Saatnya Berbicara Tentang Politik,,,,,,,
Sejak kemerdekaan, Indonesia telah mengalami berkali-kali pergantian pemimpin dengan mengusung masa masing-masing mulai dari masa orde lama, orde baru, masa transisi dan sekarang ini dalam masa reformasi. Reformasi Indonesia yang mulai pecah sejak Mei 1998 hingga saat ini di tahun 2009 sudah melakukan pergantian pemimpin sebanyak 3 kali dan pada tahun ini merupakan tahun untuk pergantian pimpinan atau yang lebih dikenal dengan masa pemilu. Pemilu legislatif telah usai dan hasilnya kursi terbanyak dimenangkan oleh partai demokrat, disusul partai golkar, pdip, pks, pan, dst. Dan bulan depan adalah saat penentuan siapa yang akan berhak menduduki kursi orang nomor satu dan nomor dua di Indonesia. Marilah kita tengok sejenak apakah reformasi yang telah berlangsung selama ± 11 tahun, sudah menuai hasil sesuai dengan tujuan diawal? Kita lihat kembali bahwa tujuan dari reformasi yang menjadi mandat transisi demokrasi di Indonesia adalah terbentuknya organisasi negara yang bersandar pada pelembagaan demokrasi, terpenuhi dan terlindunginya hak asasi manusia (human rights) warga negaranya, tegaknya rule of law dan tetap terjaganya keamanan dan pembangunan ekonomi dalam rangka kemakmuran rakyat dan kerjasama yang baik antar Negara, apakah semua itu sudah tercapai selama kurun waktu 11 tahun ini? Kita semua pasti sudah tahu jawabannya. Apakah yang salah dari semua itu? Kita tidak dapat menyalahkan satu sama lainnya tanpa adanya bukti otentik yang bias mendasari semua itu. Memang memperbaiki sesuatu hal yang sudah rusak dalam waktu yang lama tidaklah semudah kita membalik telapak tangan hanya dengan hitungan kurang dari 1 detik. Namun semua itu adalah tidak mungkin untuk tidak bias menjadi lebih baik dan tercapai tujuannya jika dilakukan dengan kesadaran diri yang tinggi, kejujuran, kesabaran, motivasi, komitmen, loyalitas untuk kesuksesan dan kesejahteraan bangsa dan negara. Tidaklah asing jika disetiap pemilu kita mendengarkan sejuta kata janji baik yang diucapkan ataupun yang tertulis diselebaran ataupun spanduk parta-partai bahwa akan lebih meperhatikan rakyat, menyelesaikan tujuan reformasi,,bla,,bla,,,bla dst. Akan tetapi realitas setelah menduduki kursi hilang/ lenyap diterjang angin tanpa ada bekas satupun. Haruskah kita bertanya pada rumput yang bergoyang? Selain itu judgement tentang pemerintahan diri sendiri yang telah berjalan banyak berbuah kemajuan juga terlontar ke telinga kita semua. Mungkin perbaikan dan kemajuan itu ada tapi kita toleh ke sebelah kita apakah indicator negara mulai mengalami perbaikan menjadi maju itu telah terpenuhi, misalkan kesejahteraan masyarakat, apakah angka kemiskinan kita mulai berkurang? Justru menurut Laporan Bank Dunia tahun 2006 menyatakan kemiskinan bertambah mencapai 49 persen (108 juta) dari rakyat Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi 5,5 %. Sementara laju inflasi pada akhir Desember 2006 dilaporkan mencapai 1, 21 % yang ditandai dengan kenaikan harga sembako antara lain seperti beras medium naik 75 % (dari Rp. 2.851 per kg menjadi Rp 5000 per kg), gula pasir naik 65 % (dari Rp 4.240 menjadi Rp. 7000), tepung terigu naik 31 % (dari Rp 3.659 menjadi Rp. 4.800) dan minyak goreng naik 48 % (dari Rp. 5.178 menjadi Rp 7.500). Akumulasi data di media massa setidak-tidaknya menyatakan bahwa reformasi telah meningkatkan utang Negara, penguasaan asing atas asset-asset nasional dan menurunkan porsi APBN yang dialokasikan untuk rakyat karena porsi pembayaran utang Negara atau porsi pembiayaan penyelenggaraan Negara (birokrasi pemerintah, DPR/ DPRD dan lembaga-lembaga baru Negara yang menjamur) meningkat tajam. Intinya, perekonomian dalam masa 9 Tahun reformasi masih rentan terhadap unsur ketidakpastian, baik akibat pengaruh ketidakstabilan politik maupun keamanan. Kemudian klo dikatakan rakyat sejahtera apakah semua itu benar apa adanya? …… mari kita lihat menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memproyeksikan angka pengangguran pada 2009 ini naik menjadi 9% dari angka pengangguran 2008 sebesar 8,5%. Kenaikan angka pengangguran ini disebabkan semakin merosotnya sumbangan sektor tradable dari 34,9% pada kuartal II 2007 kemudian turun menjadi 26,6% pada kuartal II 2008. