugi laba jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir. Walaupun laporan rugi laba dan neraca segera dapat disusun tanpa mengadakan perhitungan fisik atas barang, setidak-tidaknya setahun sekali perlu diadakan pengecekan apakah jumlah barang dalam gudang sesuai dengan jumlah dalam rekening persediaan. Pengecekan ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil perhitungan fisik dengan jumlah dalam rekening persediaan. Bila terdapat selisih jumlah persediaan antara hasil perhitungan fisik dengan saldo rekening persediaan, dapat diadakan penelitian terhadap sebab-sebab terjadinya perbedaan itu. Apakah selisih itu normal dalam arti susut atau rusak, ataukah tidak normal, yaitu diselewengkan. Selisih yang terjadi akan dicatat dalam rekening selisih persediaan dan rekening lawannya adalah rekening persediaan barang. Bila jumlah dalam gudang lebih kecil dibanding dengan saldo rekening persediaan, maka rekening persediaan dikurangi, dan sebaliknya. Dengan demikian rekening harga pokok penjualan hanya menunjukkan harga pokok barang-barang yang dijual. Selisih persediaan tidak termasuk dalam harga pokok penjualan tetapi dicatat sendiri. Sedangkan dalam metode fisik karena harga pokok dihitung dengan metode selisih persediaan maka kekurangan/kelebihan persediaan akan tercampur dalam harga pokok penjualan.
</p></span><p><span style="font-family:verdana;">Dibanding dengan metode fisik maka metode buku merupakan cara yang lebih baik untuk mencatat persediaan yaitu dapat membantu memudahkan penyusunan neraca dan laporan rugi laba, juga dapat digunakan untuk mengawasi barang-barang dalam gudang.</span></p></span>Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4927361955598025222.post-76458910254275788942009-01-17T11:36:00.002+07:002009-01-22T02:12:22.477+07:00Persahabatan Sejati<span xmlns=""><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Apapun definisinya, <em>persahabatan sejati</em> selalu didasari pada rasa saling percaya, rasa saling menghormati, saling mendukung dan menerima perbedaan tanpa kepentingan pribadi. Jangan sia-siakan persahabatan yang dimiliki.
Persahabatan bukan saja masalah dengan siapa kita akan menghabiskan waktu. Tapi ini lebih pada sebuah kebutuhan jiwa. Bahkan perasaan cintapun tak akan muncul tanpa didasari persahabatan. Helen Keller pernah mengucapkan, "lebih baik berjalan dalam gelap bersama seorang sahabat daripada berjalan dalam terang sendirian"
Jangan pernah sepelekan sahabat. Karena temanlah satu saat kita bisa berjaya, dan karena teman pula satu saat kita bisa jatuh. Sahabat atau teman sejati, kata seorang teman adalah mereka dari siapa kita bisa percaya meminjam dan dipinjami uang. Sahabat, kata teman lain, adalah kepada siapa kita bisa menceritakan diri kita yang sesungguhnya. Sahabat adalah tempat curhat, alias curahan hati, tempat kita bisa merasa aman menampilkan "wajah" kita tanpa harus bertopeng. Pun tempat kita bisa merasakan perbedaan tidak menjadi masalah.
Apapun definisinya, persahabatan sejati harus selalu didasari pada rasa saling percaya, saling menghormati, saling mendukung dan penerimaan atas perbedaan dan tanpa kepentingan pribadi. Ada orang begitu pandai bergaul hingga seolah-olah ia memiliki sahabat dimanapun dia berpijak. Tapi nyatanya tak semua orang beruntung. Tak semua orang dengan mudah bisa menjalin persahabatan sejati hingga waktu lama. Sebenarnya mereka ini bukanlah orang yang gagal, karena masih sangat mungkin untuk mencoba lagi. Mungkin mereka hanya terlambat untuk belajar bahwa persahabatan bukanlahlah jual beli. Ketika kepentingan selesai, selesai juga persahabatan.
Dari situs friendship.com tertulis bahwa untuk menemukan sahabat sejati Anda membutuhkan waktu untuk mengujinya. Sadarilah bahwa sahabat karib tidak harus memiliki kesamaan dalam segala hal. Memang dalam beberapa hal Anda membutuhkan persamaan. Misalnya dalam hal minat buku, musik atau film.
Tetapi perbedaan dalam persahabatan sesungguhnya adalah anugerah. Dengan perbedaan Anda akan dapat meluaskan dunia Anda. Untuk itu, jagalah diri Anda dari keinginan untuk menghakimi apapun pilihan teman Anda.
Menjadi teman yang baik juga mesti adu argumentasi sesekali. Sepasang sahabat tak harus terus menerus setuju akan hal yang sama. Meski tak semua orang menyukai kondisi ini, berdasarkan penelitian, adu argumentasi ternyata bisa menyehatkan. Selain bisa menggali pribadi teman Anda, lewat adu argumentasi Anda bisa menambah wawasan dan belajar tentang kesabaran.
Anda harus merasa nyaman berada di sekitar orang yang anda sebut sahabat. Karena tak jarang kita mendengar komentar seperti ini, "Aduh, aku sebenarnya tak suka dengan olok-oloknya tentang aku. Habis bagaimana lagi, dia kan sahabatku sejak SD". Tapi benarkah ini yang disebut sebagai sahabat ?
Seorang teman akan mencintai tanpa syarat. Sesekali mungkin seorang sahabat akan marah. Tapi bukankah kemarahan adalah kondisi psikologis wajar. Seorang sahabat biasanya akan segera melupakan kemarahannya dan memaafkan sesegera mungkin Anda menyadari kesalahan yang terjadi. Jika saat ini Anda sedang marah pada sahabat Anda, ingatlah hal ini. Jangan sampai kemarahan Anda menghapuskan segala kesenangan yang biasanya Anda lalui bersama.
Anda percaya cinta pada pandangan pertama ? Sebenarnya hal ini juga terjadi pada persahabatan. Kita mungkin masih ingat saat kita baru bertemu dengan seseorang.
Perkenalan berjalan biasa saja. Lalu tanpa kita sadari kita terlibat dalam pembicaraan seru dengannya. Lucunya kadang kita merasa topik yang kita bicarakan seolah cuma kita yang tahu. Seolah tak seorangpun di dunia ini yang mengerti apa yang kita bicarakan. Setelah waktu 3 jam percakapan yang "heboh", Anda harus berpisah. Anda kemudian saling bertukar nomer telepon, dan tak sabar untuk berbincang lagi dengannya. Nah, anda baru saja memulai persahabatan lewat pandangan pertama. </span></p><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Tak memiliki teman, tak adil buat jiwa (Confusius, 551-497 BC, filsuf Cina)</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Nasib memilih hidupmu, kaulah yang memilih temanmu (Jacques Delile 1738-1813, sastrawan Perancis) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Berkumpullah bersama orang-orang berkualitas baik jika kau menghargai reputasimu, untuk ini lebih baik sendiri daripada ditemani orang-orang yang buruk (George Washington, 1732-1799, Presiden Amerika I)</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Suka dan tak suka adalah hal yang sama, itulah persahabatan sejati (Sallust, 86-334 BC, sejarahwan Roma) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Seorang teman yang setia sepadan dengan seratus kenalan (Euripides) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Semua orang bisa simpati pada penderitaan seseorang, tapi dibutuhkan simpati yang alami pada kesuksesan siapapun di dunia (Eleanor Roosevelt) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Jika kau menghakimi seseorang, kau tak akan punya waktu untuk mencintainya (Mother Teresa) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Aku tak akan bicara tentang keburukan orang, dan bicaralah tentang kebaikan semua orang (Benjamin Franklin) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Ketidak beruntungan akan menunjukkan siapa yang bukan teman sejati (Aristoteles) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Jangan pernah melukai teman, bahkan dalam olok-olok (Cicero) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Pikirkan kapan kejayaan seseorang dimulai dan berakhir. Dan katakan kejayaanku dimulai ketika aku memiliki teman (William Yeats) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Duka cita bisa hilang dengan sendirinya, tapi untuk mendapatkan nilai penuhakan kesenangan, kau harus punya seseorang untuk memisahkannya (Mark Twain) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Cermin terbaik adalah teman lama (George Herbert) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Apakah teman itu ? Adalah sebuah jiwa dalam dua tubuh (Aristoteles) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Terlambat sudah untuk belajar, seseorang harus menjaga temannya. Tak hakimi, menerima, percaya hingga akhir masa (John Boyle O'Reilly) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Teman memiliki semua kesamaan (Plato) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Tanpa teman, seseorang tak akan hidup meski ia memiliki segalanya (Aristoteles) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Persahabatan tanpa kepentingan pribadi adalah hal yang langka dan terindah dalam hidup (James Francis Byrnes) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Sesuatu yang paling indah yang bisa kita alami adalah hal yang misterius,sumbernya adalah seni, ilmu pengetahuan dan persahabatan (Albert Einstein kepada Baron Merenda) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Segala cinta yang dibangun tanpa dasar persahabatan, bagaikan membangun istana di atas pasir (Ella Wheeler Wilcox) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Dalam sahabat, kau temukan pribadi kedua (Isabelle nortono </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Tak akan aku lupakan saat bersamamu. Tetaplah jadi sahabatku, seperti kaumenemukan dirimu dalam diriku (Ludwig van Beethoven) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Berjalan dalam gelap bersama seorang teman, lebih baik daripada berjalan dalam terang sendirian (Helen Keller) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Komunikasi yang baik bereaksi bagaikan minum kopi, sangat sulit untuk tidur sesudahnya (Anne Morow Lindbergh) </span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Pada akhirnya, yang kita ingat bukanlah perkataan musuh kita, melainkan diamnya sahabat kita (Marthin Luther King, JR)
</span></div></li></ul><p style="TEXT-ALIGN: justify">
<span style="font-family:verdana;"> </span></p></span>Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4927361955598025222.post-60165310795874934872009-01-17T11:33:00.002+07:002009-01-22T02:15:55.113+07:00Love Starts With A Smile<span xmlns=""><p align="justify"><span style="font-family:verdana;">Love starts with a smile, grows with a kiss, and ends with a tear.
Don't cry over anyone who won't cry over you.
If love isn't a game, why are there so many players?
Good friends are hard to find, harder to leave, and impossible to forget.
You can only go as far as you push!
Actions speak louder than words.
The hardest thing to do is watch the one you love, love somebody else.
Don't let the past hold you back, you're missing the good stuff.
Life's short. If you don't look around once in a while you might miss it.
A best friend is like a four leaf clover, hard to find and lucky to have.
Some people make the world special by just being in it.
Best friends are the siblings God forgot to give us.
When it hurts to look back, and you're scared to look ahead, you can look
beside you and your best friend will be there.
True friendship never ends.
Friends are forever.
Good friends are like stars....you don't always see them, but you know
they are always there.
Don't frown, you never know who is falling in love with your smile.
What do you do when the only person who can make you stop crying is the
person who made you cry?
Nobody is perfect until you fall in love with them.
Everything is okay in the end. If it's not okay, then it's not the end.
Most people walk in and out of your life, but only friends leave
footprints in your heart.
Send this on to everyone special in your life, even the people who really
make you mad sometimes. Remember, every minute spent angry is sixty
seconds of happiness wasted.
</p></span></span>Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4927361955598025222.post-73956765106295735802009-01-17T11:22:00.002+07:002009-01-17T19:08:47.966+07:00Elektrokardiografi (EKG) Abnormal<span xmlns=""><p style="TEXT-ALIGN: center"><span style="font-family:Jokerman;font-size:16;"><strong>EKG ABNORMAL
</strong></span></p><p style="TEXT-ALIGN: center">
</p><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>ECG RHYTHM ABNORMALITIES</strong>
</span></p><ol><li><div><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Supraventricular arrhythmias
</strong></span></div><ol><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Premature atrial complexes (PAC)
</strong></span></li></ol></li></ol><ul style="MARGIN-LEFT: 54pt"><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Sebuah kompleks muncul lebih awal dari yang diperkirakan
</span></li><li><div><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Setelah PAC, biasanya muncul lagi irama sinus
</span></div><p>
</p></li></ul><ol><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Premature junctional complexes (PJC)
</strong></span></li></ol><ul style="MARGIN-LEFT: 54pt"><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Hampir sama dengan implikasi klinis PAC
</span></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">PJC lokasinya pada AV junction, capture atria (retrograde) dan ventrikel (antegrade). Gelombang P retrograde dapat muncul sebelum, selama, atau setelah kompleks QRS; jika sebelumnya, interval PR biasanya pendek ( < 0,12 ).
</span></div></li></ul><p>
</p><ol><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Atrial fibrillation
</strong></span></li></ol><ul style="MARGIN-LEFT: 54pt"><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Aktivitas listrik yang tak menentu datang dari banyak sumber tambahan yang ada di atrium
</span></li><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Tidak ada kontraksi atrial yang "rapi" dapat terdeteksi
</span></li></ul><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Atrial Fibrilasi biasanya ditandai dengan (Brunner & Suddarth, 2002):
</span></p><p style="MARGIN-LEFT: 36pt"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Frekuensi : 350-600/menit
</span></p><p style="MARGIN-LEFT: 126pt; TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gelombang P : tidak terdapat gelombang P yang jelas; tampak undulasi yang irregular; interval PR tidak dapat diukur
</span></p><p style="MARGIN-LEFT: 36pt"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Kompleks QRS : biasanya normal
</span></p><p style="MARGIN-LEFT: 126pt; TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Hantaran : biasanya normal melalui ventrikel. Ditandai oleh respon ventrikel irregular, karena nodus AV tidak berespon terhadap frekuensi atrium yang cepat, maka impuls yang dihantarkan menyebabkan ventrikel berespon irreguler
</span></p><p style="MARGIN-LEFT: 126pt; TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Irama : irregular dan biasanya cepat, kecuali bila terkontrol. Iregularitas irama diakibatkan oleh perbedaan hantaran pada nodus AV
</span></p><p style="MARGIN-LEFT: 126pt; TEXT-ALIGN: justify">
</p><ol><li><div><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Atrial flutter
</strong></span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Terjadi bila satu tempat di atrium memulai banyak impuls dengan frekuensi yang sangat cepat. Impuls yang dihantarkan atrium sangat cepat sehingga tidak dapat membentuk gelombang P yang sempurna tetapi membentuk gelombang F yang kontinyu (member gambaran mata gergaji).
</span></p><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Atrial Flutter ditandai sbb (Brunner & Suddarth, 2002):
</span></p><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Frekuensi : 250-400/menit
</span></p><p style="MARGIN-LEFT: 90pt; TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gelombang P : tidak ada, melainkan diganti oleh pola gigi gergaji yang dihasilkan oleh focus di atriumyang melepaskan impuls dengan cepat
</span></p><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Kompleks QRS : konfigurasinya normal dan waktu hantarannya juga normal
</span></p><p style="MARGIN-LEFT: 90pt; TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Irama : regular atau irregular, tergantung jenis penyekatnya (misal 2:1, 3:1, atau kombinasinya)
</span></p><p>
</p></li><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Ectopic atrial tachycardia and rhythm
</strong></span></li></ol><ul style="MARGIN-LEFT: 54pt"><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Irama ektopik merupakan irama abnormal yang muncul dari mana saja selain dari nodus sinus.
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Merupakan gelombang ektopik, tampak tidak teratur (semau-maunya), gelombang P' unifocal dengan atrial rate <250/min (tidak sama dengan slow atrial flutter)
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gelombang P' Ectopic biasanya mendahului kompleks QRS dengan P'R interval < RP' interval (i.e., berbeda dengan paroxysmal supraventricular tachycardia yang gelombang P retrograde muncul segera setelah kompleks QRS).
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Respon ventricular mungkin 1:1 atau dengan berbagai derajat AV block (terutama pada digitalis toxicity, seperti yang ditunjukkan dari 3-lead ECG dengan 2:1 block berikur ini).
</span></div></li></ul><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style="font-size:12;">Ectopic atrial rhythm serupa dengan ectopic atrial tachycardia, tetapi HR <100 bpm.</span><span style="font-size:10;">
</span></span></p><p style="MARGIN-LEFT: 54pt">
</p><ol><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Multifocal atrial tachycardia
</strong></span></li></ol><ul style="MARGIN-LEFT: 54pt"><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Merupakan suatu irama tidak teratur yang terjadi dengan frekuensi 100-200 denyut per menit
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Multifocal atrial tachycardia dapat dibedakan dengan atrial fibrilasi oleh gelombang P yang mudah dikenali sebelum setiap kompleks QRS. Gelombang P, yang berasal dari banyak tempat dalam atrium, bentuknya akan bervariasi, dan interval antara gelombang-gelombang P dan kompleks QRS yang berbeda akan bervariasi juga. Untuk menegakkan diagnosis Multifocal atrial tachycardia, Anda perlu mengidentifikasi setidaknya tiga morfologi gelombang P yang berbeda.
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Tampak paling sering pada pasien lansia dengan penyakit akut atau kronik seperti eksaserbasi COPD
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style="font-size:12;">Jika atrial rate is <100/menit, <strong><em>call it multifocal atrial rhythm</em></strong></span><span style="font-size:10;">
</span></span></div></li></ul><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p><ol><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Paroxysmal supraventricular tachycardia
</strong></span></div></li></ol><ul style="MARGIN-LEFT: 54pt"><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">PSVT adalah ritme cepat yang terjadi dan berhenti secara mendadak
</span></li><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">PSVT adalah suatu irama yang mutlak teratur, dengan frekuensi biasanya antara 150-200 denyut per menit.
</span></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Kadang-kadang dapat ditemukan gelombang P retrograde (yang paling baik adalah melihat pada sadapan II dan III), tetapi lebih sering gelombang P terbenam pada kompleks QRS dan tidak dapat diidentifikasi sama sekali. Seperti pada semua aritmia ventrikuler, kompleks QRSnya sempit.
</span></div></li><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Untuk interpretasi yang akurat, permulaan dan akhir PSVT harus tampak
</span></li><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">PSVT kadang disebut juga PAT (Paroxysmal atrial tachycardia)
</span></li></ul><p>
</p><ol><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Junctional rhythms and tachycardias
</strong></span></li></ol><ul style="MARGIN-LEFT: 54pt"><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Junctional Escape Beats: </strong>pasif, berasal dari sel pacemaker di bawah AV junction (biasanya di Bundle of His). Kecepatan pacemaker berkisar antara 40-60/menit; junctional escapes terjadi ketika pacemaker primer pada SA node gagal atau AV node memblocks impulse atrial. Kertas ECG strip menunjukkan perlambatan sinus dengan dua junctional escapes.
</span></div></li></ul><ul style="MARGIN-LEFT: 49pt"><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Junctional Escape Rhythm: </strong>Didahului atau diikuti gelombang P retrograde; rate 45-60/menit; konfigurasi QRS biasanya sama seperti sinus beat.
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Accelerated Junctional Rhythm: </strong>ini adalah <strong><em>active </em></strong>junctional pacemaker rhythm yang disebabkan oleh peristiwa yang mengganggu sel pacemaker (misal ischemia, drugs, dan electrolyte abnormalities). Rate = 60-100/menit.
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Nonparoxysmal Junctional Tachycardia: </strong>ini biasanya dimulai sebagai<strong>
</strong>ritme junctional yang dipercepat tetapi denyut jantung meningkat secara bertahap sampai > 100x/menit. Mungkin terdapat disosiasi AV atau retrograde atrial capture. Ischemia (biasanya dari oklusi arteri koroner kanan) dan intoksikasi digitalis merupakan dua penyebab utama. Contoh junctional takikardi (B) dan tanpa exit block (A).
</span></div></li></ul><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p><p style="MARGIN-LEFT: 36pt">
</p><p style="MARGIN-LEFT: 36pt">
</p><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>3. Ventricular arrhythmias
</strong></span></p><ol><li><div><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Premature ventricular complexes (PVCs)
</strong></span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">PVC dapat unifocal, multifocal, maupun multiform. Multifocal PVC memiliki asal yang berbeda, yang berarti interval pengulangannya berbeda (diukur dari kompleks QRS sebelumnya). Multiformed PVC biasanya memiliki interval coupling yang sama (karena berasal dari tempat ektopik yang sama tetapi konduksinya melalui ventrikel berbeda). Multiformed PVC umumnya terjadi pada intoksikasi digitalis.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">PVC dapat muncul sebagai isolated single events atau sebagai couplets, triplets, dan salvos (4-6 PVCs in a row), juga disebut brief ventricular tachycardias.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">PVC dapat muncul pada awal siklus (R-on-T phenomenon), setelah gelombang T (seperti terlihat pada gambar), atau pada akhir siklus – sering bergabung dengan QRS berikutnya (fusion beat). R-on-T PVC dapat menjadi berbahaya pada situasi iskemik akut, karena ventrikel mungkin dapat menjadi ventricular tachycardia atau fibrillation.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Kejadian yang mengikuti PVC adalah penting. Biasanya PVC diikuti oleh complete compensatory pause karena waktu nodus sinus tidak terputtus; satu gelombang sinus P tidak dapat mencapai ventrikel karena masih bersifat refrakter dari PVC; impuls sinus berikutnya terjadi tepat waktu berdasarkan sinus rate. Kebalikannya, PAC biasanya diikuti oleh pause incomplete karena PAC biasanya memasuki nodus sinus dan mereset timingnya; ini memungkinkan gelombang sinus P muncul lebih awal daripada yang diharapkan. Konsep ini diilustrasikan seperti di bawah
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Tidak semua PVC diikuti oleh pause. Jika PVC terjadi di awal (terutama jika heart rate lambat), dapat muncul sandwiched diantara dua normal beats. Ini disebut interpolated PVC. Impuls sinus mengikuti PVC mungkin dikonduksikan dengan interval PR yang memanjang karena konduksi retrograde disembunyikan oleh PVC menjadi AV junction slowing subsequent conduction of the sinus impulse.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p></li><li><div><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Ventricular tachycardia
</strong></span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Adanya daerah miokard iskemik menyebabkan putaran balik konduksi impuls sehingga terjadi depolarisasi ventrikel berulang secara cepat.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Takikardi ventrikel mempunyai karakteristik sbb (Brunner & Suddarth, 2002):
</span></p><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Frekuensi : 150-200/menit
</span></p><p style="MARGIN-LEFT: 90pt; TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gelombang P : biasanya tenggelam dalam kompleks QRS; bila terlihat, tidak selalu mempunyai pola yang sesuai dengan QRS. Kontraksi ventrikel tidak berhubungan dengan kontraksi atrium.
</span></p><p style="MARGIN-LEFT: 90pt; TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Kompleks QRS : mempunyai konfigurasi yang sama dengan PVC-lebar dan aneh, dengan gelombang T terbalik. Denyut ventrikel dapat bergabung dengan QRS normal, menghasilkan denyut gabungan
</span></p><p style="MARGIN-LEFT: 90pt; TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Hantaran : berasal dari ventrikel, dengan kemungkinan hantaran retrograde ke jaringan penyambung dan atrium
</span></p><p style="MARGIN-LEFT: 90pt; TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Irama : biasanya regular, tetapi dapat juga terjadi takikardi ventrikel irregular
</span></p><p style="MARGIN-LEFT: 90pt; TEXT-ALIGN: justify">
</p></li><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Accelerated ventricular rhythms
</strong></span></li></ol><ul style="MARGIN-LEFT: 54pt"><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;color:black;">Ritme ventrikuler "aktif" karena peningkatan automatisitas ventricular pacemaker (reperfusi setelah thrombolytic therapy adalah faktor penyebab utama).
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;color:black;">Ventricular rate 60-100 x/menit (apapun yang lebih cepat dapat menjadi ventricular tachycardia)
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;color:black;">Kadang disebut <strong><em>isochronic ventricular rhythm</em></strong>
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;color:black;">Dapat diawali dan diakhiri oleh fusion beats. Biasanya jinak, berlangsung singkat, dan tidak memerlukan terapi.
</span></div></li></ul><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Isochronic ventricular rhythm juga disebut accelerated ventricular rhythm karena menggambarkan focus aktif ventrikuler. Aritmia ini merupakan aritmia reperfusi umum pada pasien AMI. Sering dimulai dan diakhiri dengan fusion beats dan terdapat disosiasi AV.
</span></p><p style="MARGIN-LEFT: 36pt">
</p><ol><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Idioventricular rhythm
</strong></span></li></ol><ul style="MARGIN-LEFT: 54pt"><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Bentuk QRS sama seperti Ventricular Premature Beat (VPB) atau VT, sering lebih bizarre
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">QRS > 0,16 detik
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Rate : 30-40/menit
</span></div><p>
</p></li></ul><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>ECG CONDUCTION ABNORMALITIES
</strong></span></p><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Blokade Konduksi
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Setiap onstruksi jalur normal konduksi llistrik disebut sebagai blockade konduksi. Blockade konduksi dapat terjadi dimanapun pada system konduksi jantung. Ada tiga tipe blokade konduksi, yaitu:
</span></p><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Blokade nodus sinus. Pada keadaan ini, nodus sinus memacu secara normal, tetapi gelombang depolarisasi segera terblokade dan tidak dijalarkan ke jaringan atrium. Pada EKG, blockade ini tampak seperti suatu pause pada siklus jantung normal.
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Blockade AV. Istilah ini merujuk pada setiap blokade konduksi antara nodus sinus sampai ke nodus AV, termasuk nodus AV sendiri
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Blockade cabang berkas. Merujuk pada suatu blokade konduksi pada salah satu atau kedua cabang berkas ventrikel.
</span></div></li></ul><p>
</p><ol><li><div><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Atrio-Ventricular (AV) Block
</strong></span></div><ol><li><div><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>1st Degree AV Block
</strong></span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">blokade AV derajat pertama ditandai dengan penundaan konduksi yang lama pada nodus AV atau berkas His. Gelombang depolarisasi secara normal menyebar dari nodus sinus ke atrium, namun saat mencapai nodus AV gelombang ditahan lebih lama dari sepersepuluh detik (yang biasa). Akibatnya, interval PR memanjang. Diagnosis blokade AV derajat pertama hanya memerlukan interval PR lebih besar dari 0,2 detik.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gambaran EKG:
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p></li><li><div><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Type I (Wenckebach) 2nd Degree AV Block
</strong></span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Pada tipe ini, setiap impuls atrium yang berurutan menemukan perlambatan yang makin lama makin panjang dalam nodus AV sampai satu impuls (biasanya setiap impuls ketiga/keempat) gagal lewat. Diagnosis blokade Wenkebach memerlukan pemanjangan progresif setiap interval PR yang berurutan sampai satu gelombang P gagal berkonduksi lewat nodus AV dan karenanya tidak disertai kompleks QRS.
</span></p></li></ol><p>
</p><ol><li><div><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Type II (Mobitz) 2nd Degree AV Block
</strong></span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Blockade Mobitz tipe II disebabkan oleh blokade di bawah nodus AV pada berkas His. Blockade ini menyerupai blockade Wenckebach, namun tidak terjadi pemanjangan interval PR yang progresif. Diagnosis blockade Mobitz tipe II memerlukan adanya sebuah denyut gagal (P tidak diikuti kompleks QRS) tanpa pemanjangan interval PR yang progresif. Rasio gelombang P terhadap kompleks QRS bervariasi, dari 2:1 sampai 3:1 dan sebagainya. Gambaran EKG (dari V1)
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p></li><li><div><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Complete (3rd Degree) AV Block
</strong></span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Pada blockade lengkap ini, tidak ada impuls atrium yang lewat untuk mengaktifkan ventrikel. Tempat blockade dapat di nodus AV atau lebih rendah. Atrium dan ventrikel tidak berhubungan satu sama lain karena dipisahkan oleh pemisah absolute blockade konduksi total. EKG pada blockade jantung derajat 3 menunjukkan gelombang P pada grafik tampak berderap dengan kecepatan biasa (60-100 gelombang/menit) tetapi tidak berhubungan dengan kompleks QRS yang muncul dengan frekuensi lolos yang jauh lebih rendah. Diagnosis blockade jantung derajat 3 memerlukan adanya disosiasi AV dengan ventrikel lebih lambat daripada frekuensi sinus (atrium)
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gambaran EKG<span style="color:#ffcc00;">
</span>(dari V1):
</span></p></li></ol></li></ol><p>
</p><ol><li><div><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Intraventricular Blocks
</strong></span></div><ol><li><div><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Right Bundle Branch Block
</strong></span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Pada blockade cabang berkas kanan, konduksi melalui berkas kanan tersumbat. Akibatnya, ventrikel kanan terlambat berdepolarisasi. Ini menyebabkan dua hal terjadi pada EKG:
</span></p></li></ol></li></ol><ul style="MARGIN-LEFT: 54pt"><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Kompleks QRS melebar >0,12 detik
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Pada blockade cabang berkas kanan, masih terdapat gelombang R dan S awal saat ventrikel kiri berdepolarisasi. Tetapi ketika ventrikel kanan kemudian memulai depolarisasinya yang terlambat, yang tidak terlawan oleh ventrikel kiri yang sekarang sudah berdepolarisasi penuh dan secara elektrik tenang, sumbu listrik aliranarusnya berbelok tajam kembali kea rah kanan. Ini menggunakan gelombang R kedua (R'), pada sadapan V1 dan V2. seluruh kompleks itu disebut RSR' (gambarannya menyerupai telinga kelinci). Selain itu, terdapat depresi segmen ST dan inversi gelombang T.
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Pada sadapan lateral kiri yang merekam ventrikel kiri (aVL, I, V5, V6), depolarisasi ventrikel kanan lambat menyebabkan rekaman gelombang S dalam lambat terbalik.
</span></p></li></ul><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">
</span></p><ol><li><div><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Left Bundle Branch Block
</strong></span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Pada blockade cabang berkas kiri, depolarisasi ventrikel kirilah yang terlambat. Pada EKG akan tampak:
</span></p><ol><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Kompleks QRS melebar (>0,12 detik)
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Kompleks QRS pada sadapan yang merekam ventrikel kiri (I, aVL, V5, V6) akan menunjukkan perubahan perubahan bentuk yang khas. Gelombang R tinggi, melebar pada puncak/berlekuk dengan depresi segmen ST dan inverse gelombang T. Sadapan yang merekam ventrikel kanan (V1, V2) akan menunjukkan gelombang S yang dalam, lebar, dan terbalik.
</span></div></li></ol><p>
</p></li><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Left Anterior Fascicular Block
</strong></span></li></ol><ul style="MARGIN-LEFT: 54pt"><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Pada hemiblokade anterior kiri, konduksi yang turun ke fasikulus anterior kiri terblokade. Semua aliran turun lewat fasikulus posterior kiri menuju ke permukaan inferior jantung. Kemuadian terjadilah depolarisasi miokard ventrikel kiri yang maju dengan arah inferior ke superior dan kanan ke kiri.
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Aksis depolarisasi ventrikel diarahkan kembali ke atas dan sedikit ke kiri, dengan menggoreskan gelombang R positif tinggi pada sadapan lateral kiri, dan gelombang S yang dalam di sebelah inferior. Peristiwa ini menimbulkan deviasi aksis ke kiri (antara 0 dan -90). Pada EKG akan tampak gambaran kompleks QRS yang positif di lead I dan negative di lead aVF. Terdapat kompleks rS pada lead II, III, aVF. Gambar EKG:
</span></div><p>
</p></li></ul><ol><li><div><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Left Posterior Fascicular Block
</strong></span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Pada hemiblok posterior kiri, semua aliran listrik turun lewat fasikulus atnterior kiri, dan kemudian depolarisasi miokardium ventrikel terjadi dengan arah superior ke inferior dan kiri ke kanan. Karenanya, aksis depolarisasi mengarah ke bawah dan ke kanan, yang menggoreskan gelombang R yang tinggi di sebelah inferior dan gelombang s yang dalam di sadapan lateral kiri. Hasilnya adalah deviasi aksis ke kanan (antara +90<sup>0</sup> dan 180<sup>0</sup>). Terdapat juga kompleks rS pada lead I
</span></p></li><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Bifascicular Blocks
</strong></span></li></ol><ul style="MARGIN-LEFT: 54pt"><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Merupakan gabungan RBBB dengan LAFB (umum) atau LPFB (tidak umum)
</span></li><li><div><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gambaran EKG (RBBB + LAFB):
</span></div><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">
</span></p></li></ul><ol><li><div><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Nonspecific Intraventricular Block
</strong></span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Pada blok intraventrikular nonspesifik, durasi kompleks QRS terjadi selama >0,10 detik. Hal ini mengindikasikan perlambatan konduksi dalam ventrikel. Kriteria untuk blok cabang berkas atau fasikular (hemiblok) tidak dapat ditemui. Penyebab blockade ini antara lain hipertrofi ventrikel (terutama ventrikel kiri), infark miokard (sehingga disebut blok preinfark), obat-obatan (terutama antiaritmia klas IA dan IC: quinidin, flecainide), hiperkalemia.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p></li><li><div><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Wolff-Parkinson-White Preexcitation
</strong></span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Meskipun bukan gangguan konduksi intraventrikular yang nyata, kondisi ini menyebabkan pelebaran kompleks QRS. Kriteria EKG untuk kelainan ini antara lain: 1) pemendekan interval PR (<0,12), 2) perlambatan awal kompleks QRS (gelombang delta) menunjukkan aktivasi ventrikel awal melalui otot ventrikel normal. Gelombang delta kadang mirip dengan gelombang Q sehingga bisa menimbulkan false positif untuk infark miokard., 3) pemanjangan durasi QRS (biasanya >0,10 detik), 4) perubahan ST-T sekunder karena gangguan kelanjutan aktivasi ventrikel.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p></li></ol><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>ATRIAL ENLARGEMENT</strong>
</span></p><ol><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Right Atrial Enlargement (RAE)
</strong></span></li></ol><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Amplitude gelombang P >2.5 mm pada lead II dan atau >1.5 mm pada lead V1 (kriteria ini tidak spesifik atau sensitive)
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gambaran klasik pembesaran atrium kanan, yang tergambar pada sadapan II dan V1 disebut P pulmonale, karena gambaran ini sering disebabkan oleh penyakit paru yang berat.