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penganggur pada Februari 2008 telah tercatat sebesar 9,43 juta orang. Sementara jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2008 mencapai 111,48 juta orang. Dan jumlah penduduk yang bekerja di pada Februari 2008 sebanyak 102,05 juta orang. Apakah itu semua yang dikatakan mengalami kemajuan? Berita yang belum lama muncul mengenai kekayaan para pejabat yang akan mencalonkan menjadi capres&cawapres menyatakan bahwa tampak adanya peningkatan yang nyata setelah menduduki jabatan tersebut. Sungguh ironis disaat banyak warga negara yang kesusahan mencari pekerjaan dan PHk yang terus bergulir akibat krisis global justru para pejabat menuai peningkatan kekayaan. Apa yang sebenarnya terjadi, apakah motivasi dan mabisi orang menduduki jabatan dan kursi tertentu hanya semata cara untuk menumpuk kekayaan? Toh nyatanya,,,,banyak para aktivis yang dulunya semangatnya berkobar untuk berjuang atas nama rakyat setelah mendapat jabatan hilanglah sudah semangat itu, mana pemikiran kritis yang sebelumnya ada? Apakah semua itu (critical thingking) hanya sebagai cara untuk bias tenar dan mendapat jabatan? Marilah bersama-sama kita melihat dan renungkan kepemimpinan Rosulullah dan para sahabat, apakah mereka semakin menambah kekayaan saat mereka memimpin umat? Kita rasa tidak, justru mereka mengorbankan kekayaan mereka untuk kesejahteraan umat. Bahkan dalam riwayat yang ada, saat Rosulullah meninggal apa yang beliau tinggalkan dan diwariskan kepada putrinya dan umatnya,,,justru bukan kekayaan karena beliau tidak meiliki apa-apa. Selain itu para sahabat saat terpilih menjadi khalifah pun mereka dengan sungguh2 mempertaruhkan segalanya untuk kejayaan umat dan agamanya. Oleh karena itu apakah calon-calon pemimpin yang ada saat ini benar-benar akan berjuang untuk kesejahteraan rakyat, bangsa dan negara serta yang berjalan dalam koridor tuntunan agama? Tentulah kita harus benar2 jeli dalam memilih calon pemimpin. Kita harus memilih yang terbaik diantara yang baik. Jangan sampai negara ini semakin terpuruk dan kita sebagai masyarakat jangan sampai terbohongi secara public dengan termakan iklan janji-janji yang keluar dari mulut yang suatu saat bisa saja berubah karena lidah itu tak bertulang……….kita tahu sendiri bahwa sifat manusia setelah mendapatkan apa yang didapatkannya dan dalam kesenangan mereka akan lupa bagaimana cara dia memperoleh semua itu dan akan lupa dengan jani yang telah diucapkannya,,,,,
Rujukan: "Lupakan Reformasi,,,refleksi buruk birokrasi masa depan Indonesia" in url: http://advokatku.blogspot.com/2007/06/lupakan-reformasi-refleksi-buruk.html
"Satu Dekade Pasca Krisis, Perlu Kembalikan Tujuan Reformasi Ekonomi" in url: http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=1177 "Arah Reformasi dan Tujuan Transisi Demokrasi" in url: http://bugiakso.com/index.php?option=com_content&view=article&id=103:arah-reformasi-dan-tujuan-transisi-demokrasi&catid=49:reformasi&Itemid=76 "Data Kemiskinan Dan Pengangguran Tahun 2009" in url: http://teguhimanprasetya.wordpress.com/2009/03/04/tahun-2009-angka-kemiskinan-dan-penganguran http://www.bps.go.id
Arah Reformasi dan Tujuan Transisi Demokrasi" in url: http://bugiakso.com/index.php?option=com_content&view=article&id=103:arah-reformasi-dan-tujuan-transisi-demokrasi&catid=49:reformasi&Itemid=76 "Data Kemiskinan Dan Pengangguran Tahun 2009" in url: http://teguhimanprasetya.wordpress.com/2009/03/04/tahun-2009-angka-kemiskinan-dan-penganguran