</span></div></li></ul><p>
</p><ol><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Left Atrial Enlargement (LAE)
</strong></span></li></ol><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Interval P di lead II melebar (>0,12 detik). Defleksi terminal V1 negatif dengan lebar ≥0,04 detik dan dalam ≥1 mm.
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gambaran EKG pembesaran atrium kiri sering disebut P mitrale karena penyakit katup mitral merupakan penyebab yang lazim pembesaran atrium kiri.
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p></li></ul><ol><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Bi-Atrial Enlargement (BAE)
</strong></span></li></ol><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Features of both RAE and LAE in same ECG
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">P wave in lead II >2.5 mm tall and>0.12s in duration
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style="font-size:12;">Initial positive component of P wave in V1 >1.5 mm tall and prominent P-terminal force</span><span style="font-size:10;">
</span></span></div></li></ul><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Untuk melihat pembesaran atrium, lihat sadapan II dan V1
</strong></span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Pembesaran atrium kanan ditandai dengan hal-hal sbb:
</span></p><ol><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Peningkatan amplitude bagian pertama gelombang P
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Tidak ada perubahan durasi gelombang P
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Kemungkinan deviasi aksis ke kanan gelombang P
</span></div></li></ol><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Pembesaran atrium kiri ditandai dengan hal-hal sbb:
</span></p><ol><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Amplitude komponen terminal (negatif) gelombang P dapat meningkat, dan harus turun setidaknya 1 mm di bawah garis isoelektrik
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Durasi gelombang P meningkat, dan lebar bagian terminal (negatif) gelombang P harus setidaknya 1 kotak kecil (0,04 detik)
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Tidak ada deviasi aksis yang berarti, karena atrium kiri normalnya mendominasi aliran listrik.
</span></div></li></ol><p>
</p><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>VENTRICULAR HYPERTROPHY</strong>
</span></p><ol><li><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Left Ventricular Hypertrophy (LVH)
</strong></span></li></ol><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;color:black;">Pada umumnya vector QRS membesar dalam ukurannya
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;color:black;">Penebalan septum menyebabkan vector QRS awal membesar, sehingga terlihat gelombang Q yang lebih dalam di lead I, II, III, aVL, V5 dan V6, dan gelombang R yang lebih besar di V1.
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Harus ada peningkatan amplitude gelombang R pada sadapan-sadapan yang mengawasi ventrikel kiri, dan peningkatan amplitude gelombang S pada sadapan-sadapan yang mengawasi ventrikel kanan
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Kriteria yang paling berguna pada sadapan prekordium adalah sbb:
</span></div></li></ul><ol style="MARGIN-LEFT: 54pt"><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Amplitude gelombang R pada sadapan V5 atau V6 plus amplitude gelombang S pada sadapan V1 atau V2 melebihi 35 mm
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Amplitude gelombang R pada sadapan V5 melebihi 26 mm
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Amplitude gelombang R pada sadapan V6 melebihi 18 mm
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Amplitude gelombang R pada sadapan V6 melebihi amplitude gelombang R pada sadapan V5
</span></div></li></ol><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Makin banyak kriteria yang positif, makin besar kemungkinan bahwa pasien tersebut menderita hipertrofi ventrikel kiri. Kriteria yang akurat adalah kriteria yang pertama.
</span></p><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Kriteria yang paling berguna pada sadapan ekstrimitas adalah sbb:
</span></div></li></ul><ol style="MARGIN-LEFT: 54pt"><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Amplitude gelombang R pada sadapan aVL melebihi 13 mm
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Amplitude gelombang R pada sadapan aVF melebihi 21 mm
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Amplitudo gelombang R pada sadapan I melebihi 14 mm
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Amplitudo gelombang R pada sadapan I plus amplitude gelombang S pada sadapan III melebihi 25 mm
</span></div></li></ol><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p><ol><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Right Ventricular Hypertrophy (RVH)
</strong></span></div></li></ol><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Pada sadapan ekstrimitas, tanda paling lazim yang terkait dengan hipertrofi ventrikel kanan adalah deviasi aksis ke kanan
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Aksis QRS harus melebihi + 100<sup>0</sup>, karenanya komppels QRS pada sadapan I (diarahkan pada 0<sup>o</sup>) harus sedikit lebih negatif daripada positif.
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Kriteria EKG:
</span></div><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Rasio R/S yang terbalik: R/S di V1 > 1, R/S di V6 < 1
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Sumbu QRS pada bidang frontal yang bergeser ke kanan
</span></div></li></ul></li></ul><ol><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Biventricular Hypertrophy
</strong></span></div></li></ol><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Keadaan yang mendukung diagnose:
</span></div><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">R/S ratio di V5 atau V6 < 1
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">S di V5 atau V6 > 6 mm
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">RAD (>90 degrees)
</span></div></li></ul></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Temuan dalam EKG yang lain:
</span></div><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Kriteria LVH dan RVH terpenuhi
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;"><span style="font-size:12;">Kriteria LVH terpenuhi dan tanda RAD atau RAE ada</span><span style="font-size:10;">
</span></span></div></li></ul></li></ul><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>MYOCARDIAL INFARCTION</strong>
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Infark miokard terjadi bila salah satu arteri koroner tersumbat secara total karena trombosis menimpaplak yang sudah ada atau karena spasme arteri koronaria. Patogenesis yang mendasari pada hampir semua kasus adalah penyempitan progresif arteri koronaria karena aterosklerosis.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Ada tiga komponen untuk mendiagnosis infark miokard, yaitu:
</span></p><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Anamnesa dan pemeriksaan fisik: nyeri dada substernal lama yang menyesakkan dan menyebar ke rahang atau lengan kiri, disertai mual, diaforesis, dan nafas pendek
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Eenzim jantung: peningkatan kadar kreatinin kinase (CK), laktat dehidrogenase (LDH), dan aspartat aminotransferase (AST/SGOT) pada beberapa jam setelah serangan.
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">EKG. Selama infark miokard akut, EKG berkembang melalui tiga stadium:
</span></div><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gelombang T runcing diikuti dengan inverse gelombang T
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Elevasi segmen ST
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Muncul gelombang Q baru (>25% tinggi gelombang R)
</span></div></li></ul></li></ul><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p><ol><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Infark Inferior
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Infark inferior hampir selalu akibat dari penyubatan arteri koronaria kanan atau cabang descendensnya. Perubahan terjadi pada lead II, III, aVF. Perubahan resiprokal dapat dilihat pada lead anterior dan lateral kiri.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Infark dinding lateral
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Infark dinding lateral dapat merupakan akibat dari sumbatan arteri sirkumfleksa kiri. Perubahan dapat ditemukan pada lead I, aVL, V5, dan V6. Perubahan resiprokal dapat dilihat pada sadapan inferior.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gambaran EKG pada MI anterior ekstensif/anterolateral:
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Infark Anterior
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Infark anterior dapat merupakan akibat dari sumbatan arteri descendens anterior kiri (DAK). Perubahan ditemukan pada lead precordial (V1 sampai V6). Jika arteri utama kiri tersumbat, dapat terjadi infark anterolateral, dengan perubahan di sadapan prekordial serta pada sadapan I dan aVL. Perubahan resiprokal tampak di sebelah inferior.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gambaran EKG pada :
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Infark Posterior
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Infark posterior hampir selalu disebabkan oleh sumbatan pada arteri koronaria kanan. Karena tidak ada sadapan yang memonitor dinding posterior, diagnosis memerlukn temuan perubahan resiprokal pada sadapan anterior. Dengan kata lain, karena kita tidak dapat mencari elevasi segmen ST dan gelombang Q pada sadapan posterior yang tidak dipasang, kita harus mencari <em>depresi segmen ST</em> dan <em>gelombang-gelombang R</em> tinggi pada sadapan anterior, terutama sadapan V1. Infark posterior merupakan bayangan cermin dari infark anterior pada EKG.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Infark Miokard tanpa gelombang Q
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Satu-satunya perubahan EKG yag tampak pada infark tanpa gelombang Q adalah inversi gelombang T dan depresi segmen ST. Infark tanpa gelombang Q mempunyai angka mortalitas awal yang lebih rendah, tetapi risiko untuk infark lanjut dan mortalitasnya lebih tinggi daripada infark gelombang Q.
</span></p></li></ol><p>
</p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>ABNORMALITAS GELOMBANG EKG PADA KEADAAN KHUSUS
</strong></span></p><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gangguan Elektrolit
</span></div><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Hiperkalemia
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Hiperkalemia menimbulkan evolusi progresif perubahan pada EKG yang dapat memuncak pada fibrilasi ventrikel dan kematian. Perubahan pada EKG tersebut yaitu:
</span></p><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Ketika kalium mulai naik, gelombang T pada semua sadapan EKG mulai meruncing dan bersifat difus
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Kalau kalium serum mulai meningkat lagi, interval PR akan memanjang dan gelombang P secara bertahap menjadi rata dan kemudian hilang
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Akhirnya, kompleks QRS melebar sampai menyatu dengan gelombang T, membentuk gambaran gelombang sinus. Fibrilasi ventrikel akhirnya dapat terjadi.
</span></div></li></ul></li></ul><p style="MARGIN-LEFT: 16pt; TEXT-ALIGN: justify">
</p><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Hipokalemia
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Pada hipokalemi, dapat ditemukan tiga perubahan, yang terjadi tanpa urutan tertentu:
</span></p><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Depresi segmen ST
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gelombang T merata
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Munculnya gelombang U
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Istilah gelombang U diberikan pada gelombang yang muncul setelah gelombang T. Walaupun gelombang U merupakan tanda hipokalemi yang khas, gelombang U ini sendiri saja tidak bersifat diagnostik dan kadang dapat muncul pada keadaan lain.
</span></p></li></ul><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gangguan kalsium
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Perubahan kalsium serum terutama mengganggu interval QT. Hipokalsemia memperpanjang interval ini, hiperkalsemia memperpendeknya.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gambaran EKG dengan hiperkalemi dan hipokalsemi:
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p></li></ul></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Hipotermia
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Ketika suhu tubuh turun di bawah 30<sup>o</sup>C, beberapa perubahan dapat terjadi pada EKG:
</span></p><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Segala sesuatunya melambat. Lazim ada bradikardi sinus, interval PR, QRS, QT dapat memanjang
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Tipe elevasi segmen ST yang khas, berupa kenaikan tegak lurus mendadak pada titik J dan kemudian menurun kembali secara mendadak pula ke garis isoelektrik. Hasil konfigurasinya disebut gelombang J atau gelombang Osborn
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Berbagai aritmia akhirnya dapat timbul. Fibrilasi atrium tipe lambat adalah yang paling sering.
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Artifak tremor otot karena menggigil dapat mempersulit perekaman.
</span></div></li></ul><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gambaran EKG dengan gelombang J/Osborn yang terutama jelas terlihat pada Lead I:
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Digitalis
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Perubahan pada EKG yang disebabkan oleh digitalis yaitu:
</span></p><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Perubahan EKG yang berkaitan dengan kadar terapeutik darah
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Efek digitalis yang dapat terjadi adalah depresi segmen ST yang mempunyai lereng turun sangat landai, gelombang T menjadi rata atau inversi. Efek digitalis biasanya paling menonjol pada sadapan yang mempunyai gelombang R tinggi.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Ingat bahwa efek digitalis adalah normal dan dapat diramalkan, sehingga obat tidak perlu dihentikan.
</span></p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Perubahan EKG yang berkaitan dengan kadar toksik darah
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Manifestasi toksik digitalis memerlukan intervensi klinis. Intoksikasi digitalis dapat menyebabkan blokade konduksi dan takiaritmia, sendirian atau bersamaan.
</span></p><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Blokade hantaran
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Digitalis memperlambat hantaran melalui nodus AV sehingga dapat menyebabkan blokade AV derajat I, II, dan bahkan III. Kemampuan digitalis untuk memperlambat konduksi AV berguna dalam pengobatan takikardi supraventrikuler.
</span></p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Takhiaritmia
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Takikardi atrium paroksismal (TAP) dan KVP adalah tipe takiaritmia yang paling sering disebabkan oleh digitalis. Geletar dan fibrilasi atrium adalah yang paling jarang.
</span></p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Kombinasi
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Kombinasi TAP dengan blokade AV derajat II merupakan gangguan irama yang paling khas pada intoksikasi digitalis. Blokade konduksi biasanya 2:1, tetapi dapat bervariasi dan tidak dapat diramalkan.
</span></p></li></ul></li></ul></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Quinidin
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Quinidin (obat antiaritmia) memperpanjang interval QT dan dapat meningkatkan risiko terjadinta takiaritmia vetrikuler. Interval QT harus dipantau pada penggunaan quinidin, dan obat ini harus dihentikan bila terjadi pemanjangan yang besar (>25%).
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Pada beberapa pasien, juga dapat muncul gelombang U.
</span></p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Penyakit Jantung Lain
</span></div><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Perikarditis: perubahan segmen ST dan gelombang T. Efusi besar dapat menyebabkan voltase rendah dan alternans listrik.
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Kardiomiopati hioertrofi (Stenosis Subaorta Hipertrofi Idiopatik_IHSS): dapat menyebabkan hipertrofi ventrikel, deviasi aksis ke kiri, gelombang Q sekat
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Miokarditis: blokade konduksi
</span></div></li></ul></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Penyakit Paru
</span></div><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">COPD: voltas erendah, deviasi aksis ke kanan, progresi gelombang R jelek. Kor pulmonale kronik dapat menyebabkan P pulmonale dan hipertrofi ventrikel kanan dengan strain
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Embolisme paru akut: hipertrofi ventrikel kanan dengan strain, blokade cabang berkas kanan, gelombang S besar di sadapan I dan Q yang dalam di lead III (S1Q3), aritmia (takikardi sinus dan fibrilasi atrium adalah yang paling lazim)
</span></div></li></ul></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Penyakit Sistem Saraf Pusat
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Dapat menyebabkan perubahan EKG berupa inversi gelombang T difus, dengan gelombang T lebar dan dalam, gelombang U menonjol.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Jantung Atlet
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Pada keadaan ini, akan tampak gambaran bradikardi sinus, perubahan segmen ST dan gelombang T nonspesifik, hipertrofi ventrikel kiri dan kanan, blokade cabang berkas kanan inkomplit, blokade AV derajat I atau Wenckebach, kadang-kadang aritmia supraventrikuler.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gambaran sinus bradikardi:
</span></p></li></ul><p>
</p><p style="MARGIN-LEFT: 18pt; TEXT-ALIGN: justify">
</p><p style="MARGIN-LEFT: 18pt; TEXT-ALIGN: justify">
</p><p style="MARGIN-LEFT: 18pt; TEXT-ALIGN: justify">
</p><p style="MARGIN-LEFT: 18pt; TEXT-ALIGN: center"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>DAFTAR PUSTAKA
</strong></span></p><p style="MARGIN-LEFT: 18pt; TEXT-ALIGN: justify">
</p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Brunner & Suddarth. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, volume 2. Jakarta: EGC
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Lindsay. 2006. ECG Learning Center in Cyberspace. http://library.med.utah.edu/kw/ecg/
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia. 1996 .Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FK UI
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Thaler. 2000. Satu-Satunya Buku EKG Yang Anda Perlukan, edisi 2. Jakarta: Hipokrates.
</span></p><p style="MARGIN-LEFT: 18pt; TEXT-ALIGN: justify">
</p><p style="MARGIN-LEFT: 18pt; TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">
</span> </p></span>Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4927361955598025222.post-49797489756292480622009-01-17T11:12:00.002+07:002009-01-17T11:34:05.000+07:00Elektrokardiografi (EKG) Dasar<span xmlns=""><p style="TEXT-ALIGN: center"><span style="font-family:Jokerman;font-size:18;"><strong>ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)
</strong></span></p><p style="TEXT-ALIGN: center">
</p><ul><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">EKG adalah serangkaian rekaman aktivitas gelombang listrik jantung.
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Mesin EKG merekam aktivitas jantung dari beberapa "sudut pandang" yang disebut dengan "lead".
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Dalam mesin EKG yang banyak digunakan di Indonesia, terdapat 12 lead: I, II, III, aVR, aVL, aVF, V1, V2, V3, V4, V5, V6. Artinya jantung dilihat dari 12 sudut pandang.
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Lead I, II, III adalah lead bipolar. Maksudnya, ia terdiri dari dua elektroda yang memiliki potensi muatan yang berbeda (positif dan negatif). Sebenarnya ada satu elektroda "ground" yang berfungsi untuk meminimalisir aktivitas listrik dari sumber lain.
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Lead aVR, aVL, aVF adalah lead unipolar, yang terdiri dari satu elektroda positif dan satu titik referensi (yang bermuatan nol) yang terletak di pusat medan jantung.
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Lead V1-6 adalah lead unipolar, terdiri dari sebuah elektroda positif dan sebuah titik referensi yang terletak di pusat listrik jantung.
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Memasang elektroda
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p></li></ul><div style="MARGIN-LEFT: 23pt"><table style="BORDER-COLLAPSE: collapse" border="0"><colgroup><col style="WIDTH: 36px"><col style="WIDTH: 231px"><col style="WIDTH: 259px"></colgroup><tbody valign="top"><tr><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: 0.5pt solid; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: 0.5pt solid; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>No</strong></span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: 0.5pt solid; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: center"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Area Jantung</strong></span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: 0.5pt solid; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: center"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Lead EKG</strong></span></p></td></tr><tr><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: 0.5pt solid; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">1</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Inferior</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">II, III, aVF </span></p></td></tr><tr><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: 0.5pt solid; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">2</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Lateral</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">I, aVL, V5-V6</span></p></td></tr><tr><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: 0.5pt solid; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">3</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">High lateral</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">I, aVL</span></p></td></tr><tr><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: 0.5pt solid; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">4</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Anteroseptal</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">V1-V4</span></p></td></tr><tr><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: 0.5pt solid; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">5</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Anterior ekstensif</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">I, aVL, V1-V6</span></p></td></tr><tr><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: 0.5pt solid; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">6</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Anterolateral</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">I, aVL, V4-V6</span></p></td></tr><tr><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: 0.5pt solid; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">7</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Anterior terbatas</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">V3-V5</span></p></td></tr><tr><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: 0.5pt solid; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">8</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Ventrikel kanan</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">V4R, V5R, V6R</span></p></td></tr></tbody></table></div><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>PENGENALAN GELOMBANG
</strong></span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gambaran EKG yang normal menunjukkan bentuk dasar sbb:
</span></p><ol><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gelombang P
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Ialah defleksi pertama siklus jantung yang menunjukkan aktivasi atrium (menggambarkan depolarisasi atrium). Gelombang P dari sinus normal durasinya 0,10-0,12 detik dan amplitudonya 0,5- 2,5 mm.
</span></p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gelombang Q
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Merupakan defleksi negatif pertama setelah gelombang P, normalnya berdurasi < 0,03 detik, dan amplitudonya kurang dari 25% gelombang R.
</span></p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Segmen PR
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan gelombang P dan gelombang QRS (diukur mulai dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang Q atau R dan menggambarkan waktu yang diperlukan untuk depolarisasi atrium dan perlambatan impuls di nodus AV sebelum depolarisasi ventrikel). Interval normalnya bernilai 0,12-0,20 detik.
</span></p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gelombang kompleks QRS
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Ialah suatu kompleks gelombang yang merupakan hasil dari depolarisasi ventrikel kanan dan kiri. Bagian-bagian gelombang QRS antara lain: 1) Gelombang Q yaitu defleksi negatif pertama; 2) Gelombang R yaitu defleksi positif pertama. Defeleksi berikutnya disebut gelombang R', R"; dst; 3) Gelombang S yaitu defleksi negatif pertama setelah R. Gelombang S berikutnya disebut S', S", dst.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Komplek QRS mempunyai durasi 0,06-0,10 detik (<0,12).
</span></p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Segmen ST
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Segmen ini merupakan garis isoelektrik yang menghubungkan kompleks QRS dan gelombang T.
</span></p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gelombang T
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Merupakan potensial repolarisasi ventrikel kanan dan kiri. Pada orang dewasa, gelombang T tegak di semua sadapan kecuali di aVR dan V1.
</span></p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gelombang U
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Adalah gelombang kecil yang mengikuti gelombang T yang asalnya tidak jelas.
</span></p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Interval QT
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Menggambarkan waktu total repolarisasi dan depolarisasi ventrikel. Interval ini tergantung dari frekuensi jantung, yang dapat ditentukan dengan suatu rumus atau tabel.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">QT terhitung = <span style="TEXT-DECORATION: underline">QT terukur</span>
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Interval RR
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Jika > 0,42 detik artinya memanjang
</span></p></li></ol><p style="TEXT-ALIGN: justify">
</p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>MEMBACA DAN MENERJEMAHKAN EKG
</strong></span></p><ol><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Menghitung heart rate
</strong></span></div><ol><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Metode Umum
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">1 kotak besar = 0,2 detik
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Tentukan jumlah kotak besar yang ada antara puncak R satu siklus ke siklus berikutnya. Cara penghitungan heart rate = 1 menit (60 detik)/jumlah kotak besar (detik)
</span></p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Metode Matematika
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gunakan metode ini untuk kasus bradikardi regular.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Heart rate= 300/jumlah kotak besar antar puncak R ke R
</span></p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Metode 6 detik
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Metode ini digunakan apabila terjadi irama irregular. Hitung interval R-R dalam 30 kotak besar (30 kotak besar = 6 detik), kemudian hasilnya dikalikan 10.
</span></p></li></ol></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Rythm
</strong></span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-size:12;"><span style="font-family:Times New Roman;">Sinus rythm merupakan irama jantung yang berasal dari sinus </span><span style="font-family:Wingdings;">à</span><span style="font-family:Times New Roman;"> didahului oleh depolarisasi atrium (ada gelombang P).
</span></span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Syarat normal sinus rhythm:
</span></p><ol><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Gelombang P berasal dari sinus (P positif di lead II dan negatif di aVR)
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">PR normal dan konsisten
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Konfigurasi gelombang P tetap
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Frekuensi 60-100x/menit
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Interval RR atau PP tetap (variasi <0,16 detik)
</span></div></li></ol></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Jenis Irama
</strong></span></div><ol><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Sinus
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Adalah irama denyut jantung yang pemacu dominannya adalah nodus sinus atrial dan merupakan irama normal. Ciri utama: P diikuti QRS
</span></p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Atrial
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Adalah irama denyut jantung yang pemacu dominannya adalah sumber impuls atrium. Merupakan irama abnormal, gelombang P nya berbeda dengan P sinus. Contoh: wandering atrial pacemaker.
</span></p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Junctional
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Adalah irama denyut jantung yang pemacu dominannya adalah nodus atrioventrikuler. Cirinya P hilang/inverse/mundur (retrogade). Contoh irama junctional.
</span></p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Ventrikuler
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Adalah irama denyut jantung yang pemacu dominannya adalah sumber impuls ventrikel. Ciri: P menghilang, jika ada biasanya tidak berhubungan dengan QRS secara konstan. Contoh: Premature Ventricular Contraction (PVC)
</span></p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Pemacu buatan (Pacer)
</span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Adalah irama denyut jantung yang irama dominannya adalah alat pemacu jantung buatan (dipasang pada atrium, ventrikel atau keduanya). Ciri: muncul garis pacemaker (pacemaker spike).
</span></p></li></ol></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Zona Transisi
</strong></span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Adalah sadapan prekordial dengan area di mana panjang gelombang positif (R) dan negatif (S) tampak relative sama, normalnya berada antara V3 atau V4. Zona transisi ini menunjukkan septum interventrikuler. Pergeseran zona transisi menunjukkan terjadinya rotasi jantung, dilihat dari bawah jantung.
</span></p></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>Aksis
</strong></span></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Aksis listrik jantung adalah sudut yang dibentuk oleh vector listrik (normalnya -30 sampai +90). Langkah-langkah penentuan aksis:
</span></p><ol><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Melihat lead I dan aVF, tentukan positif atau negatif
</span></div></li></ol></li></ol><div style="MARGIN-LEFT: 36pt"><table style="BORDER-COLLAPSE: collapse" border="0"><colgroup><col style="WIDTH: 67px"><col style="WIDTH: 78px"><col style="WIDTH: 168px"></colgroup><tbody valign="top"><tr><td style="BORDER-RIGHT: black 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: black 0.5pt solid; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: black 0.5pt solid; BORDER-BOTTOM: black 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: center"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Lead I</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: black 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: black 0.5pt solid; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: black 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: center"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Lead aVF</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: black 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: black 0.5pt solid; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: black 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: center"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Arah Aksis</span></p></td></tr><tr><td style="BORDER-RIGHT: black 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: black 0.5pt solid; BORDER-BOTTOM: black 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: center"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">+</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: black 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: black 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: center"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">-</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: black 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: black 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Deviasi kiri</span></p></td></tr><tr><td style="BORDER-RIGHT: black 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: black 0.5pt solid; BORDER-BOTTOM: black 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: center"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">+</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: black 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: black 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: center"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">+</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: black 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: black 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Normal</span></p></td></tr><tr><td style="BORDER-RIGHT: black 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: black 0.5pt solid; BORDER-BOTTOM: black 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: center"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">-</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: black 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: black 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: center"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">+</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: black 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: black 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Deviasi kanan</span></p></td></tr><tr><td style="BORDER-RIGHT: black 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: black 0.5pt solid; BORDER-BOTTOM: black 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: center"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">-</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: black 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: black 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: center"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">-</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: black 0.5pt solid; PADDING-RIGHT: 7px; BORDER-TOP: medium none; PADDING-LEFT: 7px; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: black 0.5pt solid"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Deviasi kanan ekstrim</span></p></td></tr></tbody></table></div><ol><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Menentukan area
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Pada lead ekstremitas tentukan lead yang paling isoelektris, kemudian tarik ke pusat lingkaran dan buat garis tegak lurus.
</span></div></li><li><div style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Menentukan derajat aksis
</span></div></li></ol><p>
</p><p>
</p><p style="MARGIN-LEFT: 18pt; TEXT-ALIGN: center"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;"><strong>DAFTAR PUSTAKA
</strong></span></p><p style="MARGIN-LEFT: 18pt; TEXT-ALIGN: justify">
</p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Brunner & Suddarth. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, volume 2. Jakarta: EGC
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Lindsay. 2006. ECG Learning Center in Cyberspace. http://library.med.utah.edu/kw/ecg/
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia. 1996 .Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FK UI
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:Times New Roman;font-size:12;">Thaler. 2000. Satu-Satunya Buku EKG Yang Anda Perlukan, edisi 2. Jakarta: Hipokrates.
</span></p><p>
</p></span>Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4927361955598025222.post-26978348829329868032009-01-16T19:59:00.004+07:002009-01-22T02:15:54.539+07:00Olah Raga Berenang<span xmlns=""><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Mungkin sebagian dari Anda sudang tidak asing lagi dengan kata berenang atau mungkin mempunyai hobi berenang. Tapi apakah kamu tahu bahwa renang ternyata sudah dikenal sejah zaman pra-sejarah. Dari gambar-gambar yang berasal dari zaman batu diketahui adanya gua-gua bagi para perenang di dekat Wadi Sora sebelah barat daya Mesir. Di Negara Jepang, renang adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh para samurai. Menurut catatan sejarah, pertama kali pertandingan renang diselenggarakan oleh Kaisar Suigui pada tahun 36 SM. Kemudian pertandingan renang untuk memperebutkan gelar juara telah dimulai di Eropa sekitar tahun 1800 dan sebagian besar menggunakan gaya dada.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Renang gaya bebas pertama kali dikenalkan oleh Arthur Trudgen. Gaya ini kemudian mulai dikombinasikan dengan gaya kaki yang menendang oleh Richard Cavill pada 1902. Di abad pertengahan, renang termasuk dalam tujuh kemahiran yang harus dimiliki oleh para ksatria termasuk berenang dengan membawa senjata.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Olahraga renang pertama kali dipertandingkan dalam Olimpiade modern tahun 1896 di Athena, Yunani. Pada Olimpiade ini, hanya empat nomor yang dipertandingkan dari rencana semula enam nomor. Masing-masing adalah nomor 100 meter, 500 meter, 1.200 meter, nomor bebas, dan 100 meter bagi para pelaut. Olimpiade kedua diselenggarakan di Paris, Prancis pada 1900 dan mempertandingkan nomor 200 m, 1.000 m, 4.000 m, nomor bebas, 200 m gaya dada, dan 200 m nomor beregu. Persatuan Renang Internasional (Federation Internationale De Natation De Amateur/FINA) dibentuk tahun 1908 semula menetapkan, gaya kupu-kupu adalah variasi gaya dada. Gaya ini baru menjadi gaya terpisah di tahun 1952. Wanita baru diperkenankan ikut pertandingan renang pada Olimpiade 1912 di Stockholm, Belanda. Itupun baru nomor bebas. Seiring dengan perkembangan olah raga renang renang semakin popular. Penggemar renang semakin bertambah. Bahkan, seringkali anak-anak diajarkan renang pada usia sangat dini
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">( Sumber: </span><a href="http://map-bms.wikipedia.org/wiki/Renang"><span style="font-family:verdana;">http://map-bms.wikipedia.org/wiki/Renang</span></a><span style="font-family:verdana;"> )
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Renang selain sebagai olah raga ternyata memiliki beberapa manfaat, misalnya tubuh menjadi bugar, hati pun bahagia serta memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Dengan berenang seluruh tubuh bergerak (kelompok otot-otot besar akan digunakan seperti otot perut, otot lengan, pinggul, pantat dan paha), sebagai olahraga aerobik yang akan membuat paru-paru sehat, sendi lebih lentur terutama di bagian leher, bahu dan pinggul.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Renang juga baik untuk mereka yang kelebihan berat badan, hamil, orang lanjut usia atau mereka yang menderita arthritis. Karena, ketika berenang seluruh berat badan ditahan air (mengapung), sehingga sendi-sendi tubuh tak terlalu berat menopang badan.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Dengan renang, tubuh akan membakar sekurang-kurangnya 275 kalori/jam, setara dengan bersepeda dan jalan-cepat. Meski kalori yang terbakar tak sebanyak dengan lari atau tenis.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Sebelum memulai berenang sebaiknya melakukan pemanasan dan peregangan oto-otot terlebih dahulu, agar tubuh siap-gerak. Pemanasan akan membuat suhu tubuh dan detak jantung meningkat perlahan-lahan. Lakukan pemanasan dengan berjalan-jalan sekitar kolam renang selama 10 menit, lalu regangkan sedikitnya 15 kali hitungan setiap otot. Peregangan ini dilakukan sebagai salah satu upaya menghindari terjadinya kram saat berenang.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Kemudian akhiri dengan pendinginan, yaitu renang perlahan-lahan selama 5 menit. Tutup latihan dengan minuman kesukaan, misal segelas susu Bear Brand atau Milo. Lakukan hal ini setelah setengah jam usai berenang. Dengan minum Bear Brand atau Milo, energi dan vitalitas akan kembali.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Supaya manfaat dari berenang itu tercapai maka dari segi tempat berenang/ kolam renang perlu juga untuk diperhatikan, dibawah ini adalah beberapa syarat dari kolam renang:
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Menurut Permenkes nomor 416/ MENKES/PER/IX/1990 yang dimaksud dengan air kolam renang adalah air di dalam kolam renang yang digunakan untuk olah raga renang dan kualitasnya memenuhi syarat kesehatan. Karena air kolam renang yang tidak memenuhi syarat dapat menimbulkan berbagai penyakit dan gangguan kesehatan lainnya terhadap perenang (pemakai). Penyakit yang paling mudah terjadi adalah terutama iritasi mata,selain itu juga dapat terjadi penyakit kulit. Hal ini bias dikarenakan oleh:
</span></p><div style="MARGIN-LEFT: 1pt"><table style="BORDER-COLLAPSE: collapse" border="0"><colgroup><span style="font-family:verdana;"><col style="WIDTH: 11px"><col style="WIDTH: 612px"></span></colgroup><tbody valign="top"><tr style="HEIGHT: 16px"><td style="PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 1px; PADDING-TOP: 1px" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 1px; PADDING-TOP: 1px" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Pemberian kaporit yang berlebihan</span></p></td></tr><tr style="HEIGHT: 15px"><td style="PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 1px; PADDING-TOP: 1px" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 1px; PADDING-TOP: 1px" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">pH air kolam renang yang terlalu asam atau Basa (pH kurang dari 7 atau lebih dari 8).</span></p></td></tr></tbody></table></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Syarat air kolam renang sebagaimana persyaratan air bersih sesuai Peraturan Menteri Kesehatan nomor 416/MENKES/ PER/IX/1990 adalah:
</span></p><div><table style="BORDER-COLLAPSE: collapse" border="0"><colgroup><span style="font-family:verdana;"><col style="WIDTH: 30px"><col style="WIDTH: 147px"><col style="WIDTH: 59px"><col style="WIDTH: 69px"><col style="WIDTH: 59px"><col style="WIDTH: 263px"></span></colgroup><tbody valign="top"><tr style="BACKGROUND: #3399ff; HEIGHT: 40px"><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: 0.75pt outset; BORDER-LEFT: 0.75pt outset; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center" rowspan="2"><p><span style="font-family:verdana;color:#ccffff;">No</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: 0.75pt outset; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center" rowspan="2"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#ccffff;">Parameter</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: 0.75pt outset; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center" rowspan="2"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#ccffff;">Satuan</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: 0.75pt outset; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center" colspan="2"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#ccffff;">Kadar yang diperbolehkan</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: 0.75pt outset; PADDING-BOTTOM: 1px; BORDER-LEFT: medium none; PADDING-TOP: 1px; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center" rowspan="2"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#ccffff;">Keterangan</span></p></td></tr><tr style="BACKGROUND: #3399ff; HEIGHT: 20px"><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: 0.75pt outset; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#ccffff;">Min</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#ccffff;">Max</span></p></td></tr><tr style="HEIGHT: 21px"><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: 0.75pt outset; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p><span style="font-family:verdana;"></span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">FISIKA</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;"></span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;"></span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;"></span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; PADDING-BOTTOM: 1px; BORDER-LEFT: medium none; PADDING-TOP: 1px; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">FISIKA</span></p></td></tr><tr style="HEIGHT: 21px"><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: 0.75pt outset; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p><span style="font-family:verdana;">1.</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Bau</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; PADDING-BOTTOM: 1px; BORDER-LEFT: medium none; PADDING-TOP: 1px; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Bebas dari bau yang mengganggu</span></p></td></tr><tr style="HEIGHT: 21px"><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: 0.75pt outset; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p><span style="font-family:verdana;">2.</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Benda terapung</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; PADDING-BOTTOM: 1px; BORDER-LEFT: medium none; PADDING-TOP: 1px; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Bebas dari bentuk terapung.</span></p></td></tr><tr style="HEIGHT: 21px"><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: 0.75pt outset; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p><span style="font-family:verdana;">3.</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Kejernihan</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; PADDING-BOTTOM: 1px; BORDER-LEFT: medium none; PADDING-TOP: 1px; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Piringan sesuai yang diletakkan pada dasar kolam yang terdalam dapat dilihat jelas dari tepi kolam pada jarak lurus 7m</span></p></td></tr><tr style="HEIGHT: 21px"><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: 0.75pt outset; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p><span style="font-family:verdana;"></span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">B. KIMIAWI</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;"></span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;"></span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;"></span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; PADDING-BOTTOM: 1px; BORDER-LEFT: medium none; PADDING-TOP: 1px; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;"></span></p></td></tr><tr style="HEIGHT: 21px"><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: 0.75pt outset; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p><span style="font-family:verdana;">1.</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Alumunium</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">mg/1</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">0.2</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; PADDING-BOTTOM: 1px; BORDER-LEFT: medium none; PADDING-TOP: 1px; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;"></span></p></td></tr><tr style="HEIGHT: 21px"><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: 0.75pt outset; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p><span style="font-family:verdana;">2.</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Kerasaan (CaSO3)</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">mg/1</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">30</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">500</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; PADDING-BOTTOM: 1px; BORDER-LEFT: medium none; PADDING-TOP: 1px; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;"></span></p></td></tr><tr style="HEIGHT: 21px"><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: 0.75pt outset; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p><span style="font-family:verdana;">3.</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Oksigen Terabsorbsi(O2)</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">mg/1</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">0.1</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; PADDING-BOTTOM: 1px; BORDER-LEFT: medium none; PADDING-TOP: 1px; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Dalam waktu 4 jam pada suhu udara </span></p></td></tr><tr style="HEIGHT: 21px"><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: 0.75pt outset; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p><span style="font-family:verdana;">4.</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">pH</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">6.5</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">2.5</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; PADDING-BOTTOM: 1px; BORDER-LEFT: medium none; PADDING-TOP: 1px; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;"></span></p></td></tr><tr style="HEIGHT: 21px"><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: 0.75pt outset; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p><span style="font-family:verdana;">5.</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Sisa Chlor</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">mg/1</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">0.2</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">0.5</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; PADDING-BOTTOM: 1px; BORDER-LEFT: medium none; PADDING-TOP: 1px; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;"></span></p></td></tr><tr style="HEIGHT: 21px"><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: 0.75pt outset; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p><span style="font-family:verdana;">6.</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Tembaga Sebagai Cu</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">mg/1</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">1.5</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; PADDING-BOTTOM: 1px; BORDER-LEFT: medium none; PADDING-TOP: 1px; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;"></span></p></td></tr><tr style="HEIGHT: 21px"><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: 0.75pt outset; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p><span style="font-family:verdana;"></span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">C. MIKRO BIOLOGIK</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;"></span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;"></span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;"></span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; PADDING-BOTTOM: 1px; BORDER-LEFT: medium none; PADDING-TOP: 1px; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;"></span></p></td></tr><tr style="HEIGHT: 21px"><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: 0.75pt outset; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p><span style="font-family:verdana;">1.</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Koliform total</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Jml per 100 ml</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">0</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; PADDING-BOTTOM: 1px; BORDER-LEFT: medium none; PADDING-TOP: 1px; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">ml.</span></p></td></tr><tr style="HEIGHT: 21px"><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: 0.75pt outset; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p><span style="font-family:verdana;">2.</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Jumlah kuman</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Jml. kolom/1 ml.</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; BORDER-LEFT: medium none; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">200</span></p></td><td style="BORDER-RIGHT: 0.75pt outset; BORDER-TOP: medium none; PADDING-BOTTOM: 1px; BORDER-LEFT: medium none; PADDING-TOP: 1px; BORDER-BOTTOM: 0.75pt outset" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;"></span></p></td></tr></tbody></table></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Bagi air kolam renang parameter yang paling penting diperhatikan adalah:
</span></p><div><table style="BORDER-COLLAPSE: collapse" border="0"><colgroup><span style="font-family:verdana;"><col style="WIDTH: 19px"><col style="WIDTH: 586px"></span></colgroup><tbody valign="top"><tr><td style="PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 1px; PADDING-TOP: 1px"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 1px; PADDING-TOP: 1px" valign="center"><p><span style="font-family:verdana;">PH air
apabila menyimpang akan menimbulkan Iritasi pada mata dan proses koagulasi akan terganggu.</span></p></td></tr><tr><td style="PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 1px; PADDING-TOP: 1px"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 1px; PADDING-TOP: 1px" valign="center"><p><span style="font-family:verdana;">CO2 Agresif
harus tidak ada, karena akan mengakibatkan karatan pada pipa</span></p></td></tr><tr><td style="PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 1px; PADDING-TOP: 1px"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 1px; PADDING-TOP: 1px" valign="center"><p><span style="font-family:verdana;">Kesadahan
berpengaruh pada daya pembersih air.</span></p></td></tr><tr><td style="PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 1px; PADDING-TOP: 1px"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 1px; PADDING-TOP: 1px" valign="center"><p><span style="font-family:verdana;">zat organik
kelebihan zat organik menandakan air kotor.</span></p></td></tr><tr><td style="PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 1px; PADDING-TOP: 1px"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 1px; PADDING-TOP: 1px" valign="center"><p><span style="font-family:verdana;">H<sub>2</sub>S
adanya H<sub>2</sub>S dalam air berarti sedang terjadi proses pembusukan air tercemari oleh kotoran atau sumber kotoran lainnya, air berbau, sehingga tidak memenuhi syarat fisik air.</span></p></td></tr></tbody></table></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Beberapa pokok-pokok pengolahan air kolam renang:
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Menjernihkan air dengan cara
</span></p><div style="MARGIN-LEFT: 23pt"><table style="BORDER-COLLAPSE: collapse" border="0"><colgroup><span style="font-family:verdana;"><col style="WIDTH: 19px"><col style="WIDTH: 558px"></span></colgroup><tbody valign="top"><tr><td style="PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 1px; PADDING-TOP: 1px" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 1px; PADDING-TOP: 1px" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Membubuhkan zat koagulan seperti tawas (AL<sub>2</sub>SO<sub>4</sub>)<sup>3</sup> Soda ash Na<sub>2</sub>Co<sub>3</sub></span></p></td></tr><tr><td style="PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 1px; PADDING-TOP: 1px" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 1px; PADDING-TOP: 1px" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Menyaring air melalui saringan (filtrasi)</span></p></td></tr><tr><td style="PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 1px; PADDING-TOP: 1px" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">-</span></p></td><td style="PADDING-RIGHT: 1px; PADDING-LEFT: 1px; PADDING-BOTTOM: 1px; PADDING-TOP: 1px" valign="center"><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Membasmi lumut</span></p></td></tr></tbody></table></div><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Disinfeksi air dengan cara memasukkan zat desinfeksia.
</span></p><p><span style="font-family:verdana;">Jumlah pembubuhan zat koagulan tergantung dari faktor:
- Jumlah kotoran yang terdapat dalam air.
- Keasaman air (pH)
- Volume air dalam kolam renang.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">(sumber: </span><a href="http://www.pu.go.id/publik/forumair/2001/kualitas_air.htm"><span style="font-family:verdana;">http://www.pu.go.id/publik/forumair/2001/kualitas_air.htm</span></a><span style="font-family:verdana;">)
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;">Salah satu zat untuk desinfeksi air kolam renang yang biasa digunakan adalah kaporit atau klorin. Dalam kadar dan kondisi tertentu zat ini bias berbahaya bagi manusia. </span><span style="font-family:verdana;color:#3d3c2c;">Dr. Alfred Bernard dari Belgia meneliti dampak klorin terhadap anak-anak. Studi ini melibatkan 341 anak berusia 10 hingga 13 tahu, 43 anak di antaranya pernah mengikuti kursus renang bayi dan balita. Informasi mengenai kesehatan pernafasan anak (gejala pernafasan selama 12 bulan, diagnosa asma oleh dokter serta kejadian bronkhitis berulang), paparan anak terhadap resiko asma dan alergi diperoleh dari kuestioner yang diisi oleh para orangtua. Mereka juga menjalani pemeriksaan medis dan skrining asma.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#3d3c2c;">Hasilnya, anak-anak yang rutin berenang semasa kecil menunjukkan penurunan protein sel (serum Clara) yang signifikan - rata-rata 20%. Kondisi ini dihubungkan dengan resiko asma dan bronkhitis berulang yang tingggi bisa disetarakan dengan yang terjadi pada orang dewasa akibat rokok dan zat kimia industri.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#3d3c2c;">Dr. Bernard dan tim menyimpulkan latihan renang pada anak kecil terutama di kolam renang indoor diasosiasikan dengan perubahan jalan nafas (bersama dengan faktor-faktor lainnya) dapat membuat anak rentan mengalami asma dan bronkhitis. Apa yang membuat bayi lebih rentan? Usia menjadi faktor yang ikut berperan. Resiko berkembangnya asma atau peradangan paru tampak paling tinggi saat anak secara teratur berlatih renang di bawah usia 7 tahun. Para ahli menduga kepekaan yang lebih tinggi akan klorin pada anak disebabkan karena sebelum berusia 6 hingga 7 tahun, anak biasanya belum mahir berenang sehingga mereka terpaksa berenang di kolam kecil yang padat dan terpolusi. Anak kemungkinan besar menghirup lebih banyak aerosol dan menelan banyak air yang mengandung klorin saat blajar atau bermain air.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#3d3c2c;">Penjelasan lainnya, kemungkinan paru-paru anak belum berkembang, sehingga mereka rentan terhadap efek iritasi klorin dan turunannya. Walaupun mereka hanya sebentar berada di dalam kolam (sekitar 20 hingga 30 menit setiap kali).
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#3d3c2c;">Selain itu, para peneliti menduga bahwa klorin (terutama trikloramin) yang dihirup anak-anak secara berulang dapat merusak jaringan epitel jalan nafas. Kadar klorin pada kolam renang yang diteliti berada di bawah batasan WHO, yaitu 500 g/m3 per 2 jam. Namun dari hasil penelitian di Belgia, tampak bahwa kadar yang lebih rendah dapat mengganggu kesehatan pernafasan.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#3d3c2c;">Tidak apa sesekali membawa Si Kecil berenang. Namun seringnya frekuensi dapat membuat pernafasan dan kulit anak terpapar klorin yang berlebih. Para peneliti menyarankan kepada orangtua untuk lebih berhati-hati membawa anak berenang, khususnya di kolam renang yang tidak terawat dengan baik. Waspadalah terhadap kolam renang dengan bau kaporit yang mencolok. Kemungkinan air dan udara di sekitar kolam mengandung kadar klorin yang tinggi. Anda juga bisa mengatur agar jadwal renang anak tidak terlalu padat untuk menghindari meiningkatnya kadar trikloramin yang dilepaskan ke udara.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#3d3c2c;">Klorin efektif menjaga kebersihan air. Tapi mengingat bahayanya, belakangan ini mulai dikombinasikan dengan metode ionisasi, hidrogen peroksida, sinar UV, atau dengan kombinasi potassium monopersulfate serta ionisasi. Semua itu dilakukan untuk mengurangi kadar klorin secara signifikan dalam kolam renang dengan fungsi yang sama efektif.
</span></p><p style="TEXT-ALIGN: justify"><span style="font-family:verdana;color:#3d3c2c;">(sumber: www.info-sehat.com)
</span></p><p><span style="font-family:verdana;">
</span></p><p><span style="font-family:verdana;">
</span></p><p><span style="color:black;">
<span style="font-family:verdana;"></span></span></p></span>Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4927361955598025222.post-1032124889019666262009-01-11T05:10:00.005+07:002009-01-11T05:18:56.275+07:00Kardioversi<div align="justify">Kardioversi adalah tindakan kejut listrik untuk mengatasi takikardi supraventrikuler (SVT), atrial fibrilasi, atrial flutter dan takikardi ventrikuler dengan pulse dengan menggukanan mode syncrone. Karena takikardi ventrikel sering berkembang menjadi fibrilasi ventrikel, kardioversi merupakan terapi yang sangat potensial untuk mencegah disritmia yang mengancam jiwa ini. Kardioversi dilakukan pada keadaan diatas hanya jika keadaan tersebut tidak berespon terhadap pemberian obat anti aritmia.
Arus listrik yang dianjurkan melalui kardioversi akan mendepolarisasi miokard dengan tujuan agar jantung dapat berkoordinasi kembali konduksi impuls listrik sehingga jantung dapat berkontraksi secara normal. Energi listrik yang dihantarkan akan disinkronkan dengan kompleks QRS, mode synchronize ini akan menganalisa puncak gelombang R tertinggi dan defibrillator akan mengirim arus listrik dalam waktu beberapa mili detik. Sinkronisasi ini mencegah induksi ventrikel fibrilasi yang tidak diinginkan karena arus listrik hanya akan menembak selama periode t-refkerter absolute dalam siklus jantung. Periode yang aman ini dimulai pada saat depolarisasi kompleks QRS dan berhenti pada puncak gelombang T. Kejutan kardioversi tidak boleh menembak selama periode refrakter relative yang diidentikkan pada gelombang T.
Pada keadaan variable dan kecepatan gelombang R sangat sulit dibedakan, sinkronisasi akan sulit dilakukan. Bahkan ketika penolong menekan tombol pedal, tidak ada kejutan hantaran arus listrik kejantung. Jika keadaan tersebut terjadi dan pasien mempunyai keadaan yang tidak stabil yang sangat ekstrim dengan gejala VT (misalnya pasien tidak sadar, hipotensi, oedema berat) langsung ganti dari syncrone menjadi asyncrone.
Secara umum persiapan alat, pasien, dan prosedur tindakan karsioversi sama dengan defibrilasi. Yang membedakan adalah mode dan energi yang digunakan. Jika keadaan memungkinkan, berikan pasien premedikasi alangesi dan sedasi untuk lmengurangi ketidaknyamana.
Sesuai rekomendasi AHA, energi yang digunakan untuk atrial vibrilasi dimulai dari 100 j, atrial flutter dan SVT 50-100j dan VT 100J dan dinaikkan, 200 J, 300 J, dan 360 J.
Indikasi Kardioversi
Kardioversi hanya direkomendasikan untuk pasien dengan:
- Supra Ventrikuler Takikardi (SVT)
- Ventrikuler takikardi dengan nadi (VT pulse)
- Atrial Fibrilasi dan Atrial Flutter dengan hemodinamik yang stabil
Komplikasi Kardioversi
- Takikardi terus berlanjut
- Ventrikel fibrilasi dan berkembang menjadi henti jantung-paru
- Bradikardi
- Asistole
- Oedema pulmo
- Embolisme sistemik
- Komplikasi pernafasan (henti nafas)
- Hipotensi
- Disfungsi pace maker
- Luka baker
Persiapan Kardioversi
1. Kaji EKG klien
2. Kaji tanda-tanda vital pasien dan gejala-gejala yang berhubungan dengan hemodinamik pasien akibat perubahan gambaran EKG
3. Jelaskan keadaan pasien dan prosedur yang akan dilakukan pada pasien dan keluarga
4. Minta keluarga untuk menandatangani inform consent
5. Pasang IV-line jika belum terpasang
6. Posisikan pasien supine
7. Lepaskan semua barang dari bahan yang dipakai pasien
8. Pastikan mulut pasien kosong/tidak mengunnyah atau mengulum makanan
9. Lepaskan gigi palsu atau protesa lainnya.
10. berikan pre-oksigenasi
11. Pertahankan kepatenan jalan nafas
12. Jika memungkinkan, berikan premedikasi analgesi dan sedasi.
Prosedur kardioversi
1. Hubungkan pasien dengan monitor EKG
2. Pilih lead dengan gelombang R yang tingi dan jelas
3. Pilih mode synchronize pada defibrilator. Pastikan marker kompleks QRS terlihat di monitor
4. Jika defibrillator tidak berhasil membedakan antara puncak kompleks QRS dan gelombang T, ubah mode ke asyncronize
5. Oleskan jelly pada kedua pedal secara merata
6. Nyalakan perekaman EKG agar mencetak gambar EKG selama pelaksanaan kardioversi
7. Letekkan pedal pada posisi apeks dan sternum
8. Pada pasien yang terpasang TPM, matikan, cabut kabel penghubung TPM dan kabel yang dipasien harus diisolasi dengan karet/isolator
9. Lepaskan alat oksigenasi pasien
10. Charge pedal sesuai energi yang diinginkan
11. Pastikan semua clear atau tidak ada kontak dengan pasien, bed dan peralatan pada hitungan ketiga (untuk memastikan jangan lupa lihat posisi semua personel penolong)
12. Pastikan kembali mode yang digunakan syncrone dan terdapat marker pada gambaran EKG
13. Tekan tombol pada kedua pedal sambil menekan di dinding dada pasien. Jangan langsung diangkat, tunggu sampai semua energi listrik dilepaskan
14. Observasi monitor apakah ada konversi takiaritmia dan kaji adanya nadi. Jika ada nadi, kaji vital sign dan tingkat kesadaran
15. Jilka gambaran menetap, energi dinaikkan bertahap dan ulangi langkah 10-14
16. Bersihkan jelly pada pedal dan pasien.
Monitoring Pasien Setelah kardioversi
a. Evaluasi status neurology, orientasikan klien terhadap orang, ruang, dan waktu
b. Monitor status pulmonary (RR, saturasi O2)
c. Monitor status kardiovaslkuler (TD, HR, ritme)
d. Monitor EKG
e. Siapkan obat anti-disritmia intravena
f. Kaji apakah ada kulit yang terbakar
RESUME
Irama pada henti jantung:
1). Syokable: VF dan VT non pulse (indikasi defibrilasi)
2). Non Syokable: Asistole dan PEA (lakukan RKP)
BEDA DEFIBRILASI DAN KARDIOVERSI
Defibrilasi
Indikasi VT non-pulse & VF
Dosis 360 joule
Mode Asyncronize
Kardioversi
Indikasi
a. Atrial : SVT Dengan tanda2 serius & AFRVR
b. Ventrikular : VT dengan nadi dengan SVT QRS lebar & tanda2 serius (akral dingin, mual-muntah, gangguan hemodinamik)
Dosis
Atrial : 50 joule (awal)
Ventrikel : 100 joule
SVT QRS lebar : 100 j
Mode Syncronize</div>Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.com20tag:blogger.com,1999:blog-4927361955598025222.post-49765592294238033302009-01-11T05:07:00.004+07:002009-01-22T02:27:15.248+07:00Defibrilasi (Kejut Jantung)<div align="justify"><span style="font-family:verdana;"><em><strong>Defibrilasi </strong></em>adalah suatu tindakan terapi dengan cara memberikan aliran listrik yang kuat dengan metode asinkron ke jantung pasien melalui elektroda yang ditempatkan pada permukaan dada pasien.
Tujuannya adalah untuk koordinasi aktivitas listrik jantung dan mekanisme pemompaan, ditunjukkan dengan membaiknya cardiac output, perfusi jaringan dan oksigenasi.
American Heart Association (AHA) merekomendasikan agar defibrilasi diberikan secepat mungkin saat pasien mengalami gambaran VT non-pulse atau VF, yaitu 3 menit atau kurang untuk setting rumah sakit dan dalam waktu 5 menit atau kurang dalam setting luar rumah sakit.
Defibrilasi dapat dilakukan diluar rumah sakit karena sekarang ini sudah ada defibrillator yang bisa dioperasikan oleh orang awam yang disebut automatic external defibrillation (AED). AED adalah defibrillator yang menggunakan system computer yang dapat menganalisa irama jantung, mengisi tingkat energi yang sesuai dan mampu memberikan petunjuk bagi penolong dengan memberikan petunjuk secara visual untuk peletakan ekektroda
Indikasi defibrilasi
Defibrilasi merupakan tindakan resusitasi prioritas utama (rekomendasi class I) yang ditujukan pada:
- Ventrikel fibrilasi (VF)
- Ventrikel takikardi tanpa nadi (VT non-pulse)
Meskipun defibrilasi merupakan terapi definitive untuk VF dan VT non-pulse, penggunaan defibrilasi tidak berdiri sendiri tetapi disertai dengan resusitasi. kardiopulmonari (RKP). Peran aktif dari penolong atau tenaga kesehatan pada saat mendapati pasien dengan cardiac arrest, dimana sebagian besar menunjukkan VF dan VT, untuk bertahan terbukti meningkat. Dikutip dari AHA dalam ACLS: principle and practice, dalam 4 studi disebutkan bahwa terdapat hubungan antara interval dari kolaps dengan dimulainya pemberian RKP
Prinsip Defibrilasi
Kejutan memberikan energi dalam jumlah banyak dalam waktu yang sangat singkat (beberapa detik) melalui pedal positif dan negative yang ditekankan pas dinding dada atau melalui adhesive pads yang ditempelkan pada sensing dada pasien. Arus listrik yang mengalir sangat singkat ini bukan merupakan loncatan awal bagi jantung untuk berdetak, tetapi mekanismenya adalah aliran listrik yang sangat singkat ini akan mendepolarisasi semua miokard, menyebabkan berhentinya aktivitas listrik jantung atau biasa disebut asistole. Beberapa saat setelah berhentinya aktivitas listrik ini, sel-sel pace maker akan berrepolarisasi secara spontan dan memungkinkan jantung untuk pulih kembali. Siklus depolarisasi secara spontan dan repolarisasi sel-sel pacemaker yang reguler ini memungkinkan jantung untuk mengkoordinasi miokard untuk memulai aktivitas kontraksi kembali.
Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan defibrilasi
1. Lamanya VF
Kesuksesan defibrilasi tergantung dari status metabolisme miokards dan jumlah miokard yang rusak selama periode hipoksia karena arrest. Semakin lama waktu yang digunakan untuk memulai defibrilasi maka semakin banyak persediaan ATP yang digunakan miokard untuk bergetar sehingga menyebabkan jantung memakai semua tenaga sampai habis dan keadan ini akan membuat jantung menjadi kelelahan.
2. Keadaan dan kondisi miokard
Hipoksia, asidosis, gangguan elektrik, hipotermi dan penyakit dasar jantung yang berat menjadi penyulit bagi pemulihan aktivitas kontraksi jantung.
3. besarnya jantung
Makin besar jantung, makin besar energi yang dibutuhkan untuk defibrilasi.
4. Ukuran pedal
Ukuran diameter pedal dewasa yang dianjurkan adalah 8,5-12 cm dan untuk anak-anak berkisar 4,5-4,8 cm. ukuran pedal terlalu besar membuat tidak semua permukaan pedal menempel pada dinding dada dan menyebabkan banyak arus yang tidak sampai ke jantung. Untuk itu, penggunaan pedal pada anak-anak bisa disesuaikan dengan ukuran tubuhnya.
5. Letak pedal
Hal yang sangat penting tetapi sering kali diabaikan adalah peletakan pedal pada dinding dada saat dilakukan defibrilasi. Pedal atau pad harus diletakkan pada posisi yang tepat yang memungkinkan penyabaran arus listrik kesemua arah jantung.
- posisi sternal, pedal diletakkan dibagian kanan atas sternum dibawah klavikula
- pedal apeks diletakkan disebelah kiri papilla mamae digaris midaksilaris. Pada wanita, posisi pedal apeks ada di spasi interkosta 5-6 pada posisi mid-axilaris.
Pada pasien yang terpasang pacemaker permanent, harus dihindari peletakan padel diatas generator pacemaker, geser pedal setidaknya 1 inchi dari tempat itu. Defibrilasi langsung ke generator pacemaker dapat menyebabkan malfungsi pace maker secara temporary atau permanent. Setelah dilakukan defibrilasi atau kardioversi, PPM harus dicek ambang pacing dan sensinya serta dilihat apakah alat masih bekerja sesuai dengan setting program. Hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan defibrilasi adalah posisi pedal atau pads, keduanya tidak boleh saling menyentuh atau harus benar-benar terpisah.
6. Energi
Pada defibrilator monofasik energi yang diberikan 360 joule, sedangkan pada defibrilator bifasik 200J. Untuk anak-anak, energi yang diperlukan adalah 1-2 joule/kg BB, maksimal 3 j/kg BB
7. Jelli/Gel
Saat menggunakan pedal, jangan lupa memberikan jelli khusus untuk defibrilasi atau kardioversi pada pedal. Jelli berfungai sebagai media konduksi untuk penghantar arus listrik. Tujuan dari pemberian gel adalah untuk mengurangi resistensi transtorakal dan mencegah luka bakar pasien.
Yang harus diperhatikan juga adalah jangan sampai gel tersebut teroles dikulit diantara sternum dan apeks, atau jelli dari salah satu atau ekdua pedal mengalir menghubungkan keduanya pada saat ditekan ke dada pasien. Jika ini terjadi akan mengakibatkan arus hanya mengalir dipermukaan dinding dada, aliran arus ke jantung akan missing memancarkan bunga api yang menyebabkan sengatan listrik pasien pada pasien dan alat-alat operator.
Komplikasi defibrilasi
a. Henti jantung-nafas dan kematian
b. Anoxia cerebral sampai dengan kematian otak
c. Gagal nafas
d. Asistole
e. Luka bakar
f. Hipotensi
g. Disfungsi pace-maker
Persiapan Peralatan
- Defibrillator dengan monitor EKG dan pedalnya
- Jelly
- Obat-obat Emergency (Epinephrine, Lidocain, SA, Procainamid, dll)
- Oksigen
- Face mask
- Papan resusitasi
- Peralatan intubasi dan suctionPeralatan pacu jantung emergency
Persiapan Pasien
a. Pastikan pasien dan atau keluarga mengerti prosedur yang akan dilakukan
b. Letakkan pasien diatas papan resusitasi pada posisi supine
c. Jauhkan barang-barang yang tersebut dari bahan metal dan air disekitar pasien
d. Lepaskan gigi palsu atau protesa lain yang dikenakan pasien untuk mencegah obstruksi jalan nafas
e. Lakukan RKP secepatnya jika alat-alat defibrillator belum siap untuk mempertahankan cardiac output yang akan mencegah kerusakan organ dan jaringan yang irreversible.
f. Berikan oksigen dengan face masker untuk mempertahankan oksigenasi tetap adekuat yang akan mengurangi komplikasi pada jantung dan otak
g. Pastikan mode defibrillator pada posisi asyncrone
h. Matikan pace maker (TPM) jika terpasang.
Prosedur Defibrilasi
1. Oleskan jelly pada pedal secara merata
2. Pastikan posisi kabel defibrillator pada posisi yang bisa menjangkau sampai ke pasien
3. Nyalakan perekaman EKG agar mencetak gambar EKG selama pelaksanaan defibrilasi
4. Letakkan pedal pada posisi apeks dan sternum
5. Charge pedal sesuai energi yang diinginkan (360 joule)
6. Pastikan semua clear atau tidak ada yang kontak dengan pasien, bed dan peralatan pada hitungan ketiga (untuk memastika jangan lupa lihat posisi semua personal penolong)
7. Pastikan kembali gambaran EKG adalah VT atau VF non-pulse
8. Tekan tombol pada kedua pedal sambil menekannya di dinding dada pasien, jangan langsung diangkat, tunggu sampai semua energi listrik dilepaskan.
9. Nilai gambaran EKG dan kaji denyut nadi karotis
10. Jika tidak berhasil, langsung charge pedal dengan energi 360 joule dan ulangi langkah 4-9
11. jika kejutan kedua tidak berhasil, lakukan tahapan ACLS berikutnya
12. Bersihkan jelly pada pedal dan pasien
Monitoring Pasien Setelah Defibrilasi
a. Evaluasi status neurology. Orientasikan klien terhadap orang, ruang, dan waktu
b. Monitor status pulmonary (RR, saturasi O2)
c. Monitor status kardiovaskuler (TD, HR, Ritme) setiap 15 menit
d. Monitor EKG
e. Mulai berikan obat anti disritmia intravena sesuai dengan anjuran dokter
f. Kaji apakah ada kulit yang terbakar
g. Monitor elektrolit (Na. K, Cl)
Dokumentasi dan laporan setelah tindakan
1. Print out EKG sebelum, selama dan sesudah defibrilasi
2. Status neurology, respirasi dan kardioversi sebelum dan sesudah defibrilasi
3. Energi yang digunakan untuk defibrilasi
4. Semua hasil yang tidak diinginkan dan intervensi yang telah diberikan</span></div>Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-4927361955598025222.post-10806611793531311462009-01-11T04:52:00.007+07:002009-01-22T02:35:05.458+07:00Foto Dada (Rontgen Thorak)<div align="justify"><span style="font-family:verdana;">Pemeriksaan radiologi toraks merupakan upaya pengkajian klien dengan gangguan sistem kardiovaskular dan respirasi. Pengenalan kelainan yang penting pada foto thoraks sangat bermanfaat bagi perawat terutama dalam menghadapi keadaan akut sehingga perawat mampu untuk mmberikan intervensi yang benar maupun tindakan yang tepat. Sarana radiologis adalah semua alat yang menggunakan sinar-X atau pengion lainnya sebagai sarana diagnostik, misalnya pesawat sinar-X dan isotop.
Foto thoraks bukan untuk menentukan diagnosa, tetapi merupakan salah satu data utama.
TUJUAN
Tujuan pemeriksan foto toraks :
1. Menilai adanya kelainan jantung, misalnya : kelainan letak jantung, pembesaran atrium atau ventrikel, pelebaran dan penyempitan aorta.
2. Menilai kelainan paru, misalnya edema paru, emfisema paru, tuberkulosis paru.
3. Menilai adanya perubahan pada struktur ekstrakardiak.
a. Gangguan pada dinding toraks
• Fraktur iga
• Fraktur sternum
b. Gangguan rongga pleura
• Pneumotoraks
• Hematotoraks
• Efusi pleura
c. Gangguan pada diafragma
• Paralisis saraf frenikus
d. Menilai letak alat-alat yang dimasukkan ke dalam organ di rongga toraks misalnya: EET, CVP, NGT, dan lain-lain.
Macam Pemeriksaan :
1. Pemeriksaan Tanpa Kontras
Pemeriksaan ini dipakai rutin dan sebagai pendahuluan yakni pembuatan radiografi thoraks dengan proyeksi Postero-Anterior (PA), Antero-Posterior (AP), dan lateral. Pemeriksaan lainnya yaitu pembuatan radilologi thoraks proyeksi oblique kanan dan kiri, dengan esofagus diisi barium, dan pemeriksaan tembus (fluoroskopi). Pemeriksaan tembus berguna untuk menilai pulsasi jantung dan gerakan diafragma. Pemeriksaan ini harus dibatasi penggunaannya karena besarnya radiasi yang dipancarkan.
2. Pemeriksaan Dengan Kontras
Kontras dimasukkan melalui pembuluh darah ke dalam jantung diikuti pembuatan serial radiografi. Pemeriksaan ini berguna untuk melihat kelainan-kelainan yang terdapat dalam jantung seperti : dinding jantung sebelah dalam, katub jantung dan pembuluh darah besar, serta gambaran sirkulasi jantung paru. Pemeriksaan ini juga berguna untuk memberikan informasi keadaan jantung dan pembuluh darah sebelum dilakukan pembedahan.
INTERPRETASI DASAR FOTO
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan interprestasi foto thoraks yaitu:
1. Identitas: nama, nomor RM, tangal dan jam pembuatan foto, tindakan selanjutnya
2. Ketajaman sinar, apabila terlalu radiopaque (terlalu terang) atau terlalu gelap (radiolusen), maka foto harus diulang karena akan terjadi salah interprestasi
Pengambilan foto yang baik:
a. Bagian anterior terlihat sampai dengan iga 6-8
b. Bagian posterior terlihat sampai dengan iga 8-10
3. Dalam membaca foto rontgen, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah densitas atau derajat tebalnya bayangan hitam pada film. Para radiolog menggolongkan adanya empat densitas yaitu: gas atau udara, air, lemak dan logam.
Gas adalah substansi yang densitasnya paling rendah dan karena itu paling sedikit menyerap sinar. Dengan demikian struktur yang berisi udara seperti paru tampak sebagai bagian yang paling hitam.
Densitas air tampak bersama jaringan lunak, otot, dan darah. Jantung akan tampak sebagai densitas air yang lebih terang dari densitas gas. Yang lebih terang tampak dalam foto adalah densitas lemak, dan yang paling terang tampak dala foto adalah logam. Yang akan tampak pada struktur tulang: adalah tulang rusuk, karena tulang rusuk paling menyerap banyak sinar x.
Derajat Densitas
GAS
Paru
Trakea
Bronki
Alveoli
AIR
Jantung
Otot
Darah
Aorta
Diafragma
Pembuluh darah
LEMAK
Tampak bercak lemak di daerah hilar
LOGAM
Tulang rusuk
Skapula
Klavikula
Tulang belakang
Sebuah foto torak biasanya diambil pada saat inspirasi. Foto yang diambil saat ekspirasi akan tampak kabur, sedangkan bayangan jantung akan tampak lebih besar dan ini akan menyebabkan intrepretasi yang salah.
4. Proyeksi foto thoraks
Macam –macam proyeksi foto toraks
a. ANTERIOR-POSTERIOR
Pengambilan foto ini yang paling sering dilakukan pada pasien gawat, misalnya di ruang rawat darurat atau rawat intensif. Biasanya hasil foto ”portable” akan sedikit lebih buruk dibanding foto yang diambil di radiologi. Pada foto dapat dilihat tulang rusuk melandai ke bawah, jantung akan lebih besar dan semakin membesar apabila jarak fokus terhadap pasien lebih dekat. Skapula tampak di atas daerah paru. Cara mengambil pasien berbaring dengan film diletakkan di punggung pasien dan kamera berada kira-kira 1,5 meter di depan pasien. Akan lebih baik jika psien ditidurkan dalam posisi 450 dan pemotretan dilakukan saat inspirasi.
b. POSTERIOR-ANTERIOR
Posisi pengambilan ini biasanya dilakukan di bagian radilogi. Skapula tidak akan menutupi daerah paru. Besar jantung dapat diperkirakan dengan lebih mudah. Tulang rusuk anterior tidak tampak jelas, sedang rusuk di bagian belakang semuanya menuju ke arah tulang punggung. Pada posisi ini kamera berada di belakang pasien.
c. POSISI BERBARING (SUPINE)
Hal ini perlu dikakukan apabila pasien tidak dapat duduk. Pasien akan lebih sulit menarik nafas dalam, sehingga diafragma akan lebih tinggi. Jika ada cairan di paru atau di rongga pleura, maka hal ini tidak begitu jelas terlihat karena cairan cenderung hanya melapisi permukaan posterior paru.
d. POSISI LATERAL
Pengambilan posisi lateral tergantung atas indikasi apakah lateral kiri atau lateral kanan. Posisi ini dipakai pada pemeriksaan angiografi (untuk melihat kebocoran septum jantung, aneurisma aorta dan sebagainya).
5. POSISI/CENTERING
Sternum akan tampak tegak lurus dengan tulang klavikula
JANTUNG DAN MEDIASTINUM
Sudut yang dibentuk oleh diafragma dengan bayangan jantung disebut sinus kardiofrenikus. Sinus kardiofrenikus kiri sering tampak suram oleh karena adanya bantalan lemak (Precardial Fat Pad). Tidak pada semua orang bantalan lemak ini terlihat nyata. Dimulai dari sinus kardiofrenikus kanan ke arah kranial, batas jantung di kanan bawah dibentuk oleh atrium kanan. Batas ini melengkung sedikit ke atas sampai pada suatu titik lengkungan dan dari titik ini batas jantung kanan atas hampir merupakan garis lurus ke atas bersambung dengan mediastimum superior. Batas atas ini dibentuk oleh vena kava superior. Ke sebelah dalam sedikit terdapat aorta ascendens yang melengkung ke medial kiri atas dan membentuk arkus aorta.
Pada umumnya ventikel kanan tidak membentuk batas jantung pada proyeksi PA. Akan tetapi bila terjadi pembesaran ventrikel kanan yang berat maka ventrikel kanan ini mengambil bagian dalam pembentukan batas jantung kanan bawah.
Batas jantung di sisi kiri atas dibentuk oleh arkus aorta yang menonjol ke sebelah kiri kolumna vertebralis. Di bawah arkus aorta terdapat batas yang melengkung ke dalam (konkaf) disebut pinggang jantung atau penonjolan dari arteri pulmonalis.
Di bawah penonjolan arteri pulmonalis terdapat aurikel dari atrium kiri. Aurikel ini agak sulit dilihat karena biasanya tidak menonjol, kecuali bila terjadi pembesaran atrium kiri, seperti pada mitral stenosis. Atrium kiri tidak membentuk batas pada proyeksi PA, kecuali aurikelnya.
Atrium kiri letaknya di belakang, kira-kira di bagian sepertiga tengah jantung. Di bawah aurikel ini batas kiri jantung dibentuk oleh ventrikel kiri yang merupakan lengkungan konveks ke bawah sampai ke sinus kardiorenikus kiri. Puncak lengkungan dari ventrikel kiri itu desebut sebagai apeks jantung, yang biasanya tampak beberapa sentimeter di atas diafragma kiri. Apeks jantung ini kadang-kadang tidak jelas dengan adanya bantyalan lemak yang lebar pada sinus kardiofrenikus kiri.
Batas jantung tersebut akan tampak sebagai siluet ”bumps” dalam gambaran rontgen thoraks.
a. Proyeksi Lateral
Oleh karena sebagian besar dari jantung dan aorta terdapat di hemitoraks kiri, maka proyeksi ini sering dibuat dibuat secara lateral dengan menampilkan bahu kiri pada film dan arah sinar berjalan dari kanan ke kiri.
Di belakang sternum, batas depan jantung dibentuk oleh ventrikel kanan yang merupakan lengkungan dari sudut diafragma depan ke arah kranial. Ke belakang, lengkungan ini menjadi lengkungan aorta. Batas dari aurikel kanan tidak begitu jelas, dan hampir segaris dengan lengkungan ventrikel kanan.
Pada umumnya, bila bentuk dada dan sternum itu normal, ventrikel kanan akan menempel di bagian bawah dari sternum. Daerah di atas lengkungan ventrikel kanan adalah mediastinum anterior-superior.
Bagian belakang dibentuk oleh atrium kiri, di bawah atrium kiri terdapat ventrikel kiri yang merupakan batas belakang bawah jantung (di depan kolumna vertebralis). Aorta ventrikel kiri hampir berhimpit dengan vena kava inferior.
Salah satu cara untuk menilai pembesaran jantung adalah dengan mengukur perbandingan antara ukuran transversal jantung dengan lebarnya dada, dengan menggunakan radiografi polos toraks proyeksi PA. Cara pengukurannya adalah sebagai berikut:
Ditarik garis M yang berjalan di tengah-tengah kolumna vertebralis torakalis. Garis A adalah jarak antara M dengan batas jantung sisi kanan yang terjauh. Garis B adalah jarak antara M dengan batas kiri jantung yang terjauh. Garis transversal C ditarik dari dinding toraks sisi kanan ke dinding toraks sisi kiri. Garis ini melalui sinus kardiofrenikus kanan. Bila sinus-sinus kardiofrenikus ini tidak sama tingginya, maka garis C ditarik melalui pertengahan antara kedua sinus itu.
Cara lain yaitu: menarik garis C ini dari sinus kardiofrenikus kanan ke sinus kardiofrenikus kiri. Perbedaan pengukuran ini tidak terlalu besar sehingga dapat dipakai semuanya.
Rasio kardio-toraks = (a + b): c x 100%
Pada orang dewasa dengan bentuk tubuh yang normal, rasio kardio-toraks berkisar 45-50%. Faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan pada pengukuran ini adalah: orang gemuk dan pendek, usia, bentuk toraks, letak diafragma dan kelainan pada paru-paru yang mungkin mempengaruhi letak jantung. Pembesaran pada bayangan jantung dapat disebabkan oleh :
a. Kelainan perikardium (efusi perikardial)
b. Kelainan pada miokard
c. Hipertofi dan dilatasi ventrikel atau atrium karena kelainan katup atau kebocoran septum jantung.
Pembesaran Atrium dan Ventrikel pada Radiografi polos
a. Pembesaran atrium kanan
Pada proyeksi PA bagian bawah jantung pada sisi kanan lebih banyak menonjol ke lateral kanan. Garis A menjadi lebih besar dari 1/3 C1. Sudut kardiofrenikus menjadi lebih besar. Contoh: ASD.
b. Pembesaran atrium kiri
Pada proyeksi PA, terlihat batas kembar (double countour) pada sisi kanan bawah. Batas ini dibentuk oleh batas atrium kiri dilihat sebagai penonjolan di bawah segmen pulmonal.
Ventrikel kanan tampak membesar
Perubahan letak esofagus ke sisi posterior
Kalsifikasi katup mitral
Mikrolithiasis pulmonar (kondisi kronik)
Contoh: insufisiensi/ stenosis katup mitral.
c. Pembesaran ventrikel kanan
Pada proyeksi PA, apeks bergeser ke lateral atas. Contoh: Pulmonal atresi/ stenosis.
d. Pembesaran ventrikel kiri
Pada proyeksi PA, jantung membesar ke kiri dengan apeks menurun berada di bawah diafragma kiri. Bila aorta membesar maka pinggang jantung tampak lebih dalam dari biasa. Contoh : stenosis katup aorta.
PENILAIAN PEMBULUH DARAH PARU
Hilus adalah tempat arteri pulmonalis, vena pulmonalis, bronkus dan saluran limfe masuk ke dalam paru. Hilus kanan letaknya kira-kira di pertengahan dari jarak apeks paru ke diafragma kanan. Hilus kiri letaknya lebih tinggi sedikit. Dari hilus ini dapat diikuti cabang-cabang dari arteri pulmonalis di dalam paru-paru yang makin kecil ke arah perifer. Vena pulmonalis tidak selalu terlihat pada radiografi polos, kecuali pada mitral stenosis. Pembuluh darah paru di lapangan bawah tampak lebih banyak dari pada lapangan paru atas. Trakea tampak jelas sebagai garis tengah dengan densitas film yang lebih sedikit. Percabangan trakea terdapat pada torkal ke-5.
Perubahan pada paru
1. Edema Paru
Edema paru dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu:
• Tekanan kapiler meningkat
• Permeabilitas pembuluh darah meningkat
• Perubahan tekanan onkotik darah
Edema interstitial menyebabkan bercak-bercak tipis di paru, sehingga gambaran radiolusensi paru berubah menjadi suram.
Di daerah hilus, bercak-bercak ini sering terjadi perkabutan tipis, sehingga batas-batas pembuluh darah menjadi kabur.
Edema paru alveolar menyebabkan perselubungan yang lebih tebal. Perselubungan ini seringkali terjadi di lapangan paru perihilar kanan dan kiri, bentuknya menyerupai sayap kupu-kupu.
2. Cairan dalam kavum pleura
Ciri-ciri pada foto toraks:
• Bayangan opaque pada paru bagain bawah.
• Tidak terlihat sudut kostofrenikus
3. Kolaps paru/atelektasis
Ciri-ciri pada foto toraks:
• Bayangan opaque karena paru tidak mendapat udara. Batas tegas
• Trakea tertarik ke sisi yang sakit
• Rusuk pada sisi sakit lebih dekat
• Tidak ada sudut costofrenik
4. Pneumotoraks
Ciri-ciri pada foto toraks:
• Bayangan radiolusen
• Trakea terdorong ke arah yang sehat
• Mempunyai batas tegas
• Vaskularisasi tidak terlihat.
5. Empiema
6. ARDS
TANGGUNG JAWAB PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Jika ada seseorang pasien akan dilakukan pemeriksaan foto toraks, maka tanggung jawab perawat adalah :
1. Jelaskan apa yang akan dilakukan pada pasien dan mengapa hal ini dilakukan.
2. Coba menenangkan pasien sementara mendudukkannya untuk mengambil foto pada posisi tegak.
3. Perawat harus selalu mendampingi guna membantu radigrafer, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan (ETT lepas, dll).
4. Perhatikan agar tidak terjadi tegangan pada salah satu kabel dan tidak ada salah satu kabelpun yang terlepas.
5. Usahakan tidak ada yang menghalangi lempeng foto agar dapat diambil foto dengan jelas.
6. Pertimbangkan apakah perlu mendudukkan seseorang pasien yang mengalami hipotensi, mungkin dapat dibuat foto pada posisi berbaring.
7. Jika pasien lumpuh, ia harus selalu dibantu karena pada pasien tidak ada reflek. Perhatikan posisi kepala dan leher untuk mencegah terjadinya fraktur.</span></div>Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.com55tag:blogger.com,1999:blog-4927361955598025222.post-61733062951846628102009-01-11T03:37:00.005+07:002009-01-18T00:04:11.920+07:00Terapi Oksigen<p align="justify">Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Masing-masing sel dalam tubuh menggunakan oksigen untuk metabolisme nutrisi dan memproduksi tenaga. Tanpa oksigen, sel akan segera mati.
Jika seseorang tanpa sakit atau cedera, oksigen 21% (dalam udara bebas) cukup untuk mendukung fungsi normal. Pada keadaan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat, untuk mengenali kondisi hipoksemia agar terapi oksigen sukses diberikan dibutuhkan ketrampilan untuk pengenalan dini hipoksemia. Pengenalan dini tersebut sering sulit dilakukan karena gambaran klinis sering tidak spesifik seperti perubahan status mental, dyspnoea, sianosis, takipnoea, aritmia, dan koma. Hiperventilasi akibat stimulasi kemoreseptor korotis baru akan terjadi jika PaO2 dibawah 5,3 kPa (40 mmHg) sedangkan vasodilatasi perifer sebagai konsekuensi dari hipotensi sistemik baru akan terjadi jika PaO2 dibawah 4 kPa (30 mmHg).
Kebutuhan terapi oksigen pasien ditentukan PaO2 dan atau SpO2 (diukur invasif / non-invasif) dengan atau adanya tanda klinis.
<em><span style="font-size:85%;">(AARC Clinical Practice Guidline: Oxygen therapy for adults in the acute care facility: 2002 revision and update. </span></em><a href="http://www.guidline.gov/"><em><span style="font-size:85%;">http://www.guidline.gov/</span></em></a><em><span style="font-size:78%;"><span style="font-size:85%;"> )</span>
</span></em>
<strong>Definisi:
</strong>Pemberian oksigen pada konsentrasi diatas kadar oksigen udara bebas untuk tujuan terapi atau mencegah gejala-gejala dan manifestasi dari hipoksia.
<span style="font-size:85%;"><em>(AARC Clinical Practice Guidline: Oxygen therapy for adults in the acute care facility: 2002 revision and update. </em></span><a href="http://www.guidline.gov/"><span style="font-size:85%;"><em>http://www.guidline.gov/</em></span></a><span style="font-size:85%;"><em> )</em>
</span>
<strong>Tujuan dan Indikasi:</strong>
Terapi O2 merupakan salah satu terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi.
<em>Tujuan umum</em> diberikan terapi oksigen adalah untuk:
- Mengatasi keadaan hipoksemia
- Menurunkan kerja pernafasan
- Menurunkan beban kerja otot jantung (miokard)
<em>Indikasi pemberian oksigen</em> yaitu pada kondisi kerusakan O2 jaringan yang diikuti gangguan metabolisme dan sebagai bentuk hipoksemia, secara umum terjadi pada:
- Kadar oksigen arteri (PaO2) rendah
- Kerja pernafasan (laju nafas-nafas dalam, bernafas dengan otot tambahan)
- Adanya peningkatan kerja otot jantung (miokard)
Adapun kondisi klinis yang mungkin memerlukan terapi oksigen adalah:
- Henti jantung paru. RJP hanya memberikan 25-33 % dari efektif sirkulasi. Pemberian oksigen konsentrasi tinggi memberikan survival yang lebih baik
- Gagal nafas, gagal jantung atau AMI
- Syok. Pada semua jenis syok jumlah oksigen darah menurun untuk sampai ke jaringan
- Meningkatnya kebutuhan O2 (lika bakar, infeksi berat, multiple trauma)
- Keracunan CO2
- Kehilangan darah
- Penyakit paru
- Hipoksemia (PaO2<7,8> 24 /min).
<span style="font-size:85%;"><em>(American Colege of Chest Physician and National Heart Lung and Blood Institute:N T Bateman and R M Leach. ABC of Oxygen: Acute oxygen terapy: Clinical Review. BMJ 1998; 317: 798-801)
</em></span>
<strong>Kontraindikasi
</strong>Tidak ada kontraindikasi spesifik pada terapi oksigen. <em><span style="font-size:85%;">(AARC Clinical Practice Guidline: Oxygen therapy for adults in the acute care facility: 2002 revision and update. </span></em><a href="http://www.guidline.gov/"><em><span style="font-size:85%;">http://www.guidline.gov/</span></em></a><em><span style="font-size:85%;"> )</span></em>
<strong>Hipoksemia</strong>
Hipoksia adalah ketidakcukupan suplai oksigen ke jaringan tubuh.
Hipoksemia adalah kekurangan O2 di darah (arteri). (PaO2 pasien dengan udara bebas).
<strong>Klasifikasi Hipoksemia
</strong><em>Hipoksemia ringan</em> adalah jika PaO2 antara 70-80 mmHg (pasien bernafas dengan udara bebas). Terapi O2 pada kondisi ini dengan:
è Nasal kanul / binasal mulai 2-3 lt/mnt, atau
è Masker 6 lt/mnt jika hipoksemia menuju ke sedang.
<em>Hipoksemia sedang</em> adalah jika PaO2 antara 50-70 mmHg (pasien bernafas dengan udara bebas). Terapi O2 pada kondisi ini dengan:
è Masker 8-12 lt/mnt, atau
è Ventimask 50-60 %
<em>Gagal nafas</em> adalah jika PaO2 <> 50 mmHg (pasien bernafas dengan udara bebas). Terapi O2 pada kondisi ini dengan:
è Intubasi kemudian dilanjutkan dengan pemasangan ventilasi mekanik, atau
è Pemberian resuscitator (ambubag 12-15 lt/mnt) selama tidak ada/ belum disiapkan atau pasien tidak toleransi terhadap ventilasi mekanik (ventilator)
<strong>Persyaratan dalam pemberian terapi oksigen</strong>:
Yang harus diperhatikan pada pemberian terapi oksigen pada pasien antara lain:
- Mengatur pemberian fraksi O2 (% FiO2) / jumlah liter per menit
- Mencegah terjadinya akumulasi kelebihan CO2 oleh karena salah metode
- Resistensi minimal untuk pernafasan (terutama pada kasus PPOK)
- Efesiensi & ekonomis dalam penggunaan O2
- Oksigen harus dapat diterima pasien
</p><p align="justify"><strong>Peralatan terapi oksigen:</strong>
Peralatan oksigen dapat berupa portable dan tidak portable (O2 sentral). Lingkungan dan peralatan oksigen harus aman oleh karena oksigen mudah terbakar. Sebagian besar terapi oksigen terdiri dari peralatan-peralatan sbb:
Tabung O2 (Oxygen cylinders)
Isi: 350 liter, 625 liter, 3000 liter, dll
Pressure regulator:
-flow meter
- regulator
Flowmeter terhubung regulator
Humidifier terhubung flow meter
Delivery sistem (metode pemberian)
</p><p align="justify"><strong>Metode Pemberian Oksigen
I. Sistem aliran rendah
</strong>Tehnik system aliran rendah diberikan untuk menambah konsentrasi udara ruangan. Tehnik ini menghasilkan FiO2 yang bervariasi tergantung pada tipe pernafasan dengan patokan volume tidal pasien. Pemberian O2 sistem aliran rendah ini ditujukan untuk klien yang memerlukan O2 tetapi masih mampu bernafas dengan pola pernafasan normal.
Membawa O2 100%. (fractional concentration of delivered oxygen [FDO2] =1.0) aliran O2 lebih rendah dari kecepatan aliran inspirasi pasien (O2 dicampur dengan udara bebas) sehingga konsentrasi O2 (FiO2) dapat lebih rendah atau lebih tinggi tergantung pada peralatan O2 spesifik yang digunakan dan kecepatan aliran inspirasi pasien. <em><span style="font-size:85%;">(Nasional Guidline Clearinghouse. GUIDE-LINE TITLE: Oxygen therapy for adults in the acute care facility: 2002 revision and update. http://www. Guidline.gov/)
</span></em>Oxygen delivery sistem yang termasuk dalam sistem aliran rendah antara lain adalah:</p><p align="justify"><strong><em>Kateter Nasal</em>
</strong>Aliran O2 1-6 lt/mnt menghasilkan oksigen dengan konsentrasi 24-44 % tergantung pola ventilasi pasien
- <em>Keuntungan</em>
Pemberian O2 stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap.
- <em>Kerugian</em>
Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 yang lebih dari 45%, tehnik memasuk kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi iritasi selaput lendir nasofaring, aliran dengan lebih dari 6 L/mnt dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, kateter mudah tersumbat.
- <em>Bahaya</em>:
Iritasi lambung, pengeringan mukosa hidung, kemungkinan distensi lambung, epistaksis.
</p><p align="justify"><strong><em>Kanula Nasal</em></strong>
Aliran O2 1-6 lt/mnt menghasilkan O2 dengan konsentrasi 24-44% tergantung pada pola ventilasi pasien.
- <em>Keuntungan</em>
Pemberian O2 stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, mudah memasukkan kanul disbanding kateter, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien dan nyaman.
- <em>Kerugian</em>
Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 lebih dari 44%, suplai O2 berkurang bila
klien bernafas lewat mulut, mudah lepas karena kedalam kanul hanya 1 cm,
mengiritasi selaput lendir.
- <em>Bahaya</em>:
Iritasi hidung, pengeringan mukosa hidung, nyeri sinus, epistaksis
<strong><em>Sungkup Muka Sederhana (masker semi rigid)
</em></strong>Aliran O2 5-8 lt/mnt menghasilkan O2 dengan konsentrasi 40 – 60 %
- <em>Keuntungan</em>
Konsentrasi O2 yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, system humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlobang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol.
- <em>Kerugian</em>
Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 kurang dari 40%, dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah.
- <em>Bahaya</em>:
Aspirasi bila muntah, penumpukan CO2 pada aliran O2 rendah, empisema subcutan kedalam jaringan mata pada aliran O2 tinggi dan nekrose, apabila sungkup muka dipasang terlalu ketat.
<strong><em>Sungkup muka ”Non Rebreathing”</em></strong> dengan kantong (reservoir) O2 / NRM
(antara reservoir dan masker terdapat katup)
Aliran O2 8-12 lt/mnt menghasilkan konsentrasi O2 90%
- <em>Keuntungan</em> :
Konsentrasi O2 yang diperoleh dapat mencapi 100%, tidak mengeringkan selaput lendir.
- <em>Kerugian</em>
Kantong O2 bisa terlipat.
- <em>Bahaya</em>:
Sama dengan sungkup ”rebreathing”
<em><strong>Sungkup muka ”Rebreathing”</strong></em> dengan kantong O2
(antara reservoir/ kantong dengan masker tanpa ada penghalag/ katup)
Aliran O2 8-12 lt/mnt menghasilkan konsentrasi O2 60-80%
- <em>Keuntungan</em>
Konsentrasi O2 lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir
- <em>Kerugian
</em>Tidak dapat memberikan O2 konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong O2 bisa terlipat.
- <em>Bahaya</em>:
Terjadi aspirasi bila muntah, empisema subcutan ke dalam jaringan mata pada aliran O2 tinggi dan nekrose, apabila sungkup muka dipasang terlalu ketat.
<strong>II. Sistem aliran tinggi
</strong>Suatu tehnik pemberian O2 dimana FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe pernafasan, sehingga dengan tehnik ini dapat menambahkan konsentrasi O2 yang lebihtepat dan teratur.
Pada sistem tinggi, aliran O2 lebih tinggi dari kecepatan aliran inspirasi pasien. Gas campuran yang masuk tubuh pasien sesuai yang diinginkan (diatur0. Yang termasuk dalam system ini antara lain Aerosol mask/ resuscitator, Venturi mask traceostomy collars, T-yube adapters, dan face tent.
(<em><span style="font-size:85%;color:#000000;">Nasional Guidline Clearinghouse. GUIDE-LINE TITLE: Oxygen therapy for adults in the acute care facility: 2002 revision and update. http://www. Guidline.gov/</span></em>)
<strong>Sungkup muka venturi (venturi mask)</strong>
Prinsip pemberian O2 dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur suplai O2 sehingga tercipta tekanan negatif, akibatnya udaraluar dapat diisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak
Aliran O2 4-14 lt/mnt menghasilkan konsentrasi O2 30-55%
- <em>Keuntungan </em>
Konsentrasi O2 yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap FiO2, suhu dan kelembaban gas dapat dikontrl serta tidak terjadi penumpukan CO2
- <em>Kerugian</em>
Kerugian system ini pada umumnya hampir sama dengan sungkup muka yang lain pada aliran rendah.
- <em>Bahaya</em>:
Terjadinya aspirasi bila muntah dan nekrosis karena pemasangan sungkup yang terlalu ketat
<em><strong>Sungkup muka aerosol</strong></em> (ambu bag / resuucitator)
Aliran lebih dari 12-15 lt/mnt menghasilkan konsentrasi O2 mendekati 100%
<em>Bahaya</em>:
Penumpukan air pada aspirasi bila muntah serta nekrosis karena pemasangan sungkup muka terlalu ketat.
Masing-masing Delivery sistem (metode pemberian) oksigen akan memberikan perkiraan konsentrasi O2 (FiO2) yang berbeda-beda ke tubuh pasien.
Tidak ada peralatan yang dapat memberi O2 sampai dengan 100% (termasuk ventilator), walaupun O2 dengan kecepatan > dari Peak Inspiratory Flow Rate (PIFR). Peralatan mampu memberikan O2 mendekati 100% adalah resuscitator dengan O2 12-15 lt/mnt
</p><p align="justify"><strong>Pemantauan Terapi O2
</strong>Selama terpasang oksigen pasien harus dipantau keefektifan terapi tersebut disamping juga memantau kemungkinan timbulnya bahaya dari terapi tersebut.
Pemantauan pasien dapat dilakukan dengan melihat:
Warna kulit pasien. Pada pemberian terapi O2 yang adekuat kulit akan berwarna pink, sedangkan jika masih hipoksemia kulit akan tampak pucat. Pada pemberian terapi oksigen yang berlebihan dapat menimbulkan warna merah membara di daerah mata, muka dan kemudian menjalar ke bahu (bawah).
Analisa Gas Darah (AGD) merupakan prosedur invasif dalam mengukur kadar oksigen darah dan asam basa tubuh.
Oksimetri untuk menilai SpO2, merupakan prosedur non-invasif yang dapat menilai kandungan O2 yang terikat Haemoglobin.
Keadaan umum pasien.
<strong>Bahaya Terapi O2</strong>
Pemberian O2 bukan hanya memberiakan efek terapi tetapi juga dapat menimbulkan efek merugikan, antara lain :
1. Kebakaran
O2 bukan zat pembakar tetapi O2 dapat memudahkan terjadinya kebakaran, oleh karena itu klein dengan terapi pemberian O2 harus menghindari : Merokok, membukan alat listrik dalam area sumber O2, menghindari penggunaan listrik tanpa “Ground”.
2. Depresi Ventilasi
Pemberian O2 yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan aliran yang tepat pada klien dengan retensi CO2 dapat menekan ventilasi
3. Keracunan O2
Dapat terjadi bila terapi O2 yang diberikan dengan konsentrasi tinggi dalam waktu relatif lama. Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti atelektasi dan kerusakan surfaktan. Akibatnya proses difusi di paru akan terganggu
Keracunan O2 dapat terjadi pada pemberian jangka lama dan berlebihan. Dapat dihindari dengan pemantauan AGD dan oksimetri. Keracunan oksigen dapat menyebabkan antara lain:
Nekrose CO2 (pemberian dengan FiO2 tinggi) pada pasien dependent on Hipoxic drive misal kronik bronchitis, depresi pernafasan berat dengan penurunan kesadaran. Jika terapi oksigen diyakini merusak CO2, terapi O2 diturunkan perlahan-lahan karena secara tiba-tiba sangat berbahaya.
Tixicitas paru, pada pemberian FiO2 tinggi )mekanisme secara pasti tidak diketahui). Terjadi penurunan secara progresif complience paru karena perdarahan interstisiil dan oedema intra alviolar.
Retrolental fibroplasias. Pemberian dengan FiO2 tinggi pada bayi premature pada bayi BB<1200gr.><span style="font-size:85%;">(Nasional Guidline Clearinghouse. GUIDE-LINE TITLE: Oxygen therapy for adults in the acute care facility: 2002 revision and update. http://www. Guidline.gov/)
</span></em>
<strong>Terapi Oksigen pada Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
</strong>Terapi oksigen pada kondisi akut
Pada pasien PPOK yang berusia >50 tahun, pemberian oksigen tanpa dilakukan pemeriksaan AGD tidak dianjurkan. Jika O2 diberikan dalam konsentrasi > 28% maka pemberiannya dengan alat (venturi mask) atau 2lt/mnt nasal prongs)
Terapi oksigen jangka lama (Long term oxygen therapy [LTOT])
Jika kadar PaO2 (darah arteri) <7,3><span style="font-size:85%;">(Use of Oxygen therapy in COPD (assessment etc) </span></em><a href="http://www.patient.co.uk/"><em><span style="font-size:85%;">http://www.patient.co.uk/</span></em></a><em><span style="font-size:85%;"> )
</span></em>Monitoring pemberian oksigen dilakukan dalam waktu 2 jam pemberian
Pada pasien PPOK eksaserbasi akut, O2 aliran tinggi menyebabkan aggravate acute hypercapnic respiratory failure dan lebih lanjut mempengaruhi prognosis. Awal pemberian O2 direkomendasikan dengan cara pemberian FiO2 tidak lebih dari 28%.
PPOK yang disertai hipoksemia berat SaO2<90%><span style="font-size:85%;"> (</span></em><a href="http://www.findarticles.com/"><em><span style="font-size:85%;">http://www.findarticles.com/</span></em></a><em><span style="font-size:85%;">)</span></em></p>Antom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/04656844902018438058noreply@blogger.com8